BONDOWOSO – Pengenalan lingkungan sekolah (PLS) adalah awal bagi siswa menjalani pendidikan. Tahun ini, Cabang Dinas Pendidikan (Dispendik) Provinsi Jawa Timur (Jatim) Bondowoso mewajibkan keterlibatan TNI dalam kegiatan PLS. Tujuannya untuk menginternalisasi siswa tentang pemahaman NKRI.
Khusus SMKN 3 Bondowoso, sebanyak 283 siswa baru tidak hanya menjadikan TNI sebagai pemateri. Namun, ada kegiatan penggemblengan langsung selama tiga hari di Batalyon Raider 514. Seluruh siswa digembleng disiplin dan meneguhkan NKRI dalam sanubari.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Mahrus Syamsul mengatakan, pelibatan TNI dan Polri dalam PLS adalah saran dari Dinas Pendidikan Provinsi Jatim. Tujuannya untuk menanamkan kedisiplinan dan menanamkan rasa cinta kepada NKRI. “Baik TNI, Polri, maupun tenaga kesehatan, diharapkan bisa menginformasikan berbagai materi terkait kedisiplinan, tentang narkoba, dan bahaya kenakalan remaja,” jelasnya.
Hal yang paling penting adalah tentang penguatan NKRI. Sebab, pastinya harus disisipkan di materi. Output-nya, sebagai siswa baru, utamanya sekolah menengah atas, siswa bisa merasakan dan menyadari tentang pentingnya cinta kepada bangsa dan NKRI.
Sementara Kepala SMKN 3 Umar Said mengatakan, PLS dilakukan selama lima hari. Sebelumnya dua hari sudah dilaksanakan di sekolah. Mulai pengenalan guru sampai pengenalan beragam fasilitas sekolah. Selanjutnya, siswa digembleng oleh TNI di Batalyon 514 langsung. “Ini sudah kali kedua, dan manfaatnya sangat kelihatan,” tegasnya.
Selama tiga hari, seluruh siswa benar-benar digembleng untuk disiplin. Mulai peraturan baris berbaris (PBB) sampai tentang penyuluhan kenakalan remaja oleh dokter spesialis jiwa RSD Koesnadi Bondowoso. Para siswa diinapkan di Aula Batalyon TNI Rider 514 dengan kegiatan penuh. Siang di lapangan, sore materi, dan malam juga materi. “Malam hari, karena keseluruhan Muslim, kami adakan Salat Tahajud,” ujarnya.
Umar menambahkan, yang sangat ditekankan adalah disiplin waktu. Tidak hanya saat materi saja, namun makan juga harus disiplin. Sehingga, tidak ada waktu yang terbuang sama sekali. “Setelah kami praktikkan tahun lalu, output-nya sangat bagus, siswa bisa tidak telatan dan disiplin,” ujarnya.
Sebab SMKN 3 Bondowoso terkenal dengan sekolah teknik mesin (STM) yang muridnya bandel. Namun, dengan terapi kedisiplinan, kenakalan siswa, berkurang drastis. Sehingga, bisa menghapus stigma siswa bandel. (kr/hud/c2/aro)