21.8 C
Jember
Friday, 9 June 2023

Tak Kebagian Kuota Beasiswa Pemkab Jember, Kelompok Disabilitas Kecewa

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – BEASISWA yang disediakan Pemkab Jember ternyata belum menjawab kebutuhan semua golongan. Utamanya kelompok difabel. Sebab, tidak ada sosialisasi untuk kalangan disabilitas sebagai salah satu kelompok yang bisa menerima beasiswa tersebut. Bahkan, mereka merasa tidak dianggap dan tidak dilibatkan dalam alokasi beasiswa.

Padahal banyak disabilitas yang telah atau sedang menempuh pendidikan di jenjang perguruan tinggi. Kelompok disabilitas pun pesimistis bisa mendapatkan hak yang sama terkait beasiswa yang disediakan oleh Pemkab Jember tersebut.

Ketua Persatuan Penyandang Cacat (Perpenca) Jember Zainuri Rofi’i mengungkapkan, hingga saat ini kelompok disabilitas tidak mengetahui secara detail mengenai alur pendaftaran program beasiswa. Juga tidak ada alokasi khusus yang disediakan bagi penyandang disabilitas. Ia mengaku terkejut karena hingga saat ini jumlah pendaftar beasiswa sudah mencapai 4.000 mahasiswa. “Tiba-tiba sudah buka beasiswa, yang daftar sudah empat ribu. Ya, kami tidak minta dikhususkan, tapi sosialisasinya minimal sampai kepada kami,” ungkapnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Jika merujuk pada pendataan yang dilakukan Perpenca, setidaknya terdapat 24 mahasiswa disabilitas yang terancam putus kuliah. Serta ada 75 calon mahasiswa yang nasibnya terkatung-katung menunggu beasiswa dari pemerintah daerah. Pendataan ini dilakukan pada tahun 2020 lalu. Ini artinya, pada tahun-tahun ini diprediksi ada kenaikan jumlah mahasiswa yang berharap mendapatkan beasiswa itu.

Zaenuri lantas membandingkan dengan program beasiswa era pemerintahan sebelumnya. Dulu, kata dia, beasiswa kuliah yang diberikan kepada kalangan disabilitas terjamin hingga akhir kuliah. Sebab, pemerintah daerah membuka pintu selebar-lebarnya untuk memberikan kesempatan bagi disabilitas mendaftar beasiswa. “Kalau dulu pendaftarannya terpusat di pendapa. Sekarang di kampus. Karena kampus yang kerja sama. Berarti tidak semua dapat,” tuturnya.

Ia berharap akses beasiswa untuk disabilitas akan tetap ada. Ini agar semangat difabel untuk menempuh pendidikan di jenjang lebih tinggi tidak surut hanya gara-gara terbentur biaya perkuliahan.

Terpisah, Bupati Jember Hendy Siswanto menjelaskan, alokasi beasiswa untuk penyandang disabilitas tetap ada. “Ada. Akan kami bicarakan,” jelas Hendy, di sela-sela kunjungannya ke Universitas Muhammadiyah Jember (UMJ), baru-baru ini.

Reporter : Dian Cahyani

Fotografer : –

Editor : Mahrus Sholih

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – BEASISWA yang disediakan Pemkab Jember ternyata belum menjawab kebutuhan semua golongan. Utamanya kelompok difabel. Sebab, tidak ada sosialisasi untuk kalangan disabilitas sebagai salah satu kelompok yang bisa menerima beasiswa tersebut. Bahkan, mereka merasa tidak dianggap dan tidak dilibatkan dalam alokasi beasiswa.

Padahal banyak disabilitas yang telah atau sedang menempuh pendidikan di jenjang perguruan tinggi. Kelompok disabilitas pun pesimistis bisa mendapatkan hak yang sama terkait beasiswa yang disediakan oleh Pemkab Jember tersebut.

Ketua Persatuan Penyandang Cacat (Perpenca) Jember Zainuri Rofi’i mengungkapkan, hingga saat ini kelompok disabilitas tidak mengetahui secara detail mengenai alur pendaftaran program beasiswa. Juga tidak ada alokasi khusus yang disediakan bagi penyandang disabilitas. Ia mengaku terkejut karena hingga saat ini jumlah pendaftar beasiswa sudah mencapai 4.000 mahasiswa. “Tiba-tiba sudah buka beasiswa, yang daftar sudah empat ribu. Ya, kami tidak minta dikhususkan, tapi sosialisasinya minimal sampai kepada kami,” ungkapnya.

Jika merujuk pada pendataan yang dilakukan Perpenca, setidaknya terdapat 24 mahasiswa disabilitas yang terancam putus kuliah. Serta ada 75 calon mahasiswa yang nasibnya terkatung-katung menunggu beasiswa dari pemerintah daerah. Pendataan ini dilakukan pada tahun 2020 lalu. Ini artinya, pada tahun-tahun ini diprediksi ada kenaikan jumlah mahasiswa yang berharap mendapatkan beasiswa itu.

Zaenuri lantas membandingkan dengan program beasiswa era pemerintahan sebelumnya. Dulu, kata dia, beasiswa kuliah yang diberikan kepada kalangan disabilitas terjamin hingga akhir kuliah. Sebab, pemerintah daerah membuka pintu selebar-lebarnya untuk memberikan kesempatan bagi disabilitas mendaftar beasiswa. “Kalau dulu pendaftarannya terpusat di pendapa. Sekarang di kampus. Karena kampus yang kerja sama. Berarti tidak semua dapat,” tuturnya.

Ia berharap akses beasiswa untuk disabilitas akan tetap ada. Ini agar semangat difabel untuk menempuh pendidikan di jenjang lebih tinggi tidak surut hanya gara-gara terbentur biaya perkuliahan.

Terpisah, Bupati Jember Hendy Siswanto menjelaskan, alokasi beasiswa untuk penyandang disabilitas tetap ada. “Ada. Akan kami bicarakan,” jelas Hendy, di sela-sela kunjungannya ke Universitas Muhammadiyah Jember (UMJ), baru-baru ini.

Reporter : Dian Cahyani

Fotografer : –

Editor : Mahrus Sholih

JEMBER, RADARJEMBER.ID – BEASISWA yang disediakan Pemkab Jember ternyata belum menjawab kebutuhan semua golongan. Utamanya kelompok difabel. Sebab, tidak ada sosialisasi untuk kalangan disabilitas sebagai salah satu kelompok yang bisa menerima beasiswa tersebut. Bahkan, mereka merasa tidak dianggap dan tidak dilibatkan dalam alokasi beasiswa.

Padahal banyak disabilitas yang telah atau sedang menempuh pendidikan di jenjang perguruan tinggi. Kelompok disabilitas pun pesimistis bisa mendapatkan hak yang sama terkait beasiswa yang disediakan oleh Pemkab Jember tersebut.

Ketua Persatuan Penyandang Cacat (Perpenca) Jember Zainuri Rofi’i mengungkapkan, hingga saat ini kelompok disabilitas tidak mengetahui secara detail mengenai alur pendaftaran program beasiswa. Juga tidak ada alokasi khusus yang disediakan bagi penyandang disabilitas. Ia mengaku terkejut karena hingga saat ini jumlah pendaftar beasiswa sudah mencapai 4.000 mahasiswa. “Tiba-tiba sudah buka beasiswa, yang daftar sudah empat ribu. Ya, kami tidak minta dikhususkan, tapi sosialisasinya minimal sampai kepada kami,” ungkapnya.

Jika merujuk pada pendataan yang dilakukan Perpenca, setidaknya terdapat 24 mahasiswa disabilitas yang terancam putus kuliah. Serta ada 75 calon mahasiswa yang nasibnya terkatung-katung menunggu beasiswa dari pemerintah daerah. Pendataan ini dilakukan pada tahun 2020 lalu. Ini artinya, pada tahun-tahun ini diprediksi ada kenaikan jumlah mahasiswa yang berharap mendapatkan beasiswa itu.

Zaenuri lantas membandingkan dengan program beasiswa era pemerintahan sebelumnya. Dulu, kata dia, beasiswa kuliah yang diberikan kepada kalangan disabilitas terjamin hingga akhir kuliah. Sebab, pemerintah daerah membuka pintu selebar-lebarnya untuk memberikan kesempatan bagi disabilitas mendaftar beasiswa. “Kalau dulu pendaftarannya terpusat di pendapa. Sekarang di kampus. Karena kampus yang kerja sama. Berarti tidak semua dapat,” tuturnya.

Ia berharap akses beasiswa untuk disabilitas akan tetap ada. Ini agar semangat difabel untuk menempuh pendidikan di jenjang lebih tinggi tidak surut hanya gara-gara terbentur biaya perkuliahan.

Terpisah, Bupati Jember Hendy Siswanto menjelaskan, alokasi beasiswa untuk penyandang disabilitas tetap ada. “Ada. Akan kami bicarakan,” jelas Hendy, di sela-sela kunjungannya ke Universitas Muhammadiyah Jember (UMJ), baru-baru ini.

Reporter : Dian Cahyani

Fotografer : –

Editor : Mahrus Sholih

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca