31.4 C
Jember
Thursday, 30 March 2023

Implementasi Iptek Sub Sektor Perkebunan untuk Mendukung Devisa dan Ketahanan Energi Negara

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER. ID – Hidup di era Industri 4. 0 mendorong manusia untuk melek teknologi dan infomasi terbaru. Tujuannya, mempersiapkan menuju Indonesia 2045, tentunya perlu digencarkan pengembangan energi terbarukan.

Halim ST MM, Sekretaris Dirjen Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM yang menjadi pembicara utama dalam Seminar Nasional Implementasi IPTEK Sub Sektor Perkebunan Pendukung Devisa Negara dan Ketahanan Energi Indonesia, Rabu (18/9)  mengungkapkan, perlu adanya dorongan untuk penggunaan energi yang terbarukan kepada masyarakat menuju Indonesia 2045.

Selain Halim, Seminar yang itu juga dihadiri tiga narasumber antara lain Ir Karyadi MM, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur (Jatim), Dr. Ir. Tatang Hernas Soerawidjadja, Direktur Operasional PTP X Jatim, Paulus Tjakrawan, Kepala Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI).

Mobile_AP_Rectangle 2

Berdasarkan data, Jika dilihat pertumbuhan dari kontributor utama energi baru terbarukan dalam 10 tahun terakhir. Pertumbuhan tahunan biofuel mencapai 85%. Hal ini tentu dapat menjadi peluang terbesar bagi energi baru terbarukan untuk dapat mencapai target bauran pada tahun 2025 dan 2050.”Indonesia beralih dari pola pertumbuhan yang digerakkan oleh sumber daya serta bergantung pada modal dan tenaga kerja, menjadi pola pertumbuhan yang berbasis produktivitas tinggi serta inovasi,” ungkapnya.

Sementara itu, Triono Bambang Irawan, Kepala Pusat Inkubator Bisnis dan Kewirausahaan (PIBKWU) Politeknik Negeri Jember (Polije) yang sekaligus panitia acara seminar, berharap akan meningkatnya inovasi-inovasi baru terkait energi terbarukan. “Jember menjadi salah satu Kabupaten dengan sektor perkebunan tembakaunya bisa ikut membantu peningkatan devisa negara,” harapnya.

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER. ID – Hidup di era Industri 4. 0 mendorong manusia untuk melek teknologi dan infomasi terbaru. Tujuannya, mempersiapkan menuju Indonesia 2045, tentunya perlu digencarkan pengembangan energi terbarukan.

Halim ST MM, Sekretaris Dirjen Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM yang menjadi pembicara utama dalam Seminar Nasional Implementasi IPTEK Sub Sektor Perkebunan Pendukung Devisa Negara dan Ketahanan Energi Indonesia, Rabu (18/9)  mengungkapkan, perlu adanya dorongan untuk penggunaan energi yang terbarukan kepada masyarakat menuju Indonesia 2045.

Selain Halim, Seminar yang itu juga dihadiri tiga narasumber antara lain Ir Karyadi MM, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur (Jatim), Dr. Ir. Tatang Hernas Soerawidjadja, Direktur Operasional PTP X Jatim, Paulus Tjakrawan, Kepala Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI).

Berdasarkan data, Jika dilihat pertumbuhan dari kontributor utama energi baru terbarukan dalam 10 tahun terakhir. Pertumbuhan tahunan biofuel mencapai 85%. Hal ini tentu dapat menjadi peluang terbesar bagi energi baru terbarukan untuk dapat mencapai target bauran pada tahun 2025 dan 2050.”Indonesia beralih dari pola pertumbuhan yang digerakkan oleh sumber daya serta bergantung pada modal dan tenaga kerja, menjadi pola pertumbuhan yang berbasis produktivitas tinggi serta inovasi,” ungkapnya.

Sementara itu, Triono Bambang Irawan, Kepala Pusat Inkubator Bisnis dan Kewirausahaan (PIBKWU) Politeknik Negeri Jember (Polije) yang sekaligus panitia acara seminar, berharap akan meningkatnya inovasi-inovasi baru terkait energi terbarukan. “Jember menjadi salah satu Kabupaten dengan sektor perkebunan tembakaunya bisa ikut membantu peningkatan devisa negara,” harapnya.

JEMBER, RADARJEMBER. ID – Hidup di era Industri 4. 0 mendorong manusia untuk melek teknologi dan infomasi terbaru. Tujuannya, mempersiapkan menuju Indonesia 2045, tentunya perlu digencarkan pengembangan energi terbarukan.

Halim ST MM, Sekretaris Dirjen Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM yang menjadi pembicara utama dalam Seminar Nasional Implementasi IPTEK Sub Sektor Perkebunan Pendukung Devisa Negara dan Ketahanan Energi Indonesia, Rabu (18/9)  mengungkapkan, perlu adanya dorongan untuk penggunaan energi yang terbarukan kepada masyarakat menuju Indonesia 2045.

Selain Halim, Seminar yang itu juga dihadiri tiga narasumber antara lain Ir Karyadi MM, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur (Jatim), Dr. Ir. Tatang Hernas Soerawidjadja, Direktur Operasional PTP X Jatim, Paulus Tjakrawan, Kepala Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI).

Berdasarkan data, Jika dilihat pertumbuhan dari kontributor utama energi baru terbarukan dalam 10 tahun terakhir. Pertumbuhan tahunan biofuel mencapai 85%. Hal ini tentu dapat menjadi peluang terbesar bagi energi baru terbarukan untuk dapat mencapai target bauran pada tahun 2025 dan 2050.”Indonesia beralih dari pola pertumbuhan yang digerakkan oleh sumber daya serta bergantung pada modal dan tenaga kerja, menjadi pola pertumbuhan yang berbasis produktivitas tinggi serta inovasi,” ungkapnya.

Sementara itu, Triono Bambang Irawan, Kepala Pusat Inkubator Bisnis dan Kewirausahaan (PIBKWU) Politeknik Negeri Jember (Polije) yang sekaligus panitia acara seminar, berharap akan meningkatnya inovasi-inovasi baru terkait energi terbarukan. “Jember menjadi salah satu Kabupaten dengan sektor perkebunan tembakaunya bisa ikut membantu peningkatan devisa negara,” harapnya.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca