JEMBER, RADARJEMBER.ID – Disahkannya Education Management Information System (EMIS) 4.0 nyatanya tak cukup disambut baik oleh para operator. Tidak sedikit operator yang merasa bahwa sistem ini merupakan proyek gagal Kementerian Agama di sektor pendidikan. Artinya, jika dibandingkan dengan EMIS sebelumnya, banyak fitur yang tidak tersedia hingga akses data lampau tidak ada. Hal ini membuat operator harus kerja dari awal dalam input data siswa dan sekolah.
Sejumlah operator mengakui jika aplikasi EMIS tidak mengalami perbaikan pada sistemnya. Padahal perbaikan mulai dilakukan sejak tanggal 9-11 Juni. Yakni sejak pukul 21.00 WIB hingga pukul 07.00. Karenanya, dengan adanya perbaikan ini, operator melakukan updating data dari awal setiap hari. “EMIS ditutup sampai pagi. Operator updating data setiap pagi,” ungkap Istalia Lailatal Izzah, salah satu guru sekaligus operator EMIS di MTs swasta di Kecamatan Balung, kemarin (11/6).
Istalia mengungkapkan jika perbaikannya dilakukan sebab aplikasi EMIS masih belum sempurna. Banyak fitur yang belum dirilis. “Perlu banyak perbaikan pada fitur yang dirilis. Sehingga banyak juga yang harus di-update biar tidak lemot,” lanjutnya.
Jika dibandingkan dengan aplikasi yang lama, menurut Istalia, EMIS 4.0 memiliki banyak kekurangan. Pada EMIS yang sebelumnya, input dan data siswa masih terhimpun. Sehingga operator hanya mengecek nomor pokok sekolah nasional (NPSN), maka data siswa akan muncul. Selanjutnya, pendataan akan diteruskan dengan progres data yang sekarang. “Tapi, kalau EMIS baru, data-data di EMIS lama tidak ada yang terhimpun,” tambahnya.
Padahal, lanjut dia, para operator di-deadline satu bulan untuk menyelesaikan pendataan. Sementara, aplikasi baru ini masih tidak mudah diakses. Hal ini pula yang membuat dirinya pesimistis untuk menyelesaikan pendataan tersebut dalam waktu satu bulan.
“(Operator, Red) melakukan pendataan dari awal. Banyak fitur yang tidak ada sekarang, misalnya template. Itu menjadi salah satu faktor penghambat,” pungkasnya.
Jurnalis : Dian Cahyani
Fotografer : Dokumentasi Radar Jember
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti