JEMBER, RADARJEMBER.ID – Proses wisuda untuk beberapa jenjang pendidikan kini masih dilakukan secara daring. Salah satunya di SMA Rambipuji. Meski wali murid menghendaki adanya wisuda secara langsung, namun pihak sekolah lebih memprioritaskan dan memilih wisuda dilaksanakan secara daring. Sebab, Rambipuji masih dalam kategori zona oranye atau belum bebas Covid-19.
Dari 247 siswa yang diwisuda, sekolah hanya menghadirkan tujuh siswa sebagai perwakilan. Tujuh siswa inilah yang menjalani prosesi wisuda secara langsung. Sementara sisanya mengikuti secara daring dari rumah masing-masing.
Kepala SMA Rambipuji Ngatminah mengungkapkan, lulusan tahun ini ada tren penurunan nilai yang diperoleh oleh siswa. Meski jumlahnya tidak signifikan. Kondisi ini disebutnya tidak jauh berbeda dengan lulusan tahun kemarin. Sebab, pembelajaran daring yang berlangsung selama pandemi selama setahun terakhir dinilai kurang maksimal. Sehingga siswa cenderung menggampangkan tugasnya. “Kemarin, bahkan ada siswa yang tertidur saat mengerjakan soal ujian. Namun, mereka tetap kami pantau, layani dan benahi. Semuanya kami sikapi dengan fleksibel,” tutur Ngatminah.
Adanya tren penurunan nilai hasil ujian ini disebutnya merupakan hal yang lumrah dialami oleh sekolah. Bahkan, di sekolah lain kondisinya juga serupa. Sebab, pada tahun ajaran kemarin masih proses adaptasi dengan sistem baru. Ke depan, dengan dimulainya pembelajaran tatap muka terbatas, diharapkan menjadi salah satu jalan untuk memperbaiki nilai siswa. “Ini kan sudah mulai pembelajaran tatap muka, semoga ada banyak peningkatan,” harapnya.
Meski sudah dinyatakan lulus, namun para siswa belum mendapatkan ijazah. Untuk itu, sekolah menyiapkan surat keterangan lulus (SKL) bila diperlukan untuk mendaftar ke perguruan tinggi, atau keperluan lain. Siswa bisa melakukan pengambilan secara langsung di sekolah. Masa pengambilannya dimulai sejak 3 Mei kemarin. “SKL bisa langsung diambil ke sekolah. Jika tidak bisa, atau siswa sudah ada di luar kota, akan kami kirim,” ujar Ngatminah.
Dia menambahkan, tahun ini pihak sekolah hanya menyiapkan bagi siswa yang memerlukan saja. Sebab, pada tahun sebelumnya, sekolah sudah mencetak berlembar-lembar SKL untuk semua siswa. Namun, hanya sedikit yang membutuhkan. Karena itu, pada tahun ini SKL tidak langsung diketik, melainkan hanya untuk siswa yang akan mengambil SKL saja.
Prawiga Rendi Herian, salah satu perwakilan siswa di SMA Rambipuji, mengaku bahwa hingga saat ini dirinya masih khawatir jika nilainya jeblok. Sebab, ia merasa selama mengikuti pembelajaran daring ada banyak hal yang tidak efektif. Apalagi, bagi Heri, sudah terhitung dua semeter dirinya tidak mengikuti pembelajaran secara langsung. “Jadi, materi yang diterima juga kurang. Untuk nilai saya belum keluar, masih besok,” ucapnya.
Jurnalis : Dian Cahyani
Fotografer : Jumai
Redaktur : Mahrus Sholih