JEMBER LOR, RADARJEMBER.ID – Program Sekolah Penggerak gelombang II sudah mulai berjalan. Namun, program yang salah satunya untuk menyiapkan calon kepala sekolah ini sepi peminat. Dari 906 SD negeri yang terdata, hanya ada 135 sekolah yang mendaftar untuk mengikuti program tersebut. Jika dipersentase, jumlahnya cukup minim hanya 14,9 persen.
Staf Bidang SD Dinas Pendidikan Kabupaten Jember Iman Ashori menuturkan, pihaknya tengah mengkaji apa yang menjadi penyebab kurangnya minat sekolah untuk mendaftar dalam program tersebut. Namun, menurut dia, salah satu kendala yang sangat terlihat adalah adanya kepala sekolah rangkap yang masih berlaku.
Idealnya, kepala sekolah masih diperkenankan untuk mengikuti program sebagai guru penggerak. Namun, harus pada lembaga di mana dia menjabat secara definitif. “Ada syarat yang harus dipenuhi pemerintah daerah, yaitu menjamin kepada sekolah penggerak yang terkuota untuk tidak memindah atau memutasi guru dan kepala sekolah,” paparnya.
Selain itu, faktor usia juga sangat berpengaruh. Maksimal guru penggerak dari sekolah penggerak yang mengikuti program berusia 55 tahun. Sebab, selama empat tahun ke depan kepala sekolah diwajibkan untuk memprospek sekolahnya menjadi sekolah penggerak.
“Dari 906 lembaga SD negeri, ada sekitar 50 persen yang definitif. Selebihnya itu Plt. Dari 50 persen itu, lalu 50 persen lagi yang layak mendaftar, mungkin karena usia. Seharusnya ada 200 lebih yang mendaftar ke sistem,” jelas Iman.
Artinya, terdapat sekitar 100 sekolah yang memutuskan untuk tidak mendaftar. Tidak menutup kemungkinan kendala yang dialami oleh sekolah untuk mendaftar adalah kurangnya pemahaman IT. Utamanya di beberapa sekolah yang berada di pelosok. Di mana akses internet sangat terbatas untuk dijangkau.
Untuk itulah Dinas Pendidikan melakukan pendampingan pendaftaran bagi kepala sekolah yang dianggap layak dan memenuhi syarat untuk mendaftar program sekolah penggerak. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jember Bambang Hariono mengungkapkan bahwa dengan adanya program pendampingan sebagai upaya untuk memperbanyak sekolah yang layak untuk mengikuti program sekolah penggerak. Sebab, pada tahun sebelumnya, Kabupaten Jember absen untuk mengikuti gelombang pertama. “Tujuannya kan untuk mendampingi mereka untuk ikut semua program sekolah penggerak dan mengatasi kesulitan mereka,” pungkas Bambang. (ani/c2/lin/rus)
Reporter: Dian Cahyani / Lintang Anis Bena kinanti
Fotografer: Dian Cahyani
Editor: Mahrus Sholih