SUMBERSARI, RADARJEMBER.ID – Ada banyak cara untuk memberikan kontribusi di dunia pendidikan. Seperti yang dilakukan Gerakan Swadaya Menatap Indonesia melalui program Sekolah Impian, yang diresmikan kemarin (13/9).
Sekolah Impian merupakan program penambahan skill untuk anak-anak yang bersekolah jenjang SD hingga SMA. Sama halnya dengan sekolah formal, Sekolah Impian juga memiliki kurikulum yang berbasis pada pelatihan skill dan akademik anak-anak yang tergolong kurang mampu secara ekonomi.
Teknik pembelajarannya terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama yakni aktivitas pembelajaran berupa pendampingan penyelesaian tugas sekolah. Sedangkan sesi kedua yakni eksplorasi skill mulai dari merajut, memasak, hingga lainnya. “Termasuk siswa dilatih wirausaha. Sehingga mereka miliki gambaran untuk bertahan hidup nantinya,” ungkap Bustan Parentagama, founder Gerakan Swadaya Menatap Indonesia, Senin (13/9).
Target siswanya adalah kalangan anak-anak dari keluarga kurang mampu yang tersebar di kawasan kota Jember. Bustan mengungkapkan, untuk mengajak anak-anak tergabung dalam program Sekolah Impian, dia banyak melibatkan pihak kelurahan, RT/RW, yang tersebar di wilayah kota. Sebelumnya dia melakukan pencarian siswa secara mandiri. Namun, hasilnya kurang maksimal.
Nantinya, anak-anak yang mengikuti program belajar akan dilayani akses mobilisasi menuju base camp. “Kami akan melakukan antar jemput siswa,” tambahnya.
Bustan mengungkapkan perlunya kelas pelatihan skill sebagai stimulus adanya kelas profesi secara lebih profesional. Nantinya, minat dan bakat siswa yang menempuh pendidikan ini dapat diubah untuk terjun pada dunia profesi dan dapat menjadi sumber mata pencariannya. “Makanya kita kasih nama Sekolah Impian, karena mereka datang ke sini bawa mimpi,” tutunya.
Hingga saat ini anak-anak yang telah resmi mengikuti program Sekolah Impian yaitu sebanyak 16 siswa. Sebanyak 10 di antaranya adalah anak-anak di jenjang SD dan sisanya merupakan anak-anak SMP. Bustan mengungkapkan, ke depan dia berharap akan lebih banyak yang memanfaatkan program Sekolah Impian. “Cakupan kami masih di wilayah kota. Karena kami khawatir jika dibuka untuk umum, mobilitasnya terbatas. Ke depan kami upayakan ke sana,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Bidang Perlindungan Anak DP3AKB Jember Joko Sutriwanto mengungkapkan, adanya program Sekolah Impian ini sebagai wujud terbantunya pemerintah daerah dalam mengatasi kesenjangan pendidikan dan upaya pemenuhan hak-hak anak. Sebab, hingga saat ini permasalahan dan kesenjangan pada anak masih rentan terjadi.
“Memfasilitasi pendidikan anak adalah salah satu hak anak. Yang digagas teman-teman ini pemenuhan hak anak. Pemerintah daerah sangat terbantu dengan adanya program gerakan swadaya seperti ini,” ungkap Joko.
Reporter : Dian Cahyani
Fotografer : Dian Cahyani
Editor : Lintang Anis Bena Kinanti