29.4 C
Jember
Wednesday, 22 March 2023

Vaksinasi Guru PAUD Belum Rampung

Padahal PTM Berlangsung Sebentar Lagi

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Hingga kini, vaksinasi terhadap tenaga pendidik masih belum tuntas. Khususnya bagi guru di jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD). Bahkan, sebagian dari mereka belum melakukan vaksinasi tahap pertama. Kendati begitu, pemerintah daerah telah merencanakan pembelajaran tatap muka (PTM) jenjang PAUD akan berlangsung pada tahun ajaran baru mendatang, atau tak sampai sebulan lagi.

Kepala Bidang PAUD Dinas Pendidikan (Dispendik) Jember Supriyono mengungkapkan, hingga saat ini masih ada 20 persen guru PAUD yang belum mendapatkan vaksin. Sebagian besarnya, atau sekitar 80 persen, sudah mendapatkan. Untuk yang belum, akan disusulkan secara bertahap di masing-masing puskesmas. Penerimanya sesuai dengan hasil pendataan yang telah diberikan pada Dinas Kesehatan. “Tinggal 20 persen yang belum vaksinasi,” kata Supriyono.

Salah satu guru PAUD di Ambulu, Alun Niati mengakui, hingga kemarin guru PAUD di sekolahnya belum mendapatkan vaksin semua. Seyogianya, kata dia, guru di lembaganya sudah rampung menerima vaksinasi. Namun, ketika penjadwalan vaksinasi kedua, beberapa waktu lalu, tenaga pendidik di sekolahnya berhalangan hadir. “Cuma di sekolahku yang belum ada vaksin lagi. Karena dulu ada panggilan vaksin, tapi tidak bisa datang dan sampai sekarang belum ada panggilan lagi,” ungkap Ulun.

Mobile_AP_Rectangle 2

Nailis, guru PAUD lainnya dari Kecamatan Puger, mengungkapkan, di sekolahnya vaksinasi telah berjalan, tapi belum merata. Hanya sebagian. Sebab, kala itu, ada beberapa guru yang tidak bisa hadir karena jadwal vaksinasi bentrok dengan kepentingan pribadi. Di luar itu, juga ada yang memang meragukan program vaksinasi tersebut.

Mengenai hal itu, Supriyono tidak memungkiri bahwa masih ada tenaga pendidik yang meragukan vaksinasi. Namun, pihaknya terus menyosialisasikan pentingnya vaksinasi sebagai upaya untuk melindungi diri. Dengan begitu, ketika melakukan PTM pada tahun ajaran baru nanti, para guru lebih terjamin keamanannya dan terhindar dari paparan Covid-19.

Supriyono menambahkan, pemerintah menargetkan pada saat ajaran baru dimulai nanti, semua tenaga pendidik sudah rampung mengikuti program vaksinasi. Sehingga pembelajaran dapat dimulai dengan tenang tanpa khawatir akan potensi penyebaran Covid-19. Meski demikian, dalam prosesnya nanti tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes). “PTM PAUD akan dimulai tahun ajaran baru nanti,” ujarnya.

 

Curi Start

Kendati pemerintah daerah menargetkan PTM PAUD berlangsung pada tahun ajaran baru, tapi ada beberapa sekolah yang sudah mencuri start terlebih dahulu. Mereka menggelar pembelajaran di sekolah karena belajar daring banyak hambatan bagi anak usia PAUD. Terlebih, jika wali murid tidak telaten mendampingi anak-anak mereka.

Ulun Niati, guru PAUD di Yayasan Al Muta’allimin Ambulu, menjabarkan, selama ini efektivitas pembelajaran daring di sekolahnya terhambat. Apalagi ketika wali murid tidak melakukan pendampingan khusus kepada anak. Selain karena urusan pekerjaan, kendala lain wali murid biasanya lantaran tidak ada ponsel dan ada yang masih gagap teknologi alias gaptek. Padahal, kata dia, pembelajaran anak PAUD bukan bersifat instruktif. Namun, lebih banyak dilakukan dengan pendampingan.

Alternatifnya, pihak sekolah tetap memberlakukan pertemuan dengan siswa. Pertemuan itu berlangsung selama empat hari dalam sepekan. Setiap pertemuan durasinya hanya dua jam pelajaran. Dalam pertemuan tersebut, pembelajaran yang wajib dilakukan adalah setoran hafalan sesuai dengan kurikulum yang dianut yayasan. “Sejak awal kami sudah melakukan tatap muka. Cuma bedanya, di semeter awal tatap muka dilakukan di rumah guru-guru. Dan semester sekarang ini berlangsung di sekolah, tapi jumlah harinya dikurangi,” bebernya.

Sebelum sekolahnya memutuskan melakukan PTM, banyak orang tua yang komplain dan mengusulkan agar segera melakukan PTM. Lantaran masih memerlukan izin dan pertimbangan, orang tua memilih memasukkan anak mereka ke lembaga kursus. “Ada sebagian orang tua yang mengeleskan anak-anaknya ke mahasiswa di sekitar rumahnya. Pokok diajari biar tidak ketinggalan,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Dian Cahyani
Fotografer : Dokumentasi Radar Jember
Redaktur : Mahrus Sholih

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Hingga kini, vaksinasi terhadap tenaga pendidik masih belum tuntas. Khususnya bagi guru di jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD). Bahkan, sebagian dari mereka belum melakukan vaksinasi tahap pertama. Kendati begitu, pemerintah daerah telah merencanakan pembelajaran tatap muka (PTM) jenjang PAUD akan berlangsung pada tahun ajaran baru mendatang, atau tak sampai sebulan lagi.

Kepala Bidang PAUD Dinas Pendidikan (Dispendik) Jember Supriyono mengungkapkan, hingga saat ini masih ada 20 persen guru PAUD yang belum mendapatkan vaksin. Sebagian besarnya, atau sekitar 80 persen, sudah mendapatkan. Untuk yang belum, akan disusulkan secara bertahap di masing-masing puskesmas. Penerimanya sesuai dengan hasil pendataan yang telah diberikan pada Dinas Kesehatan. “Tinggal 20 persen yang belum vaksinasi,” kata Supriyono.

Salah satu guru PAUD di Ambulu, Alun Niati mengakui, hingga kemarin guru PAUD di sekolahnya belum mendapatkan vaksin semua. Seyogianya, kata dia, guru di lembaganya sudah rampung menerima vaksinasi. Namun, ketika penjadwalan vaksinasi kedua, beberapa waktu lalu, tenaga pendidik di sekolahnya berhalangan hadir. “Cuma di sekolahku yang belum ada vaksin lagi. Karena dulu ada panggilan vaksin, tapi tidak bisa datang dan sampai sekarang belum ada panggilan lagi,” ungkap Ulun.

Nailis, guru PAUD lainnya dari Kecamatan Puger, mengungkapkan, di sekolahnya vaksinasi telah berjalan, tapi belum merata. Hanya sebagian. Sebab, kala itu, ada beberapa guru yang tidak bisa hadir karena jadwal vaksinasi bentrok dengan kepentingan pribadi. Di luar itu, juga ada yang memang meragukan program vaksinasi tersebut.

Mengenai hal itu, Supriyono tidak memungkiri bahwa masih ada tenaga pendidik yang meragukan vaksinasi. Namun, pihaknya terus menyosialisasikan pentingnya vaksinasi sebagai upaya untuk melindungi diri. Dengan begitu, ketika melakukan PTM pada tahun ajaran baru nanti, para guru lebih terjamin keamanannya dan terhindar dari paparan Covid-19.

Supriyono menambahkan, pemerintah menargetkan pada saat ajaran baru dimulai nanti, semua tenaga pendidik sudah rampung mengikuti program vaksinasi. Sehingga pembelajaran dapat dimulai dengan tenang tanpa khawatir akan potensi penyebaran Covid-19. Meski demikian, dalam prosesnya nanti tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes). “PTM PAUD akan dimulai tahun ajaran baru nanti,” ujarnya.

 

Curi Start

Kendati pemerintah daerah menargetkan PTM PAUD berlangsung pada tahun ajaran baru, tapi ada beberapa sekolah yang sudah mencuri start terlebih dahulu. Mereka menggelar pembelajaran di sekolah karena belajar daring banyak hambatan bagi anak usia PAUD. Terlebih, jika wali murid tidak telaten mendampingi anak-anak mereka.

Ulun Niati, guru PAUD di Yayasan Al Muta’allimin Ambulu, menjabarkan, selama ini efektivitas pembelajaran daring di sekolahnya terhambat. Apalagi ketika wali murid tidak melakukan pendampingan khusus kepada anak. Selain karena urusan pekerjaan, kendala lain wali murid biasanya lantaran tidak ada ponsel dan ada yang masih gagap teknologi alias gaptek. Padahal, kata dia, pembelajaran anak PAUD bukan bersifat instruktif. Namun, lebih banyak dilakukan dengan pendampingan.

Alternatifnya, pihak sekolah tetap memberlakukan pertemuan dengan siswa. Pertemuan itu berlangsung selama empat hari dalam sepekan. Setiap pertemuan durasinya hanya dua jam pelajaran. Dalam pertemuan tersebut, pembelajaran yang wajib dilakukan adalah setoran hafalan sesuai dengan kurikulum yang dianut yayasan. “Sejak awal kami sudah melakukan tatap muka. Cuma bedanya, di semeter awal tatap muka dilakukan di rumah guru-guru. Dan semester sekarang ini berlangsung di sekolah, tapi jumlah harinya dikurangi,” bebernya.

Sebelum sekolahnya memutuskan melakukan PTM, banyak orang tua yang komplain dan mengusulkan agar segera melakukan PTM. Lantaran masih memerlukan izin dan pertimbangan, orang tua memilih memasukkan anak mereka ke lembaga kursus. “Ada sebagian orang tua yang mengeleskan anak-anaknya ke mahasiswa di sekitar rumahnya. Pokok diajari biar tidak ketinggalan,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Dian Cahyani
Fotografer : Dokumentasi Radar Jember
Redaktur : Mahrus Sholih

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Hingga kini, vaksinasi terhadap tenaga pendidik masih belum tuntas. Khususnya bagi guru di jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD). Bahkan, sebagian dari mereka belum melakukan vaksinasi tahap pertama. Kendati begitu, pemerintah daerah telah merencanakan pembelajaran tatap muka (PTM) jenjang PAUD akan berlangsung pada tahun ajaran baru mendatang, atau tak sampai sebulan lagi.

Kepala Bidang PAUD Dinas Pendidikan (Dispendik) Jember Supriyono mengungkapkan, hingga saat ini masih ada 20 persen guru PAUD yang belum mendapatkan vaksin. Sebagian besarnya, atau sekitar 80 persen, sudah mendapatkan. Untuk yang belum, akan disusulkan secara bertahap di masing-masing puskesmas. Penerimanya sesuai dengan hasil pendataan yang telah diberikan pada Dinas Kesehatan. “Tinggal 20 persen yang belum vaksinasi,” kata Supriyono.

Salah satu guru PAUD di Ambulu, Alun Niati mengakui, hingga kemarin guru PAUD di sekolahnya belum mendapatkan vaksin semua. Seyogianya, kata dia, guru di lembaganya sudah rampung menerima vaksinasi. Namun, ketika penjadwalan vaksinasi kedua, beberapa waktu lalu, tenaga pendidik di sekolahnya berhalangan hadir. “Cuma di sekolahku yang belum ada vaksin lagi. Karena dulu ada panggilan vaksin, tapi tidak bisa datang dan sampai sekarang belum ada panggilan lagi,” ungkap Ulun.

Nailis, guru PAUD lainnya dari Kecamatan Puger, mengungkapkan, di sekolahnya vaksinasi telah berjalan, tapi belum merata. Hanya sebagian. Sebab, kala itu, ada beberapa guru yang tidak bisa hadir karena jadwal vaksinasi bentrok dengan kepentingan pribadi. Di luar itu, juga ada yang memang meragukan program vaksinasi tersebut.

Mengenai hal itu, Supriyono tidak memungkiri bahwa masih ada tenaga pendidik yang meragukan vaksinasi. Namun, pihaknya terus menyosialisasikan pentingnya vaksinasi sebagai upaya untuk melindungi diri. Dengan begitu, ketika melakukan PTM pada tahun ajaran baru nanti, para guru lebih terjamin keamanannya dan terhindar dari paparan Covid-19.

Supriyono menambahkan, pemerintah menargetkan pada saat ajaran baru dimulai nanti, semua tenaga pendidik sudah rampung mengikuti program vaksinasi. Sehingga pembelajaran dapat dimulai dengan tenang tanpa khawatir akan potensi penyebaran Covid-19. Meski demikian, dalam prosesnya nanti tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes). “PTM PAUD akan dimulai tahun ajaran baru nanti,” ujarnya.

 

Curi Start

Kendati pemerintah daerah menargetkan PTM PAUD berlangsung pada tahun ajaran baru, tapi ada beberapa sekolah yang sudah mencuri start terlebih dahulu. Mereka menggelar pembelajaran di sekolah karena belajar daring banyak hambatan bagi anak usia PAUD. Terlebih, jika wali murid tidak telaten mendampingi anak-anak mereka.

Ulun Niati, guru PAUD di Yayasan Al Muta’allimin Ambulu, menjabarkan, selama ini efektivitas pembelajaran daring di sekolahnya terhambat. Apalagi ketika wali murid tidak melakukan pendampingan khusus kepada anak. Selain karena urusan pekerjaan, kendala lain wali murid biasanya lantaran tidak ada ponsel dan ada yang masih gagap teknologi alias gaptek. Padahal, kata dia, pembelajaran anak PAUD bukan bersifat instruktif. Namun, lebih banyak dilakukan dengan pendampingan.

Alternatifnya, pihak sekolah tetap memberlakukan pertemuan dengan siswa. Pertemuan itu berlangsung selama empat hari dalam sepekan. Setiap pertemuan durasinya hanya dua jam pelajaran. Dalam pertemuan tersebut, pembelajaran yang wajib dilakukan adalah setoran hafalan sesuai dengan kurikulum yang dianut yayasan. “Sejak awal kami sudah melakukan tatap muka. Cuma bedanya, di semeter awal tatap muka dilakukan di rumah guru-guru. Dan semester sekarang ini berlangsung di sekolah, tapi jumlah harinya dikurangi,” bebernya.

Sebelum sekolahnya memutuskan melakukan PTM, banyak orang tua yang komplain dan mengusulkan agar segera melakukan PTM. Lantaran masih memerlukan izin dan pertimbangan, orang tua memilih memasukkan anak mereka ke lembaga kursus. “Ada sebagian orang tua yang mengeleskan anak-anaknya ke mahasiswa di sekitar rumahnya. Pokok diajari biar tidak ketinggalan,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Dian Cahyani
Fotografer : Dokumentasi Radar Jember
Redaktur : Mahrus Sholih

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca