Mobile_AP_Rectangle 1
“Kritik di masyarakat ini begini, kenapa sekolah kok di emperan, di hutan, di samping jalan? Sedangkan sekolahnya sendiri tidak dipakai. Tetapi toko, tempat umum lainnya, mulai longgar. Ungkapan itu sering saya dengar. Padahal kan sama saja, sepulang sekolah mereka ya tetap bermain,” jelasnya.
Pemerintah harus lebih cermat dalam mengatasi masalah. Jika penekanannya ada dalam protokol kesehatan, berarti sekolah tetap masuk seperti biasanya, tetapi penerapan 5M harus ketat. “Ini kan sebetulnya masalah. Tetapi yang keluar justru inovasi a, b, dan c. Tetapi kadang tidak konsisten,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Lumajang Supratman menjelaskan, paling utama dalam proses pembelajaran harus mematuhi standar protokol kesehatan. Selebihnya, diserahkan ke daerah masing-masing. “Pandemi ini memang belum tahu kapan berakhirnya. Jadi, kami menilai sesuai kemampuan,” pungkasnya.
- Advertisement -
“Kritik di masyarakat ini begini, kenapa sekolah kok di emperan, di hutan, di samping jalan? Sedangkan sekolahnya sendiri tidak dipakai. Tetapi toko, tempat umum lainnya, mulai longgar. Ungkapan itu sering saya dengar. Padahal kan sama saja, sepulang sekolah mereka ya tetap bermain,” jelasnya.
Pemerintah harus lebih cermat dalam mengatasi masalah. Jika penekanannya ada dalam protokol kesehatan, berarti sekolah tetap masuk seperti biasanya, tetapi penerapan 5M harus ketat. “Ini kan sebetulnya masalah. Tetapi yang keluar justru inovasi a, b, dan c. Tetapi kadang tidak konsisten,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Lumajang Supratman menjelaskan, paling utama dalam proses pembelajaran harus mematuhi standar protokol kesehatan. Selebihnya, diserahkan ke daerah masing-masing. “Pandemi ini memang belum tahu kapan berakhirnya. Jadi, kami menilai sesuai kemampuan,” pungkasnya.
“Kritik di masyarakat ini begini, kenapa sekolah kok di emperan, di hutan, di samping jalan? Sedangkan sekolahnya sendiri tidak dipakai. Tetapi toko, tempat umum lainnya, mulai longgar. Ungkapan itu sering saya dengar. Padahal kan sama saja, sepulang sekolah mereka ya tetap bermain,” jelasnya.
Pemerintah harus lebih cermat dalam mengatasi masalah. Jika penekanannya ada dalam protokol kesehatan, berarti sekolah tetap masuk seperti biasanya, tetapi penerapan 5M harus ketat. “Ini kan sebetulnya masalah. Tetapi yang keluar justru inovasi a, b, dan c. Tetapi kadang tidak konsisten,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Lumajang Supratman menjelaskan, paling utama dalam proses pembelajaran harus mematuhi standar protokol kesehatan. Selebihnya, diserahkan ke daerah masing-masing. “Pandemi ini memang belum tahu kapan berakhirnya. Jadi, kami menilai sesuai kemampuan,” pungkasnya.