JEMBER, RADARJEMBER.ID – Konflik dualisme kepala madrasah (kepma) MTs NU Al Badar, Desa Kaliwining, Kecamatan Rambipuji, semakin menukik. Setelah kedua pihak saling lapor polisi, siswa pun mulai terseret dan terancam menjadi tumbal kepentingan.
Baca Juga :Â Nekat Cicil THR, Sanksi Menunggu Perusahaan!
Kasus teranyar, Lukman Syah, Kepala MTs NU Al Badar yang baru, menerbitkan surat penting tentang jadwal ujian madrasah. Di dalamnya ada ancaman kepada siswa yang tidak ikut ujian, nilainya akan dikosongi dan ijazahnya tidak akan ditandatangani.
Gara-gara surat itu, sejumlah wali murid yang tidak pro kepada Lukman mendatangi Kementerian Agama (Kemenag) Jember. Hal itu dilakukan untuk meminta kepastian dan menjamin agar putra-putri mereka tetap bisa lulus. “Kepala madrasah yang baru itu memberikan ancaman,” terang Hadi Purwanto, salah seorang wali murid.
Para wali murid didampingi wali kelas 3 guna meminta komitmen Kemenag Jember untuk menjamin siswa yang diancam agar tetap bisa lulus. “Saya ini orang gak punya. Menyekolahkan anak tiga tahun dalam kondisi pas-pasan, masak gara-gara ini anak saya gak lulus,” tambah Hadi, panggilan akrabnya. Para wali murid meminta agar konflik dualisme kepma tidak mengorbankan siswa.
Sejumlah wali murid yang datang ke Kantor Kemenag, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Kaliwates, kemarin (11/4), ditemui Kasi Pendidikan Madrasah (Pendma) Faisol Abrari. Dia mengatakan, Kemenag Jember tetap pada komitmennya, yakni menjamin kelulusan siswa MTs NU Al Badar.
“Seperti yang pernah saya katakan dulu, saya menjamin kelulusan dari masing-masing siswa keduanya (siswa yang mendukung kepsek lama ataupun baru, Red). Kalau urusan siswa, insyaallah aman,” tegasnya kepada sejumlah wali murid.
Sementara itu, menurut salah seorang siswa yang ikut bersama orang tuanya di Kemenag Jember, dirinya telah mengikuti ujian yang sudah dilangsungkan oleh kepala madrasah lama. Akan menjadi lucu jika kemudian siswa harus ujian lagi. “Saya sudah ujian, tapi kok disuruh ujian lagi. Pas ditanya, kalau gak ikut gak akan lulus,” kata salah seorang siswi kepada Jawa Pos Radar Jember. Siswa pun resah gara-gara ada surat ancaman dari kepma baru.
Dikonfirmasi terpisah, Lukman Syah, kepma yang baru, membenarkan telah mengeluarkan surat edaran mengenai jadwal ujian dan ancaman bagi siswa yang tidak ikut ujian versinya. Dalam surat itu, pihaknya mengaku telah membuat konsekuensi tegas bagi yang tidak ikut ujian pada hari yang ditentukan. “Saya mengeluarkan surat edaran itu untuk menyelamatkan para siswa, karena kalau tidak, mereka gak akan dapat nilai,” jelasnya.
Lukman menambahkan, pihak Kemenag pun tidak bisa menjamin kelulusan siswa yang tidak ikut ujian. Apalagi harus ada tanda tangan kepala sekolah yang baru. “Tolong kasih saya caranya, kalau memang Kemenag bisa menjamin kelulusan siswa yang tidak ikut ujian saya,” pungkasnya.
Sebelumnya sempat diberitakan, masing-masing kubu saling lapor ke polisi. Pihak kepma lama melaporkan dugaan pelanggaran ITE yang dilakukan kepma baru dan dalam proses kepolisian. Sementara, pihak kepma baru juga sempat melaporkan dugaan kekerasan terhadap siswa oleh pihak kepma lama, namun tidak bisa dilanjutkan karena menjadi bagian dari konflik dualisme kepala MTs NU Al Badar.
Jurnalis : mg4
Fotografer : mg4
Redaktur : Nur Hariri