RADAR JEMBER.ID – Sebanyak 22 Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember mengikuti program kerja sama Kuliah Kerja Nyata (KKN) Nusantara. Program ini merupakan kerja sama IAIN Jember dengan empat perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN). Yakni STAIN Al Fatah Papua, STAIN Bengkalis, IAIN Palangkaraya, dan IAIN Samarinda. “Kami kirimkan 22 mahasiswa yang kami sebar di empat perguruan tinggi,” kata Rektor IAIN Jember Prof Babun Suharto.
Rinciannya, sepuluh orang ke STAIN Al Fatah Papua, 4 orang ke STAIN Bengkalis, 4 orang ke IAIN Palangkaraya, dan 4 orang ke IAIN Samarinda. “Mahasiswa empat perguruan tinggi tersebut juga ikut KKN di sini (IAIN Jember),” ucapnya.
Babun berharap, 22 mahasiswa yang mengikuti program KKN Nusantara itu bisa memberikan yang terbaik bagi masyarakat serta bisa menjaga nama baik lembaga. “Saya berharap kepada seluruh mahasiswa untuk benar-benar maksimal dalam melaksanakan program, dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat. Selain itu, mereka juga harus menjaga nama baik kampus,” harapnya.
Sementara itu, Ketua LP2M Imam Machfudi mengatakan, KKN Nusantara akan dilaksanakan dalam waktu 41 hari. “Mereka akan menyesuaikan dengan program kampus di mana ditempatkan,” terangnya.
Imam berharap, seluruh mahasiswa tersebut bisa segera beradaptasi dengan lingkungan dan kebiasaan masyarakat sekitar. Seperti di Kecamatan Jelbuk, Tempurejo, dan sejumlah tempat luar daerah seperti Palangkaraya dan Papua.
Ada sekitar 883 mahasiswa yang KKN tahun ini. Mereka tersebar di berbagai daerah berbasis per dusun. Mereka akan bawa misi kampus, yaitu IAIN Jember Mengaji.
Ahmad Royani, salah seorang panitia KKN IAIN Jember mengatakan, mahasiswa diharapkan mampu berbaur dalam segala hal yang berhubungan keberlangsungan hidup masyarakat.
Mengaji yang dimaksudkan itu bukan sekadar mengaji soal agama saja. Namun, mereka juga harus mengkaji permasalahan masyarakat yang lebih kompleks. Seperti mengkaji masalah pendidikan, mengkaji sosial, ekonomi, dan lain-lain.
Untuk mendorong misi itu, lanjutnya, pihak panitia juga mewajibkan setiap mahasiswa KKN agar giat bermedia sosial. Para mahasiswa mampu mempertanggungjawabkan kepada kampus dan publik segala apa yang dilakukannya setiap hari selama di posko mereka.
Nur Cholisuddin Hafazah, salah seorang mahasiswa KKN yang berada di Posko 42 Dusun Bacem, Desa Panduman, Jelbuk, mengatakan, KKN tidak sekadar menggugurkan kewajiban akademisnya, namun juga menjadi momen untuk mengabdi pada bermasyarakat. (*)