24.5 C
Jember
Tuesday, 6 June 2023

Ratusan Sekolah Negeri Kekurangan Siswa

Sebanyak 758 SD dan 73 SMP

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Hasil PPDB zonasi resmi diumumkan, kemarin (31/5). Ternyata, ada ratusan sekolah negeri yang belum memenuhi pagu. Setidaknya terdapat 758 SD dan 73 SMP yang kuota siswanya masih kurang. Khusus untuk SMP, sekolah yang belum memenuhi pagu tersebut berada di kecamatan pinggiran. Seperti SMP Negeri 1 Balung, SMP Negeri 1 Jelbuk, dan SMP Negeri 1 Arjasa.

Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan (Dispendik) Jember Nur Hamid mengungkapkan, dinas tidak akan membuka PPDB gelombang dua untuk memenuhi pagu tersebut. Sebab, kekurangan siswa itu dapat diatasi dengan PPDB lanjutan yang bisa diselenggarakan oleh sekolah masing-masing. “Jadi, sekolah yang kurang pagu bisa langsung melakukan PPDB lanjutan,” ungkapnya ketika ditemui di kantornya.

Dia menjelaskan, hari pertama pengumuman PPDB zonasi ini, dinas menerima pengaduan dari wali murid yang anaknya tidak masuk sekolah incaran. Setelah ditelisik lebih jauh, ternyata pelapor itu tidak paham betul mengenai petunjuk teknis (juknis) PPDB. Utamanya tentang aturan batasan usia. “Yang bersangkutan kurang mengerti mengenai aturan usia di juknis. Maka kami arahkan,” jelasnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Sementara itu, Kabid SD Dispendik Jember Endang Sulistyowati mengatakan, dari 906 SD negeri yang dipantau, terdapat 758 sekolah yang masih kekurangan pagu. Sedangkan 131 lembaga jumlah pendaftarnya melebihi kuota. Hanya ada 17 sekolah yang sudah sesuai dengan pagu. Bagi sekolah yang kurang, akan ada PPDB gelombang dua. Namun, hingga saat ini belum diketahui kapan PPDB itu dilaksanakan. “PPDB kedua dilakukan setelah tanggal 31 Mei,” terangnya.

Endang juga menjelaskan, pihaknya sudah menerima data dan membuka posko bagi sekolah yang masih mengalami kelebihan atau kekurangan pagu. Sehingga murid dari sekolah yang melebihi pagu, bisa diarahkan ke sekolah yang masih kekurangan siswa.

 

Swasta Masih Sepi

Pengumuman PPDB sekolah negeri menjadi awal pelaksanaan PPDB di sekolah swasta. Di SMP Muhammadiyah 01, misalnya, PPDB hari pertama jumlah pendaftar belum begitu tampak. Hingga pukul 12.00, jumlah pendaftarnya baru mencapai 40 siswa. Padahal target sekolah ini menampung lima rombongan belajar (rombel) untuk siswa kelas baru, atau 180 siswa.

Ketua Panitia PPDB SMP Muhammadiyah 01 Edy Kusyono memaparkan, jumlah pendaftar tahun ini mengalami penurunan. Sebab, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dalam sehari di hari pertama PPDB, rata-rata yang mendaftar mencapai 75 siswa. “Tapi, sekarang cuma 40 siswa,” paparnya.

Menurut dia, aturan PPDB zonasi memang berdampak pada penerimaan siswa baru di sekolah swasta. Sebab, dengan aturan itu, SMP negeri tidak hanya menerima murid berdasarkan prestasinya saja, tapi juga jarak. Karena itu, sekolah swasta yang jaraknya dekat dengan sekolah negeri akan terlihat bersaing dalam mendapatkan siswa di area sekolah. “SMP kami ini dekat dengan SMP Negeri 7 dan SMP Negeri 10. Ini juga memengaruhi sekolah swasta,” ungkap Edy.

Alternatifnya, kata dia, sekolah membidik dan melakukan promosi kepada golongan masyarakat yang domisilinya tidak hanya ada di sekitar sekolah saja, tapi juga daerah lain. Selain itu, pihaknya juga melakukan inovasi dan pelayanan terbaik bagi siswa. “Penjaringan juga dilakukan di luar Kecamatan Patrang. Misalnya di Kaliwates,” ucapnya.

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Swasta Juma’ Asan menuturkan, seiring perkembangan waktu, PPDB di sekolah swasta mengalami penurunan tajam. Menurutnya, hal ini tidak imbang dengan keberadaan sekolah yang lebih banyak ketimbang muridnya. “Jumlah sekolah swasta dan negeri tidak imbang. Dan negeri seharusnya mengurangi kuota,” ujarnya.

Dia menambahkan, adanya jalur zonasi yang masih dibuka pasca-pengumuman kelulusan, dinilainya juga berpengaruh pada PPDB sekolah swasta. Dia pun meminta Dispendik melakukan intervensi kebijakan. “Saya kira, perlu ada penegasan dari dinas yang juga melibatkan sekolah swasta,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Dian Cahyani
Fotografer : Dokumentasi Radar Jember
Redaktur : Mahrus Sholih

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Hasil PPDB zonasi resmi diumumkan, kemarin (31/5). Ternyata, ada ratusan sekolah negeri yang belum memenuhi pagu. Setidaknya terdapat 758 SD dan 73 SMP yang kuota siswanya masih kurang. Khusus untuk SMP, sekolah yang belum memenuhi pagu tersebut berada di kecamatan pinggiran. Seperti SMP Negeri 1 Balung, SMP Negeri 1 Jelbuk, dan SMP Negeri 1 Arjasa.

Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan (Dispendik) Jember Nur Hamid mengungkapkan, dinas tidak akan membuka PPDB gelombang dua untuk memenuhi pagu tersebut. Sebab, kekurangan siswa itu dapat diatasi dengan PPDB lanjutan yang bisa diselenggarakan oleh sekolah masing-masing. “Jadi, sekolah yang kurang pagu bisa langsung melakukan PPDB lanjutan,” ungkapnya ketika ditemui di kantornya.

Dia menjelaskan, hari pertama pengumuman PPDB zonasi ini, dinas menerima pengaduan dari wali murid yang anaknya tidak masuk sekolah incaran. Setelah ditelisik lebih jauh, ternyata pelapor itu tidak paham betul mengenai petunjuk teknis (juknis) PPDB. Utamanya tentang aturan batasan usia. “Yang bersangkutan kurang mengerti mengenai aturan usia di juknis. Maka kami arahkan,” jelasnya.

Sementara itu, Kabid SD Dispendik Jember Endang Sulistyowati mengatakan, dari 906 SD negeri yang dipantau, terdapat 758 sekolah yang masih kekurangan pagu. Sedangkan 131 lembaga jumlah pendaftarnya melebihi kuota. Hanya ada 17 sekolah yang sudah sesuai dengan pagu. Bagi sekolah yang kurang, akan ada PPDB gelombang dua. Namun, hingga saat ini belum diketahui kapan PPDB itu dilaksanakan. “PPDB kedua dilakukan setelah tanggal 31 Mei,” terangnya.

Endang juga menjelaskan, pihaknya sudah menerima data dan membuka posko bagi sekolah yang masih mengalami kelebihan atau kekurangan pagu. Sehingga murid dari sekolah yang melebihi pagu, bisa diarahkan ke sekolah yang masih kekurangan siswa.

 

Swasta Masih Sepi

Pengumuman PPDB sekolah negeri menjadi awal pelaksanaan PPDB di sekolah swasta. Di SMP Muhammadiyah 01, misalnya, PPDB hari pertama jumlah pendaftar belum begitu tampak. Hingga pukul 12.00, jumlah pendaftarnya baru mencapai 40 siswa. Padahal target sekolah ini menampung lima rombongan belajar (rombel) untuk siswa kelas baru, atau 180 siswa.

Ketua Panitia PPDB SMP Muhammadiyah 01 Edy Kusyono memaparkan, jumlah pendaftar tahun ini mengalami penurunan. Sebab, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dalam sehari di hari pertama PPDB, rata-rata yang mendaftar mencapai 75 siswa. “Tapi, sekarang cuma 40 siswa,” paparnya.

Menurut dia, aturan PPDB zonasi memang berdampak pada penerimaan siswa baru di sekolah swasta. Sebab, dengan aturan itu, SMP negeri tidak hanya menerima murid berdasarkan prestasinya saja, tapi juga jarak. Karena itu, sekolah swasta yang jaraknya dekat dengan sekolah negeri akan terlihat bersaing dalam mendapatkan siswa di area sekolah. “SMP kami ini dekat dengan SMP Negeri 7 dan SMP Negeri 10. Ini juga memengaruhi sekolah swasta,” ungkap Edy.

Alternatifnya, kata dia, sekolah membidik dan melakukan promosi kepada golongan masyarakat yang domisilinya tidak hanya ada di sekitar sekolah saja, tapi juga daerah lain. Selain itu, pihaknya juga melakukan inovasi dan pelayanan terbaik bagi siswa. “Penjaringan juga dilakukan di luar Kecamatan Patrang. Misalnya di Kaliwates,” ucapnya.

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Swasta Juma’ Asan menuturkan, seiring perkembangan waktu, PPDB di sekolah swasta mengalami penurunan tajam. Menurutnya, hal ini tidak imbang dengan keberadaan sekolah yang lebih banyak ketimbang muridnya. “Jumlah sekolah swasta dan negeri tidak imbang. Dan negeri seharusnya mengurangi kuota,” ujarnya.

Dia menambahkan, adanya jalur zonasi yang masih dibuka pasca-pengumuman kelulusan, dinilainya juga berpengaruh pada PPDB sekolah swasta. Dia pun meminta Dispendik melakukan intervensi kebijakan. “Saya kira, perlu ada penegasan dari dinas yang juga melibatkan sekolah swasta,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Dian Cahyani
Fotografer : Dokumentasi Radar Jember
Redaktur : Mahrus Sholih

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Hasil PPDB zonasi resmi diumumkan, kemarin (31/5). Ternyata, ada ratusan sekolah negeri yang belum memenuhi pagu. Setidaknya terdapat 758 SD dan 73 SMP yang kuota siswanya masih kurang. Khusus untuk SMP, sekolah yang belum memenuhi pagu tersebut berada di kecamatan pinggiran. Seperti SMP Negeri 1 Balung, SMP Negeri 1 Jelbuk, dan SMP Negeri 1 Arjasa.

Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan (Dispendik) Jember Nur Hamid mengungkapkan, dinas tidak akan membuka PPDB gelombang dua untuk memenuhi pagu tersebut. Sebab, kekurangan siswa itu dapat diatasi dengan PPDB lanjutan yang bisa diselenggarakan oleh sekolah masing-masing. “Jadi, sekolah yang kurang pagu bisa langsung melakukan PPDB lanjutan,” ungkapnya ketika ditemui di kantornya.

Dia menjelaskan, hari pertama pengumuman PPDB zonasi ini, dinas menerima pengaduan dari wali murid yang anaknya tidak masuk sekolah incaran. Setelah ditelisik lebih jauh, ternyata pelapor itu tidak paham betul mengenai petunjuk teknis (juknis) PPDB. Utamanya tentang aturan batasan usia. “Yang bersangkutan kurang mengerti mengenai aturan usia di juknis. Maka kami arahkan,” jelasnya.

Sementara itu, Kabid SD Dispendik Jember Endang Sulistyowati mengatakan, dari 906 SD negeri yang dipantau, terdapat 758 sekolah yang masih kekurangan pagu. Sedangkan 131 lembaga jumlah pendaftarnya melebihi kuota. Hanya ada 17 sekolah yang sudah sesuai dengan pagu. Bagi sekolah yang kurang, akan ada PPDB gelombang dua. Namun, hingga saat ini belum diketahui kapan PPDB itu dilaksanakan. “PPDB kedua dilakukan setelah tanggal 31 Mei,” terangnya.

Endang juga menjelaskan, pihaknya sudah menerima data dan membuka posko bagi sekolah yang masih mengalami kelebihan atau kekurangan pagu. Sehingga murid dari sekolah yang melebihi pagu, bisa diarahkan ke sekolah yang masih kekurangan siswa.

 

Swasta Masih Sepi

Pengumuman PPDB sekolah negeri menjadi awal pelaksanaan PPDB di sekolah swasta. Di SMP Muhammadiyah 01, misalnya, PPDB hari pertama jumlah pendaftar belum begitu tampak. Hingga pukul 12.00, jumlah pendaftarnya baru mencapai 40 siswa. Padahal target sekolah ini menampung lima rombongan belajar (rombel) untuk siswa kelas baru, atau 180 siswa.

Ketua Panitia PPDB SMP Muhammadiyah 01 Edy Kusyono memaparkan, jumlah pendaftar tahun ini mengalami penurunan. Sebab, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dalam sehari di hari pertama PPDB, rata-rata yang mendaftar mencapai 75 siswa. “Tapi, sekarang cuma 40 siswa,” paparnya.

Menurut dia, aturan PPDB zonasi memang berdampak pada penerimaan siswa baru di sekolah swasta. Sebab, dengan aturan itu, SMP negeri tidak hanya menerima murid berdasarkan prestasinya saja, tapi juga jarak. Karena itu, sekolah swasta yang jaraknya dekat dengan sekolah negeri akan terlihat bersaing dalam mendapatkan siswa di area sekolah. “SMP kami ini dekat dengan SMP Negeri 7 dan SMP Negeri 10. Ini juga memengaruhi sekolah swasta,” ungkap Edy.

Alternatifnya, kata dia, sekolah membidik dan melakukan promosi kepada golongan masyarakat yang domisilinya tidak hanya ada di sekitar sekolah saja, tapi juga daerah lain. Selain itu, pihaknya juga melakukan inovasi dan pelayanan terbaik bagi siswa. “Penjaringan juga dilakukan di luar Kecamatan Patrang. Misalnya di Kaliwates,” ucapnya.

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Swasta Juma’ Asan menuturkan, seiring perkembangan waktu, PPDB di sekolah swasta mengalami penurunan tajam. Menurutnya, hal ini tidak imbang dengan keberadaan sekolah yang lebih banyak ketimbang muridnya. “Jumlah sekolah swasta dan negeri tidak imbang. Dan negeri seharusnya mengurangi kuota,” ujarnya.

Dia menambahkan, adanya jalur zonasi yang masih dibuka pasca-pengumuman kelulusan, dinilainya juga berpengaruh pada PPDB sekolah swasta. Dia pun meminta Dispendik melakukan intervensi kebijakan. “Saya kira, perlu ada penegasan dari dinas yang juga melibatkan sekolah swasta,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Dian Cahyani
Fotografer : Dokumentasi Radar Jember
Redaktur : Mahrus Sholih

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca