JEMBER, RADARJEMBER.ID – Siang itu, pelajar SMA Katolik (SMAK) Santo Paulus berbaris rapi ketika hendak pulang. Mereka secara sadar dan tanpa instruksi mencuci tangan sebelum berjalan keluar melewati pintu gerbang. Begitulah suasana pembelajaran terbatas yang berlangsung di SMAK Santo Paulus, sebagai uji coba untuk melangsungkan pembelajaran tatap muka (PTM).
Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya pelajar tingkat SMA bisa masuk sekolah lagi. Simulasi tersebut bakal disusul dengan kebijakan PTM yang akan dimulai Senin, pekan depan. Ini setelah Cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) Jawa Timur Wilayah Jember mengantongi izin melakukan PTM dari Satgas Covid-19 Pemkab Jember.
Kepala Cabdindik Wilayah Jember Mahrus Syamsul mengungkapkan, pihaknya telah melakukan kesepakatan untuk melangsungkan PTM, Senin depan. Sebelumnya, Cabdin Pendidikan sudah melakukan uji coba terhadap tiga sekolah. Yakni SMA 1 Jember, SMA Katolik Santo Paulus, dan SMK Negeri 5 Jember. “Tiga sekolah yang sudah dijadikan uji coba ini nanti akan dievaluasi sebagai upaya penyempurnaan,” ungkap Mahrus, kemarin (23/4).
Secara teknis, Mahrus menuturkan, skema yang diberlakukan tidak jauh berbeda dengan sistem yang berlaku pada jenjang SD dan SMP. Seperti menerapkan protokol kesehatan (prokes), serta ada pembatasan jam belajar. “Senin kemarin SMP. Senin depan ini tingkat SMA. Termasuk dengan sekolah-sekolah di pinggiran,” bebernya.
Sementara itu, Ketua Pengawas Cabdindik Wilayah Jember Bambang Irianto menjelaskan, persiapan untuk PTM sudah dilakukan sejak Juli 2020 lalu. Yakni mempersiapkan satgas Covid-19 di setiap sekolah. Serta persiapan anggaran untuk memenuhi prokes. “Over all, semua sudah siap. Kami tinggal tancap gas untuk PTM,” terang Bambang ketika ditemui di SMAK Santo Paulus.
Adapun bagi beberapa wali murid yang tidak menghendaki adanya PTM, anak mereka diizinkan untuk mengikuti pembelajaran daring di rumahnya. Mahrus mengungkapkan bahwa ada beberapa wali murid yang masih belum memberikan izin penuh kepada anaknya untuk mengikuti PTM. Salah satunya karena anaknya sakit. “Orang tua yang tidak setuju putranya masuk, disilakan belajar di rumah,” pungkas Mahrus.
Jurnalis : Dian Cahyani
Fotografer : Dian Cahyani
Redaktur : Mahrus Sholih