JEMBER, RADARJEMBER.ID – Hari pertama setelah menjalani serah terima jabatan, Bupati Jember Hendy Siswanto langsung memetakan program prioritas pada sektor pendidikan. Setidaknya ada tiga program yang menjadi sasaran utama. Pertama adalah penempatan ulang guru tidak tetap (GTT) dan pegawai tidak tetap (PTT) sesuai dengan domisilinya.
Langkah ini bertujuan agar penempatannya lebih strategis. Sehingga tidak ada kasus atau masalah GTT dan PTT kecelakaan saat menjalankan tugas. “Untuk guru yang bertugas di kawasan pegunungan dan terpencil, kami upayakan untuk melakukan pengadaan untuk tempat tinggal itu. Termasuk insentif khusus yang didapat,” ungkap Hendy Siswanto dalam acara Silaturahmi Bupati Jember dengan Dinas Pendidikan di GOR SMPN 07 Jember, kemarin (3/3).
Gambaran teknisnya, para GTT dan PTT diberikan opsi penempatan tugas oleh Dinas Pendidikan. Program ini menyasar semua kalangan GTT dan PTT dari semua jenjang pendidikan yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan Kabupaten. Walau secara teknis program ini belum ada pembahasan terperinci, tapi Hendy mengimbau agar Dinas Pendidikan segera melakukan sosialisasi seluas-luasnya kepada pihak sekolah. Sehingga proses pendataan guru bisa lekas rampung. “Kalau sudah selesai pendataan, maka kita cepat selesaikan,” imbuh Hendy.
Selanjutnya, pemenuhan kebutuhan akan guru menjadi prioritas kedua. Dalam hal ini, Jember masih mengalami kekurangan empat posisi guru mata pelajaran (mapel) di jenjang SD hingga SMA. Empat mapel tersebut di antaranya Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Jasmani Kesehatan (Penjaskes), Bimbingan Konseling (BK), dan guru Sejarah.
Terakhir adalah percepatan vaksinasi pada guru dan rencana pembelajaran tatap muka. Kini, Hendy mengupayakan untuk menyegerakan adanya pembelajaran tatap muka. Terlebih, saat ini Jember telah memasuki zona oranye. Dia pun meminta, pendataan untuk vaksinasi guru lekas dilakukan. Selanjutnya, pembelajaran tatap muka dapat disegerakan. “Untuk izin pembelajaran tatap muka, kami akan komunikasikan lagi dengan Satgas Covid-19. Secepatnya lah,” ucapnya.
Menurut Hendy, pembelajaran tatap muka menjadi program prioritas di sektor pendidikan. Sebab, jika anak tidak segera mengikuti pembelajaran tatap muka, maka dampak jangka panjangnya adalah adanya degradasi moral. “Dampaknya itu luntur sopan santun anak, karena tidak bertemu dengan guru secara langsung,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Jember Bambang Hariono mengatakan, hingga saat ini pihaknya tengah mempersiapkan pendataan yang dibutuhkan. Mulai dari data guru untuk vaksinasi dan pendataan kesiapan sekolah menghadapi tatap muka untuk nantinya sebagai landasan izin pada Satgas Covid-19. “Kami mengikuti semua prosesnya untuk pendataan sesuai arahan bupati,” tandasnya saat ditemui di SMPN 7 Jember.
Jurnalis: Dian Cahyani
Fotografer: Jumai
Editor: Mahrus Sholih