JEMBER, RADARJEMBER.ID – Pandemi masih berlangsung. Pada sektor pendidikan, banyak yang mengeluhkan dimulainya pembelajaran tatap muka (PTM). Termasuk di tingkat perguruan tinggi. Sebab, hingga kini, belum ada kampus yang memberanikan diri melakukan PTM. Semua kegiatan belajar masih dilakukan secara daring.
Padahal banyak pihak menilai, jika dilakukan secara daring, pembelajaran tidak berjalan efektif. Keluhan demikian tidak hanya disampaikan oleh mahasiswa, tapi juga dosen. “Kalau kuliah daring sebenarnya ada plus minusnya. Kalau untuk dosen, misalnya, setiap pembelajaran harus ada laporan. Dan penyampaian materi kurang efektif,” ujar Nurul Widyawati, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri KH Ahmad Siddiq (UIN KHAS) Jember.
Sejauh ini, Rektor UIN KHAS Jember masih berkoordinasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) dan Satgas Covid-19 Kabupaten, terkait pelaksanaan PTM tersebut. Sebab, jika menyelenggarakan PTM tanpa koordinasi, pihak kampus khawatir mendapat teguran dari satgas Covid-19. “Misalnya UIN melakukan PTM untuk mahasiswa yang domisili Jember atau PTM diberlakukan pada 50 persen jumlah mahasiswa. Hal itu tidak menjamin keamanan mahasiswa untuk tidak terpapar virus korona,” kata Prof Babun Suharto, Rektor UIN KHAS.
Kampus lain, Politeknik Negeri Jember (Polije), berbeda. Kampus vokasi negeri ini akan melangsungkan PTM pada semester depan. Tepatnya di bulan Juli. Namun, dengan mekanisme tatap muka terpadu. Yaitu, tatap muka dilakukan secara bergantian dengan pembagian waktu dua sif. Pagi mulai pukul 8.00 hingga 11.00. Masa transisi pukul 11.00-13.00 WIB. Untuk sif sore dimulai pukul 13.00-16.00.
“Ada 570 mahasiswa yang akan melakukan kuliah luring. Dan kami pilih dari yang berdomisili Jember. Kami juga memastikan, mahasiswa tersebut benar-benar dari wilayah yang tidak begitu terdampak Covid-19,” ujar Syaiful Anwar, Direktur Polije.
Bagaimana dengan Universitas Jember (Unej)? Hingga saat ini, Kampus Tegalboto itu masih belum melakukan PTM sepenuhnya. Alasannya tidak jauh berbeda. Lantaran untuk menghindari penyebaran Covid-19. Namun, karena dirasa pembelajaran kurang efektif, maka beberapa dosen melakukan inovasi dengan melakukan sistem blended. Yaitu sebagian mahasiswa melakukan kuliah lapang dan sebagian mahasiswa lainnya menjalani perkuliahan dengan Zoom meeting.
Beberapa program studi di Unej juga banyak melakukan inovasi. Salah satunya Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Fakultas Teknik Unej. Proses pembelajarannya dilakukan secara hybrid. Mahasiswa melakukan kuliah lapang dan sisanya mengamati melalui Zoom meeting. “Yang melakukan kuliah lapang dan presentasi hanya mahasiswa di Jember. Dan kami batasi hanya 6-10 orang,” terang Nunung Nuring Hayati, Kaprodi PWK.
Mengenai PTM, Nunung mengungkapkan, rencananya Unej akan melakukannya September ini. Kuliah akan diperuntukkan bagi mahasiswa semester satu dan tiga. Sebab, selama kuliah di Jember, mereka belum pernah melakukan tatap muka sama sekali. “Tapi, ini masih rencana. Belum ada instruksi lagi. Kami hanya menunggu instruksi lanjutan,” pungkasnya.
Jurnalis : Dian Cahyani
Fotografer : mg1
Redaktur : Mahrus Sholih