Mobile_AP_Rectangle 1
Dalam survei yang pernah dilakukan di lima kecamatan di Jember, Mahfud menemui bahwa topik mengenai kesehatan organ reproduksi masih menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan. “Misalnya menjelaskan untuk mengganti pembalut saja ini sungkan,” imbuhnya.
Sementara itu, Umi, salah satu orang tua anak penyandang tuna grahita, mengatakan, anaknya belum bisa mengatasi sendiri perawatan organ reproduksinya. Dia juga tak pernah mengajak anaknya berbicara secara langsung dalam penyebutan alat reproduksi. Sebab, penyebutan alat reproduksi baginya masih terbilang jorok.
“Nggak langsung pakai istilah, tapi biasanya masih disamarkan penyebutannya,” ungkapnya.
Sedangkan sang anak, hingga memasuki usia sembilan tahun ini masih membutuhkan banyak bantuan dalam membersihkan organ reproduksinya setiap hari. Dan Umi, adalah satu-satunya orang yang bisa mengatasi hal tersebut bagi sang anak. (*)
Mobile_AP_Rectangle 2
Reporter: mg1
Editor: Mahrus Sholih
- Advertisement -
Dalam survei yang pernah dilakukan di lima kecamatan di Jember, Mahfud menemui bahwa topik mengenai kesehatan organ reproduksi masih menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan. “Misalnya menjelaskan untuk mengganti pembalut saja ini sungkan,” imbuhnya.
Sementara itu, Umi, salah satu orang tua anak penyandang tuna grahita, mengatakan, anaknya belum bisa mengatasi sendiri perawatan organ reproduksinya. Dia juga tak pernah mengajak anaknya berbicara secara langsung dalam penyebutan alat reproduksi. Sebab, penyebutan alat reproduksi baginya masih terbilang jorok.
“Nggak langsung pakai istilah, tapi biasanya masih disamarkan penyebutannya,” ungkapnya.
Sedangkan sang anak, hingga memasuki usia sembilan tahun ini masih membutuhkan banyak bantuan dalam membersihkan organ reproduksinya setiap hari. Dan Umi, adalah satu-satunya orang yang bisa mengatasi hal tersebut bagi sang anak. (*)
Reporter: mg1
Editor: Mahrus Sholih
Dalam survei yang pernah dilakukan di lima kecamatan di Jember, Mahfud menemui bahwa topik mengenai kesehatan organ reproduksi masih menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan. “Misalnya menjelaskan untuk mengganti pembalut saja ini sungkan,” imbuhnya.
Sementara itu, Umi, salah satu orang tua anak penyandang tuna grahita, mengatakan, anaknya belum bisa mengatasi sendiri perawatan organ reproduksinya. Dia juga tak pernah mengajak anaknya berbicara secara langsung dalam penyebutan alat reproduksi. Sebab, penyebutan alat reproduksi baginya masih terbilang jorok.
“Nggak langsung pakai istilah, tapi biasanya masih disamarkan penyebutannya,” ungkapnya.
Sedangkan sang anak, hingga memasuki usia sembilan tahun ini masih membutuhkan banyak bantuan dalam membersihkan organ reproduksinya setiap hari. Dan Umi, adalah satu-satunya orang yang bisa mengatasi hal tersebut bagi sang anak. (*)
Reporter: mg1
Editor: Mahrus Sholih