JEMBER, RADARJEMBER.ID – Hingga saat ini, Kabupaten Jember belum bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM). Padahal para wali murid mendesak agar segera melangsungkannya. Belum jelas apa alasan utama terkendalannya PTM tersebut. Apakah peranti penunjang protokol kesehatan (prokes) di sekolah-sekolah belum siap, atau justru pemerintah sendiri yang masih gagap.
Jawa Pos Radar Jember memantau dua sekolah di pinggiran mengenai kesiapan PTM. Kesiapan ini meliputi sarana dan prasarana dalam menaati prokes. Dua sekolah tersebut adalah SMPN 02 Ledokombo dan SMPN 03 Ledokombo. Kedua sekolah ini Nampak tidak memenuhi persyaratan. Sebab, wastafel yang tersedia tidak bisa digunakan, serta jumlahnya cukup minim. Padahal wastafel ini merupakan salah satu saranan penunjang prokes.
Di SMPN 02 Ledokombo, misalnya, di sana terdapat 22 wastafel subsidi dari pemerintah daerah. Namun, perangkat cuci tangan ini baru turun sekitar akhir 2020 lalu dan sampai saat ini tidak dapat digunakan karena tidak ada pipa sambungan air. Beruntung pihak sekolah memiliki keran saluran air yang dapat difungsikan, meski jumlahnya memang tidak banyak hanya 10 keran.
Kendati wastafelnya bermasalah, namun sekolah ini telah mengantongi persetujuan dari Satgas Covid-19 melalui pemenuhan instrumen survei Satgas Covid-19. Terlebih sebelumnya, satgas kecamatan juga telah melakukan kunjungan dan pengecekan kesiapan. Maka dengan modal itu, SMPN 2 Ledokombo menggelar PTM terbatas pada kelas akhir sejak Senin (5/4) lalu. Para siswa mengikuti PTM dengan menggunakan seragam.
“Skemanya sama. Setiap kelas hanya berisi setengah jumlah murid dalam satu kelas. Kami mengadakan tatap muka karena sudah mendapat rekomenasi dari satgas kecamatan melalui puskesmas,” ungkap Nodianto, Plt Kepala SMPN 02 Ledokombo, kemarin (6/4).
Hal serupa juga terjadi di SMPN 03 Ledokombo. Bahkan di sekolah ini, wastafel tidak ada sama sekali. Pihak sekolah pun mengantisipasi dengan menyediakan wastafel dari bak plastik persegi panjang.
Plt Kepala SMPN 03 Ledokombo, Dwi Kristatiningsih mengungkapkan, pihaknya pernah mengonfirmasi ke dinas kesehatan terkait pemenuhan bantuan wastafel. Namun, pihak dinas menyarankan agar berkoordinasi dengan dinas pendidikan. “Dinas kesehatan sama dinas pendidikan saling melimpahkan. Akhirnya kami belikan wastafel seadanya,” tuturnya.
Kendati demikian, sekolahnya telah melangsungkan PTM terbatas pada kelas akhir sejak awal pekan ini (5/4). Pekan sebelumnya, sekolah juga telah dicek kesiapan terkait pemenuhan fasilitas prokes oleh satgas kecamatan. “Kemarin kami sudah didatangi dan dicek kesiapannya oleh Satgas Covid-19. Ada camat, puskesmas, Satpol PP dan lainnya. Akhirnya mengizinkan,” pungkasnya.
Jurnalis : Dian Cahyani
Fotografer : Jumai
Redaktur : Mahrus Sholih