JEMBER, RADARJEMBER.ID – Para penghafal Alquran di Ponpes Ibnu Katsir, Jember, menjadi penghias masjid ke masjid yang berada di tengah masyarakat pada momen Ramadan. Mereka diminta menjadi imam di beberapa masjid sampai bulan suci Ramadan usai. Hal ini menjadi program khusus Ponpes Ibnu Katsir.
Baca Juga : Menkes Akan Mewajibkan Vaksin Kanker Serviks
Selain kegiatan salat Tarawih dan tadarus bersama yang menjadi agenda wajib pesantren setiap Ramadan, pada pesantren yang berada di Jalan Mangga, Patrang, ini terdapat kegiatan yang jarang dimiliki oleh pesantren lain. Para santri penghafal Alquran ini mendapat banyak panggilan dari masjid-masjid untuk menjadi imam selama Ramadan.
“Dengan hafalan Alquran mereka, banyak takmir masjid yang mengundang selama satu bulan penuh untuk menjadi imam salat,” jelas Abu Hasanuddin, Ketua Yayasan PP Ibnu Katsir Patrang, Jember. Terutama di masjid-masjid daerah perkotaan. “Bahkan sampai ke Jakarta, santri Ibnu Katsir Jember sudah tak asing lagi dan kerap diminati jadi imam salat,” katanya.
Pihaknya juga mengatakan, di samping belajar Alquran. Juga terdapat kegiatan belajar kitab kuning bagi santri. “Metode ajar kami menggunakan Al Miftah Sidogiri untuk nahwu-nya, pengajiannya biasanya dua hari sekali,” imbuhnya.
Berkaitan dengan itu, agenda rutin pesantren ini juga berdampak sosial. Salah satunya santunan anak yatim dan kaum duafa di bulan Ramadan. “Setiap tahun kami melakukan santunan untuk semua masyarakat duafa dan yatim. Biasanya Lebaran kurang seminggu kami sudah distribusi,” tuturnya kepada Jawa Pos Radar Jember.
Salah satu santri tahfiz, Muhammad Afif Zain, membenarkan tentang rentetan kegiatan pesantren Ibnu Katsir Jember selama bulan Ramadan. Menurutnya, kehadiran ke masjid masyarakat ketika diminta menjadi imam adalah salah satu pengabdian. Afif bersama temannya pada siang itu juga tengah murajaah hafalannya di masjid. (mg4/c2/dwi)