28.4 C
Jember
Thursday, 23 March 2023

Kompak Borong Prestasi, Kuncinya Doa Restu hingga Mengaji

Prestasi di bidang akademik kembali ditunjukkan siswa-siswi SD Al Baitul Amien 02 Jember. Meski di tengah pandemi, mereka tak mengendurkan intensitas belajarnya. Buktinya, torehan berbagai juara berhasil mereka ukir. Dari level daerah sampai tingkat internasional.

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Muda dan berprestasi, tentu jadi kebanggaan tersendiri bagi sekolahnya, terlebih para orang tua mereka. Kebanggaan semakin genap tatkala bocah-bocah ini tak hanya menunjukkan kemampuannya saat di dalam kelas, tapi juga di luar kelas. Mulai dari langganan juara kelas, sampai berhasil menyabet piala dan penghargaan dalam berbagai gelaran olimpiade.

Para siswa SD Al Baitul Amien 02 Jember itu adalah Muhammad Fikri Aulia, Kelas 3B, yang meraih silver medal dalam ONMIPA Al Irsyad Al Islamiyyah. Lalu, di event OMNAS 10 Februari lalu, ada Nameera Asyifa, Kelas 4C, meraih juara 1 Olimpiade Bahasa Inggris, dan Aqila Rumaisya, Kelas 2C, peraih juara 1 Olimpiade Sains.

Torehan ketiga siswa itu jelas bukan tanpa modal dan usaha. Kepada Jawa Pos Radar Jember, ketiga orang tua para jagoan cilik itu membeberkan sedikit resepnya. Kata mereka, selama belajar, anak-anak memang intens didampingi, meski tengah pandemi yang mengharuskan siswa belajar via daring. “Dia biasanya belajar mandiri. Saya didik untuk bisa memanajemen waktunya sendiri. Tentu semua tetap saya kontrol aktivitasnya,” terang Nevrida Nur Diana, ibunda Asyifa.

Mobile_AP_Rectangle 2

Menurut dia, Asyifa memang sudah lama menaruh minat di bahasa Inggris. Tepatnya sejak masih TK. Melihat minatnya itu, Diana selaku orang tua kerap memfasilitasinya dengan media pembelajaran berbasis bahasa Inggris. Seperti film, lagu, latihan soal, dan sejenisnya yang semua berbahasa Inggris. “Olimpiade itu pertama kali diikuti Asyifa, sekaligus latihan dia atas minatnya di bahasa Inggris selama ini. Dan Alhamdulillah, bisa juara satu,” ujarnya.

Tak jauh berbeda, Hadian Khadafi, orang tua Aqila, juga membeberkan hal serupa. Putri kecilnya itu langganan menyabet juara kelas sejak masih di bangku TK. “Dia menyukai sains, karena itu ilmu yang luas. Di rumah, kami fasilitasi dengan menambah referensi bahan bacaan dia, dan belajarnya offline. Karena langsung kami dampingi,” paparnya.

Tak hanya Aqila dan Asyifa, jagoan kecil lain di bidang matematika tak kalah menakjubkan. Si Fikri, yang masih duduk di kelas 3 itu, rupanya sudah 11 kali mengikuti olimpiade di berbagai level. Daerah sampai internasional. Donny Pradono, ayahanda Fikri, mengatakan, model belajar buah hatinya sebenarnya sama seperti siswa kebanyakan. Bedanya mungkin pada intensitas belajar dan dukungan yang ia diberikan. “Dia itu suka bermain bola. Tiap hari sebelum main bola harus latihan soal matematika dulu. Jadi, tiap hari, minimal latihan 10 soal matematika sebelum ia main bola,” kata Donny.

Sekilas, kemampuan para jagoan kecil itu hampir semua berkat support dan dukungan orang tua ketika berada di luar kelas atau di rumahnya. Namun, saat di sekolah, para siswa itu juga tak luput dari gemblengan dan didikan para guru. Dari mulai bidang akademik, sampai nonakademik atau yang berkaitan dengan akhlak siswa.

Sementara itu, Waka Kesiswaan SD Al Baitul Amien 02 Jember Mutmainnah menjelaskan, keikutsertaan para siswanya dalam tiap lomba itu dinilainya sebagai bentuk dukungan sekolah. Kendati begitu, ia juga mengakui, baik wali murid maupun sekolah, sebenarnya sama-sama saling memberikan dukungan penuh kepada siswa. “Kami punya akses luas. Jadi, tiap event kami selalu ikut. Termasuk dalam lomba yang diikuti anak-anak ini,” jelasnya.

Selain berprestasi di bidang akademik, para jagoan cilik itu rupanya juga mendapat gemblengan seputar akhlak. Hal itu dinilainya juga tidak kalah penting.

Kepala SD Al Baitul Amien 02 Jember Muzakki Hidayat mengungkapkan, secara visioner, SD Al Baitul Amien 02 Jember memiliki dua prioritas utama terhadap siswanya. Yakni, berakhlak mulia dan berprestasi. Sebab, ia menilai, prestasi anak jika tidak diimbangi dengan didikan akhlak, hal itu dirasa kurang pas. “Sekarang saja, anak kelas empat itu sudah puber, beda dengan anak dulu. Nah, di situ bagaimana kami harus hadir mengedukasi mereka dengan didikan yang sesuai dengan usia anak-anak,” bebernya.

Model didikan akhlak itu, lanjut dia, bisa beragam. Seperti yang baru-baru ini menjadi rutinitas. Dibaan rutin tiap malam Selasa, dan ngaji Yasin tiap malam Jumat yang diikuti seluruh warga sekolah. “Salah satu muaranya nanti, bagaimana anak-anak bisa menghormati orang tua, guru, antarsiswa, atau orang lain. Karena saat ngaji itu diikuti seluruh warga sekolah. Dan kami selipkan muatan edukasinya, bermuatan Islam Ahl Sunnah Waljamaah,” terangnya.

Ia meyakini, dengan memadukan akhlak dan akademik, maka bukan perkara sulit bagi anak-anak untuk berprestasi. “Kompetisi tingkat nasional itu sulit. Namun, bukan berarti tidak mungkin,” sambungnya. Di akhir, ia mengharapkan, torehan prestasi ketiga jagoan cilik itu bisa diikuti oleh siswa lainnya dengan kemampuan atau minat yang berbeda-beda pula.

 

 

 

Jurnalis : Maulana
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Mahrus Sholih

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Muda dan berprestasi, tentu jadi kebanggaan tersendiri bagi sekolahnya, terlebih para orang tua mereka. Kebanggaan semakin genap tatkala bocah-bocah ini tak hanya menunjukkan kemampuannya saat di dalam kelas, tapi juga di luar kelas. Mulai dari langganan juara kelas, sampai berhasil menyabet piala dan penghargaan dalam berbagai gelaran olimpiade.

Para siswa SD Al Baitul Amien 02 Jember itu adalah Muhammad Fikri Aulia, Kelas 3B, yang meraih silver medal dalam ONMIPA Al Irsyad Al Islamiyyah. Lalu, di event OMNAS 10 Februari lalu, ada Nameera Asyifa, Kelas 4C, meraih juara 1 Olimpiade Bahasa Inggris, dan Aqila Rumaisya, Kelas 2C, peraih juara 1 Olimpiade Sains.

Torehan ketiga siswa itu jelas bukan tanpa modal dan usaha. Kepada Jawa Pos Radar Jember, ketiga orang tua para jagoan cilik itu membeberkan sedikit resepnya. Kata mereka, selama belajar, anak-anak memang intens didampingi, meski tengah pandemi yang mengharuskan siswa belajar via daring. “Dia biasanya belajar mandiri. Saya didik untuk bisa memanajemen waktunya sendiri. Tentu semua tetap saya kontrol aktivitasnya,” terang Nevrida Nur Diana, ibunda Asyifa.

Menurut dia, Asyifa memang sudah lama menaruh minat di bahasa Inggris. Tepatnya sejak masih TK. Melihat minatnya itu, Diana selaku orang tua kerap memfasilitasinya dengan media pembelajaran berbasis bahasa Inggris. Seperti film, lagu, latihan soal, dan sejenisnya yang semua berbahasa Inggris. “Olimpiade itu pertama kali diikuti Asyifa, sekaligus latihan dia atas minatnya di bahasa Inggris selama ini. Dan Alhamdulillah, bisa juara satu,” ujarnya.

Tak jauh berbeda, Hadian Khadafi, orang tua Aqila, juga membeberkan hal serupa. Putri kecilnya itu langganan menyabet juara kelas sejak masih di bangku TK. “Dia menyukai sains, karena itu ilmu yang luas. Di rumah, kami fasilitasi dengan menambah referensi bahan bacaan dia, dan belajarnya offline. Karena langsung kami dampingi,” paparnya.

Tak hanya Aqila dan Asyifa, jagoan kecil lain di bidang matematika tak kalah menakjubkan. Si Fikri, yang masih duduk di kelas 3 itu, rupanya sudah 11 kali mengikuti olimpiade di berbagai level. Daerah sampai internasional. Donny Pradono, ayahanda Fikri, mengatakan, model belajar buah hatinya sebenarnya sama seperti siswa kebanyakan. Bedanya mungkin pada intensitas belajar dan dukungan yang ia diberikan. “Dia itu suka bermain bola. Tiap hari sebelum main bola harus latihan soal matematika dulu. Jadi, tiap hari, minimal latihan 10 soal matematika sebelum ia main bola,” kata Donny.

Sekilas, kemampuan para jagoan kecil itu hampir semua berkat support dan dukungan orang tua ketika berada di luar kelas atau di rumahnya. Namun, saat di sekolah, para siswa itu juga tak luput dari gemblengan dan didikan para guru. Dari mulai bidang akademik, sampai nonakademik atau yang berkaitan dengan akhlak siswa.

Sementara itu, Waka Kesiswaan SD Al Baitul Amien 02 Jember Mutmainnah menjelaskan, keikutsertaan para siswanya dalam tiap lomba itu dinilainya sebagai bentuk dukungan sekolah. Kendati begitu, ia juga mengakui, baik wali murid maupun sekolah, sebenarnya sama-sama saling memberikan dukungan penuh kepada siswa. “Kami punya akses luas. Jadi, tiap event kami selalu ikut. Termasuk dalam lomba yang diikuti anak-anak ini,” jelasnya.

Selain berprestasi di bidang akademik, para jagoan cilik itu rupanya juga mendapat gemblengan seputar akhlak. Hal itu dinilainya juga tidak kalah penting.

Kepala SD Al Baitul Amien 02 Jember Muzakki Hidayat mengungkapkan, secara visioner, SD Al Baitul Amien 02 Jember memiliki dua prioritas utama terhadap siswanya. Yakni, berakhlak mulia dan berprestasi. Sebab, ia menilai, prestasi anak jika tidak diimbangi dengan didikan akhlak, hal itu dirasa kurang pas. “Sekarang saja, anak kelas empat itu sudah puber, beda dengan anak dulu. Nah, di situ bagaimana kami harus hadir mengedukasi mereka dengan didikan yang sesuai dengan usia anak-anak,” bebernya.

Model didikan akhlak itu, lanjut dia, bisa beragam. Seperti yang baru-baru ini menjadi rutinitas. Dibaan rutin tiap malam Selasa, dan ngaji Yasin tiap malam Jumat yang diikuti seluruh warga sekolah. “Salah satu muaranya nanti, bagaimana anak-anak bisa menghormati orang tua, guru, antarsiswa, atau orang lain. Karena saat ngaji itu diikuti seluruh warga sekolah. Dan kami selipkan muatan edukasinya, bermuatan Islam Ahl Sunnah Waljamaah,” terangnya.

Ia meyakini, dengan memadukan akhlak dan akademik, maka bukan perkara sulit bagi anak-anak untuk berprestasi. “Kompetisi tingkat nasional itu sulit. Namun, bukan berarti tidak mungkin,” sambungnya. Di akhir, ia mengharapkan, torehan prestasi ketiga jagoan cilik itu bisa diikuti oleh siswa lainnya dengan kemampuan atau minat yang berbeda-beda pula.

 

 

 

Jurnalis : Maulana
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Mahrus Sholih

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Muda dan berprestasi, tentu jadi kebanggaan tersendiri bagi sekolahnya, terlebih para orang tua mereka. Kebanggaan semakin genap tatkala bocah-bocah ini tak hanya menunjukkan kemampuannya saat di dalam kelas, tapi juga di luar kelas. Mulai dari langganan juara kelas, sampai berhasil menyabet piala dan penghargaan dalam berbagai gelaran olimpiade.

Para siswa SD Al Baitul Amien 02 Jember itu adalah Muhammad Fikri Aulia, Kelas 3B, yang meraih silver medal dalam ONMIPA Al Irsyad Al Islamiyyah. Lalu, di event OMNAS 10 Februari lalu, ada Nameera Asyifa, Kelas 4C, meraih juara 1 Olimpiade Bahasa Inggris, dan Aqila Rumaisya, Kelas 2C, peraih juara 1 Olimpiade Sains.

Torehan ketiga siswa itu jelas bukan tanpa modal dan usaha. Kepada Jawa Pos Radar Jember, ketiga orang tua para jagoan cilik itu membeberkan sedikit resepnya. Kata mereka, selama belajar, anak-anak memang intens didampingi, meski tengah pandemi yang mengharuskan siswa belajar via daring. “Dia biasanya belajar mandiri. Saya didik untuk bisa memanajemen waktunya sendiri. Tentu semua tetap saya kontrol aktivitasnya,” terang Nevrida Nur Diana, ibunda Asyifa.

Menurut dia, Asyifa memang sudah lama menaruh minat di bahasa Inggris. Tepatnya sejak masih TK. Melihat minatnya itu, Diana selaku orang tua kerap memfasilitasinya dengan media pembelajaran berbasis bahasa Inggris. Seperti film, lagu, latihan soal, dan sejenisnya yang semua berbahasa Inggris. “Olimpiade itu pertama kali diikuti Asyifa, sekaligus latihan dia atas minatnya di bahasa Inggris selama ini. Dan Alhamdulillah, bisa juara satu,” ujarnya.

Tak jauh berbeda, Hadian Khadafi, orang tua Aqila, juga membeberkan hal serupa. Putri kecilnya itu langganan menyabet juara kelas sejak masih di bangku TK. “Dia menyukai sains, karena itu ilmu yang luas. Di rumah, kami fasilitasi dengan menambah referensi bahan bacaan dia, dan belajarnya offline. Karena langsung kami dampingi,” paparnya.

Tak hanya Aqila dan Asyifa, jagoan kecil lain di bidang matematika tak kalah menakjubkan. Si Fikri, yang masih duduk di kelas 3 itu, rupanya sudah 11 kali mengikuti olimpiade di berbagai level. Daerah sampai internasional. Donny Pradono, ayahanda Fikri, mengatakan, model belajar buah hatinya sebenarnya sama seperti siswa kebanyakan. Bedanya mungkin pada intensitas belajar dan dukungan yang ia diberikan. “Dia itu suka bermain bola. Tiap hari sebelum main bola harus latihan soal matematika dulu. Jadi, tiap hari, minimal latihan 10 soal matematika sebelum ia main bola,” kata Donny.

Sekilas, kemampuan para jagoan kecil itu hampir semua berkat support dan dukungan orang tua ketika berada di luar kelas atau di rumahnya. Namun, saat di sekolah, para siswa itu juga tak luput dari gemblengan dan didikan para guru. Dari mulai bidang akademik, sampai nonakademik atau yang berkaitan dengan akhlak siswa.

Sementara itu, Waka Kesiswaan SD Al Baitul Amien 02 Jember Mutmainnah menjelaskan, keikutsertaan para siswanya dalam tiap lomba itu dinilainya sebagai bentuk dukungan sekolah. Kendati begitu, ia juga mengakui, baik wali murid maupun sekolah, sebenarnya sama-sama saling memberikan dukungan penuh kepada siswa. “Kami punya akses luas. Jadi, tiap event kami selalu ikut. Termasuk dalam lomba yang diikuti anak-anak ini,” jelasnya.

Selain berprestasi di bidang akademik, para jagoan cilik itu rupanya juga mendapat gemblengan seputar akhlak. Hal itu dinilainya juga tidak kalah penting.

Kepala SD Al Baitul Amien 02 Jember Muzakki Hidayat mengungkapkan, secara visioner, SD Al Baitul Amien 02 Jember memiliki dua prioritas utama terhadap siswanya. Yakni, berakhlak mulia dan berprestasi. Sebab, ia menilai, prestasi anak jika tidak diimbangi dengan didikan akhlak, hal itu dirasa kurang pas. “Sekarang saja, anak kelas empat itu sudah puber, beda dengan anak dulu. Nah, di situ bagaimana kami harus hadir mengedukasi mereka dengan didikan yang sesuai dengan usia anak-anak,” bebernya.

Model didikan akhlak itu, lanjut dia, bisa beragam. Seperti yang baru-baru ini menjadi rutinitas. Dibaan rutin tiap malam Selasa, dan ngaji Yasin tiap malam Jumat yang diikuti seluruh warga sekolah. “Salah satu muaranya nanti, bagaimana anak-anak bisa menghormati orang tua, guru, antarsiswa, atau orang lain. Karena saat ngaji itu diikuti seluruh warga sekolah. Dan kami selipkan muatan edukasinya, bermuatan Islam Ahl Sunnah Waljamaah,” terangnya.

Ia meyakini, dengan memadukan akhlak dan akademik, maka bukan perkara sulit bagi anak-anak untuk berprestasi. “Kompetisi tingkat nasional itu sulit. Namun, bukan berarti tidak mungkin,” sambungnya. Di akhir, ia mengharapkan, torehan prestasi ketiga jagoan cilik itu bisa diikuti oleh siswa lainnya dengan kemampuan atau minat yang berbeda-beda pula.

 

 

 

Jurnalis : Maulana
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Mahrus Sholih

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca