21.8 C
Jember
Friday, 9 June 2023

Masih Belum Ada Regenerasi, Belasan Pengawas Sekolah Akan Pensiun

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Keberadaan pengawas sangat penting untuk memaksimalkan upaya monitoring sekolah. Sayangnya, keberadaan pengawas di Jember masih sangat minim, tidak seimbang dengan keberadaan jumlah sekolah. Hingga saat ini, setidaknya hanya ada 33 pengawas untuk SD. Padahal jumlah SD di Jember mencapai 1.038 sekolah. Selain itu, tahun ini ada 15 pengawas yang akan pensiun. Otomatis, total pengawas yang masih ada di tahun ini hanya ada 18 pengawas.

Terbatasnya keberadaan pengawas ini salah satunya terjadi di Kecamatan Kaliwates. Pengawasnya adalah Nurma Ariyani, yang tahun ini menjadi pengawas untuk 40 SD di Kaliwates. Terdiri atas 25 SD negeri dan sisanya adalah SD swasta.

Mulanya, jumlah pengawas di Kecamatan Kaliwates adalah enam orang. Namun, lambat laun para pengawas itu pensiun satu per satu. Akibat kekurangan pengawas, dalam sehari Nurma diharuskan berkeliling atau melakukan monitoring pada 10 lembaga. “Dulu Kaliwates terbanyak, sampai enam pengawas. Lalu, banyak yang pensiun,” ungkapnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Dirinya juga menjadi salah satu pengawas yang bakal memasuki masa purna tahun ini. Jadwalnya, dia akan pensiun pada November mendatang. Jika tak segera ada pengganti, bisa dipastikan tahun ini Kecamatan Kaliwates tidak memiliki pengawas SD.

Terpisah, Koordinator Kabupaten Pengawas Suwarno membenarkan adanya kekurangan pengawas. Hal ini disebabkan tidak adanya rekrutmen pengawas dalam beberapa tahun belakangan. Selain itu, banyak pengawas yang sudah pensiun.

Idealnya, lanjut Suwarno, jumlah pengawas di Jember berjumlah kurang lebih 90 orang. “Tapi, karena selama ini tidak ada rekrutmen pengawas, jumlahnya hanya segitu,” ungkapnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, beberapa pengawas pun ditugaskan merangkap melakukan pengawasan pada sekolah-sekolah di lebih dari satu kecamatan. Untuk mengatasi kekurangan pengawas, nantinya akan ada diklat pengawas yang diambilkan dari program sekolah penggerak. “Walaupun demikian, pengawas sekolah sampai sekarang masih eksis,” tutur pengawas sekolah di Kecamatan Semboro dan Bangsalsari itu.

Bisa dipastikan, jika jumlah pengawas yang pensiun makin banyak dan diklat tidak cepat dilakukan, maka tugas rangkap pengawas sekolah pun akan menjadi alternatif untuk mengisi kekurangan pengawas sekolah.

 

 

Jurnalis : Dian Cahyani
Fotografer : Dian Cahyani
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Keberadaan pengawas sangat penting untuk memaksimalkan upaya monitoring sekolah. Sayangnya, keberadaan pengawas di Jember masih sangat minim, tidak seimbang dengan keberadaan jumlah sekolah. Hingga saat ini, setidaknya hanya ada 33 pengawas untuk SD. Padahal jumlah SD di Jember mencapai 1.038 sekolah. Selain itu, tahun ini ada 15 pengawas yang akan pensiun. Otomatis, total pengawas yang masih ada di tahun ini hanya ada 18 pengawas.

Terbatasnya keberadaan pengawas ini salah satunya terjadi di Kecamatan Kaliwates. Pengawasnya adalah Nurma Ariyani, yang tahun ini menjadi pengawas untuk 40 SD di Kaliwates. Terdiri atas 25 SD negeri dan sisanya adalah SD swasta.

Mulanya, jumlah pengawas di Kecamatan Kaliwates adalah enam orang. Namun, lambat laun para pengawas itu pensiun satu per satu. Akibat kekurangan pengawas, dalam sehari Nurma diharuskan berkeliling atau melakukan monitoring pada 10 lembaga. “Dulu Kaliwates terbanyak, sampai enam pengawas. Lalu, banyak yang pensiun,” ungkapnya.

Dirinya juga menjadi salah satu pengawas yang bakal memasuki masa purna tahun ini. Jadwalnya, dia akan pensiun pada November mendatang. Jika tak segera ada pengganti, bisa dipastikan tahun ini Kecamatan Kaliwates tidak memiliki pengawas SD.

Terpisah, Koordinator Kabupaten Pengawas Suwarno membenarkan adanya kekurangan pengawas. Hal ini disebabkan tidak adanya rekrutmen pengawas dalam beberapa tahun belakangan. Selain itu, banyak pengawas yang sudah pensiun.

Idealnya, lanjut Suwarno, jumlah pengawas di Jember berjumlah kurang lebih 90 orang. “Tapi, karena selama ini tidak ada rekrutmen pengawas, jumlahnya hanya segitu,” ungkapnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, beberapa pengawas pun ditugaskan merangkap melakukan pengawasan pada sekolah-sekolah di lebih dari satu kecamatan. Untuk mengatasi kekurangan pengawas, nantinya akan ada diklat pengawas yang diambilkan dari program sekolah penggerak. “Walaupun demikian, pengawas sekolah sampai sekarang masih eksis,” tutur pengawas sekolah di Kecamatan Semboro dan Bangsalsari itu.

Bisa dipastikan, jika jumlah pengawas yang pensiun makin banyak dan diklat tidak cepat dilakukan, maka tugas rangkap pengawas sekolah pun akan menjadi alternatif untuk mengisi kekurangan pengawas sekolah.

 

 

Jurnalis : Dian Cahyani
Fotografer : Dian Cahyani
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Keberadaan pengawas sangat penting untuk memaksimalkan upaya monitoring sekolah. Sayangnya, keberadaan pengawas di Jember masih sangat minim, tidak seimbang dengan keberadaan jumlah sekolah. Hingga saat ini, setidaknya hanya ada 33 pengawas untuk SD. Padahal jumlah SD di Jember mencapai 1.038 sekolah. Selain itu, tahun ini ada 15 pengawas yang akan pensiun. Otomatis, total pengawas yang masih ada di tahun ini hanya ada 18 pengawas.

Terbatasnya keberadaan pengawas ini salah satunya terjadi di Kecamatan Kaliwates. Pengawasnya adalah Nurma Ariyani, yang tahun ini menjadi pengawas untuk 40 SD di Kaliwates. Terdiri atas 25 SD negeri dan sisanya adalah SD swasta.

Mulanya, jumlah pengawas di Kecamatan Kaliwates adalah enam orang. Namun, lambat laun para pengawas itu pensiun satu per satu. Akibat kekurangan pengawas, dalam sehari Nurma diharuskan berkeliling atau melakukan monitoring pada 10 lembaga. “Dulu Kaliwates terbanyak, sampai enam pengawas. Lalu, banyak yang pensiun,” ungkapnya.

Dirinya juga menjadi salah satu pengawas yang bakal memasuki masa purna tahun ini. Jadwalnya, dia akan pensiun pada November mendatang. Jika tak segera ada pengganti, bisa dipastikan tahun ini Kecamatan Kaliwates tidak memiliki pengawas SD.

Terpisah, Koordinator Kabupaten Pengawas Suwarno membenarkan adanya kekurangan pengawas. Hal ini disebabkan tidak adanya rekrutmen pengawas dalam beberapa tahun belakangan. Selain itu, banyak pengawas yang sudah pensiun.

Idealnya, lanjut Suwarno, jumlah pengawas di Jember berjumlah kurang lebih 90 orang. “Tapi, karena selama ini tidak ada rekrutmen pengawas, jumlahnya hanya segitu,” ungkapnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, beberapa pengawas pun ditugaskan merangkap melakukan pengawasan pada sekolah-sekolah di lebih dari satu kecamatan. Untuk mengatasi kekurangan pengawas, nantinya akan ada diklat pengawas yang diambilkan dari program sekolah penggerak. “Walaupun demikian, pengawas sekolah sampai sekarang masih eksis,” tutur pengawas sekolah di Kecamatan Semboro dan Bangsalsari itu.

Bisa dipastikan, jika jumlah pengawas yang pensiun makin banyak dan diklat tidak cepat dilakukan, maka tugas rangkap pengawas sekolah pun akan menjadi alternatif untuk mengisi kekurangan pengawas sekolah.

 

 

Jurnalis : Dian Cahyani
Fotografer : Dian Cahyani
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca