Mobile_AP_Rectangle 1
Adi Faizin/Radar Jember
LESTARIKAN BAHASA NASIONAL: Amir Mahmud, peneliti madya bidang Bahasa dan Sastra, Balai Bahasa Jawa Timur
RADARJEMBER.ID: Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar oleh media massa, masih menjadi sorotan. Masih banyak media massa yang sering salah dalam penulisan bahasa Indonesia di dalam berita yang dihasilkannya. Kondisi ini bisa menjadi gambaran, bahwa bahasa Indonesia belum bisa bermartabat di negerinya sendiri.
Demikian Amir Mahmud, peneliti madya bidang Bahasa dan Sastra, Balai Bahasa Jawa Timur di sela-sela acara penyuluhan bahasa Indonesia bagi Media Massa yang digelar di kampus IAIN Jember (20/4). Sebagai perwujudan dari fungsi edukasinya, dia berharao pers berperan dalam melestarikan bahasa Indonesia yang baik dan benar, melalui setiap pemberitannya.
Mobile_AP_Rectangle 2
“Yang paling sering adalah penggunaan bahasa asing. Jika sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia, ya sebaiknya menggunakan yang sudah ada. Kalau memang belum, ya harus di tulis dengan miring,” tutur Amir Mahmud.
Dia berharap, pers juga ikut ambil peran aktif untuk ikut membantu agar bahasa Indonesia bermartabat di negerinya sendiri. “Yang sering, wartawan salah membedakan permukiman dan pemukiman,” lanjut Amir.
Sebagai upaya untuk memacu penggunaan bahasa dengan benar, Balai Bahasa setiap tahunnya rutin melakukan penilaian terhadap media terkait kedisiplinannya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
“Disaring menjadi 10 besar yang terbaik. Salah satunya adalah Jawa Pos yang masuk 5 besar sebagai media dengan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik. Beberapa koran Radar di bawahnya juga saya kira relatif baik,” tutur Amir.
Reporter: Faizin Adi
Editor: MS Rasyid
- Advertisement -
Adi Faizin/Radar Jember
LESTARIKAN BAHASA NASIONAL: Amir Mahmud, peneliti madya bidang Bahasa dan Sastra, Balai Bahasa Jawa Timur
RADARJEMBER.ID: Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar oleh media massa, masih menjadi sorotan. Masih banyak media massa yang sering salah dalam penulisan bahasa Indonesia di dalam berita yang dihasilkannya. Kondisi ini bisa menjadi gambaran, bahwa bahasa Indonesia belum bisa bermartabat di negerinya sendiri.
Demikian Amir Mahmud, peneliti madya bidang Bahasa dan Sastra, Balai Bahasa Jawa Timur di sela-sela acara penyuluhan bahasa Indonesia bagi Media Massa yang digelar di kampus IAIN Jember (20/4). Sebagai perwujudan dari fungsi edukasinya, dia berharao pers berperan dalam melestarikan bahasa Indonesia yang baik dan benar, melalui setiap pemberitannya.
“Yang paling sering adalah penggunaan bahasa asing. Jika sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia, ya sebaiknya menggunakan yang sudah ada. Kalau memang belum, ya harus di tulis dengan miring,” tutur Amir Mahmud.
Dia berharap, pers juga ikut ambil peran aktif untuk ikut membantu agar bahasa Indonesia bermartabat di negerinya sendiri. “Yang sering, wartawan salah membedakan permukiman dan pemukiman,” lanjut Amir.
Sebagai upaya untuk memacu penggunaan bahasa dengan benar, Balai Bahasa setiap tahunnya rutin melakukan penilaian terhadap media terkait kedisiplinannya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
“Disaring menjadi 10 besar yang terbaik. Salah satunya adalah Jawa Pos yang masuk 5 besar sebagai media dengan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik. Beberapa koran Radar di bawahnya juga saya kira relatif baik,” tutur Amir.
Reporter: Faizin Adi
Editor: MS Rasyid
Adi Faizin/Radar Jember
LESTARIKAN BAHASA NASIONAL: Amir Mahmud, peneliti madya bidang Bahasa dan Sastra, Balai Bahasa Jawa Timur
RADARJEMBER.ID: Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar oleh media massa, masih menjadi sorotan. Masih banyak media massa yang sering salah dalam penulisan bahasa Indonesia di dalam berita yang dihasilkannya. Kondisi ini bisa menjadi gambaran, bahwa bahasa Indonesia belum bisa bermartabat di negerinya sendiri.
Demikian Amir Mahmud, peneliti madya bidang Bahasa dan Sastra, Balai Bahasa Jawa Timur di sela-sela acara penyuluhan bahasa Indonesia bagi Media Massa yang digelar di kampus IAIN Jember (20/4). Sebagai perwujudan dari fungsi edukasinya, dia berharao pers berperan dalam melestarikan bahasa Indonesia yang baik dan benar, melalui setiap pemberitannya.
“Yang paling sering adalah penggunaan bahasa asing. Jika sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia, ya sebaiknya menggunakan yang sudah ada. Kalau memang belum, ya harus di tulis dengan miring,” tutur Amir Mahmud.
Dia berharap, pers juga ikut ambil peran aktif untuk ikut membantu agar bahasa Indonesia bermartabat di negerinya sendiri. “Yang sering, wartawan salah membedakan permukiman dan pemukiman,” lanjut Amir.
Sebagai upaya untuk memacu penggunaan bahasa dengan benar, Balai Bahasa setiap tahunnya rutin melakukan penilaian terhadap media terkait kedisiplinannya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
“Disaring menjadi 10 besar yang terbaik. Salah satunya adalah Jawa Pos yang masuk 5 besar sebagai media dengan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik. Beberapa koran Radar di bawahnya juga saya kira relatif baik,” tutur Amir.
Reporter: Faizin Adi
Editor: MS Rasyid