Mobile_AP_Rectangle 1
KALIWATES, RADARJEMBER.ID– Siang itu, Rizqi Qurniawan tengah sibuk membereskan meja yang disediakan untuk para pembeli bakso di warung milik orang tuanya. Ya, putra dari pasangan Abdul Muin dan Asmawati yang merupakan penjual bakso ini baru saja pulang dari Jakarta setelah menamatkan pendidikan sarjana di kampus terbaik tingkat nasional, yakni Universitas Indonesia.
Kepada Jawa Pos Radar Jember, lelaki 24 tahun ini menceritakan pengalamannya yang berhasil meraih beasiswa hingga bisa menyelesaikan kuliahnya. Rizqi merupakan penerima beasiswa Bidikmisi yang waktu mendaftarnya diterima melalui jalur SNMPTN, pada 2017 lalu. Bukan kisah meraih beasiswanya yang unik, tapi kisah pengalamannya yang berhasil belajar di luar negeri berkat menang lomba karya tulis.
Dia memang suka menulis sejak SMA, bahkan terbiasa ikut Lomba karya tulis ilmiah (LKTI) sejak itu. “Memang suka nulis, waktu kuliah juga aktif menulis karya ilmiah,” tutur alumnus SMAN 1 Jember ini.
Mobile_AP_Rectangle 2
Saat itu, ia harus membagi waktu. Antara belajar untuk mata pelajaran akademik di sekolah, meluangkan waktu untuk membuat karya tulis, juga berjualan kue untuk uang saku dan biaya hidup keluarga. “Waktu SMA sempat jualan kucur sama rengginang, dititipin sama ibu, buat uang jajan. Yang penting kata orang tua harus tetap sekolah,” papar Rizqi.
Dari pengalaman itu, ia selalu menanamkan niat, dirinya harus mampu menjadi kebanggaan keluarga. Ya, ia ingin mengenyam pendidikan di lembaga terbaik, namun tanpa membebani kedua orang tuanya. Bahkan, Rizqi berniat agar bisa kuliah sambil memberikan pemasukan kepada kedua orang tuanya. Mengingat ayah dan ibunya yang setiap hari harus bersusah payah demi bertahan hidup.
- Advertisement -
KALIWATES, RADARJEMBER.ID– Siang itu, Rizqi Qurniawan tengah sibuk membereskan meja yang disediakan untuk para pembeli bakso di warung milik orang tuanya. Ya, putra dari pasangan Abdul Muin dan Asmawati yang merupakan penjual bakso ini baru saja pulang dari Jakarta setelah menamatkan pendidikan sarjana di kampus terbaik tingkat nasional, yakni Universitas Indonesia.
Kepada Jawa Pos Radar Jember, lelaki 24 tahun ini menceritakan pengalamannya yang berhasil meraih beasiswa hingga bisa menyelesaikan kuliahnya. Rizqi merupakan penerima beasiswa Bidikmisi yang waktu mendaftarnya diterima melalui jalur SNMPTN, pada 2017 lalu. Bukan kisah meraih beasiswanya yang unik, tapi kisah pengalamannya yang berhasil belajar di luar negeri berkat menang lomba karya tulis.
Dia memang suka menulis sejak SMA, bahkan terbiasa ikut Lomba karya tulis ilmiah (LKTI) sejak itu. “Memang suka nulis, waktu kuliah juga aktif menulis karya ilmiah,” tutur alumnus SMAN 1 Jember ini.
Saat itu, ia harus membagi waktu. Antara belajar untuk mata pelajaran akademik di sekolah, meluangkan waktu untuk membuat karya tulis, juga berjualan kue untuk uang saku dan biaya hidup keluarga. “Waktu SMA sempat jualan kucur sama rengginang, dititipin sama ibu, buat uang jajan. Yang penting kata orang tua harus tetap sekolah,” papar Rizqi.
Dari pengalaman itu, ia selalu menanamkan niat, dirinya harus mampu menjadi kebanggaan keluarga. Ya, ia ingin mengenyam pendidikan di lembaga terbaik, namun tanpa membebani kedua orang tuanya. Bahkan, Rizqi berniat agar bisa kuliah sambil memberikan pemasukan kepada kedua orang tuanya. Mengingat ayah dan ibunya yang setiap hari harus bersusah payah demi bertahan hidup.
KALIWATES, RADARJEMBER.ID– Siang itu, Rizqi Qurniawan tengah sibuk membereskan meja yang disediakan untuk para pembeli bakso di warung milik orang tuanya. Ya, putra dari pasangan Abdul Muin dan Asmawati yang merupakan penjual bakso ini baru saja pulang dari Jakarta setelah menamatkan pendidikan sarjana di kampus terbaik tingkat nasional, yakni Universitas Indonesia.
Kepada Jawa Pos Radar Jember, lelaki 24 tahun ini menceritakan pengalamannya yang berhasil meraih beasiswa hingga bisa menyelesaikan kuliahnya. Rizqi merupakan penerima beasiswa Bidikmisi yang waktu mendaftarnya diterima melalui jalur SNMPTN, pada 2017 lalu. Bukan kisah meraih beasiswanya yang unik, tapi kisah pengalamannya yang berhasil belajar di luar negeri berkat menang lomba karya tulis.
Dia memang suka menulis sejak SMA, bahkan terbiasa ikut Lomba karya tulis ilmiah (LKTI) sejak itu. “Memang suka nulis, waktu kuliah juga aktif menulis karya ilmiah,” tutur alumnus SMAN 1 Jember ini.
Saat itu, ia harus membagi waktu. Antara belajar untuk mata pelajaran akademik di sekolah, meluangkan waktu untuk membuat karya tulis, juga berjualan kue untuk uang saku dan biaya hidup keluarga. “Waktu SMA sempat jualan kucur sama rengginang, dititipin sama ibu, buat uang jajan. Yang penting kata orang tua harus tetap sekolah,” papar Rizqi.
Dari pengalaman itu, ia selalu menanamkan niat, dirinya harus mampu menjadi kebanggaan keluarga. Ya, ia ingin mengenyam pendidikan di lembaga terbaik, namun tanpa membebani kedua orang tuanya. Bahkan, Rizqi berniat agar bisa kuliah sambil memberikan pemasukan kepada kedua orang tuanya. Mengingat ayah dan ibunya yang setiap hari harus bersusah payah demi bertahan hidup.