31.4 C
Jember
Thursday, 30 March 2023

Harga Aspal Naik, Proyek Multiyears Jalan Aspal Terancam Tersendat

Konsekuensi Sepenuhnya Ditanggung Kontraktor

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Megaproyek perbaikan jalan melalui skema anggaran tahun jamak atau multiyears senilai Rp 664 miliar sejauh ini terus digenjot. Namun, beberapa hari terakhir mencuat kabar kenaikan harga aspal yang membuat proyek jalan sepanjang 1.080 kilometer itu terancam tersendat.

BACA JUGA : Start Pengaspalan Molor, Finisnya Jangan Telat

Naiknya harga aspal hotmix sebesar 20 persen juga sempat membuat sejumlah kontraktor meminta Pemkab Jember mengajukan review. Terkait hal itu, Sekretaris Dinas PU Bina Marga dan SDA Jember Siswanto mengatakan, para kontraktor harus menyelesaikan pekerjaannya sesuai kontrak yang telah ditandatangani. Karena itu, pihaknya belum bisa melakukan review anggaran. “Harusnya dikerjakan sesuai kontrak dulu sampai selesai,” katanya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Siswanto menilai, 30 rekanan yang ditunjuk menggarap perbaikan jalan 1.080 kilometer sudah harus memperhitungkan adanya kenaikan harga aspal, sebelum atau saat awal-awal mereka menandatangani kontrak kerja. Semisal ketika kontrak itu sudah tertunaikan sesuai volume dan RAB-nya, ketika ada kekurangan, maka bisa dilakukan review. “Jadi, mengenai naiknya harga aspal dan pengajuan review anggaran itu, kita tidak bisa. Itu sudah risikonya, karena sudah tertuang dalam kontrak kerja sama,” jelasnya.

Naiknya harga aspal hotmix sebesar 20 persen juga sempat membuat sejumlah kontraktor sambat. Sebab, tentu ada pembengkakan pada biaya operasional. Bahkan kenaikan itu juga disambut oleh rekanan yang terlihat lambat dalam pekerjaannya. Beberapa hari belakangan saat Bupati Jember Hendy Siswanto melakukan sidak pemantauan perkembangan jalan, banyak ditemui pekerjaan kontraktor belum sesuai ekspektasi dari target penyelesaian.

Selain itu, terlihat di sejumlah titik lokasi proyek, alat berat milik kontraktor pelaksana dan rekanan ini hanya terparkir di pinggir jalan raya. “Wajar kalau mereka (kontraktor, Red) belum selesai. Mungkin mereka menunggu sikap pemerintah pasca kenaikan harga aspal ini,” kata Agustus Jaka Purnama, anggota DPRD Jember.

Menurut Agusta, dampak kenaikan aspal itu juga disikapi oleh Bupati Jember, khususnya Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air, dengan melakukan urun rembuk bersama DPRD Jember. Kenaikan yang tidak terduga itu juga dinilainya pasti berdampak pada target penyelesaian pekerjaan. “Kenaikan itu juga ada penambahan biaya dan pekerjaannya bisa saja molor. Karena perlu ada pembahasan dengan DPRD,” pintanya.

Legislator Partai Demokrat itu menguraikan, dampak yang tak kunjung disikapi, bisa saja mengancam pada kualitas dan kuantitas kontraktor. Lebih jauh, target 1.080 kilometer bisa terpangkas sekian persen. Pilihannya, kata Agusta, jika Pemkab Jember tetap membiarkan dan meminta kontraktor segera melakukan penyelesaian, maka tentu berdampak pada berkurangnya target 1.080 kilometer.

Sementara, jika pemerintah ingin tetap selesai sesuai target tersebut, maka pemerintah dinilai perlu menyiapkan anggaran tambahan. “Kalau ada penambahan anggaran, otomatis kami (pemerintah dan dewan, Red) harus membahas lagi,” katanya.

Wakil rakyat yang duduk di Komisi C DPRD Jember ini juga menyesalkan selama proyek multiyears pekerjaan jalan dilakukan, pihaknya belum mendapati laporan sejauh mana progres pekerjaan itu. Berapa persen yang selesai dan berapa yang belum. “Nanti setelah Lebaran, kami akan panggil Bina Marga, untuk meminta kejelasan multiyears perbaikan jalan ini. Progres itu seharusnya dilaporkan secara berkala,” kata Agusta.

 

Jurnalis : Maulana
Fotografer : Jumai
Redaktur : Nur Hariri

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Megaproyek perbaikan jalan melalui skema anggaran tahun jamak atau multiyears senilai Rp 664 miliar sejauh ini terus digenjot. Namun, beberapa hari terakhir mencuat kabar kenaikan harga aspal yang membuat proyek jalan sepanjang 1.080 kilometer itu terancam tersendat.

BACA JUGA : Start Pengaspalan Molor, Finisnya Jangan Telat

Naiknya harga aspal hotmix sebesar 20 persen juga sempat membuat sejumlah kontraktor meminta Pemkab Jember mengajukan review. Terkait hal itu, Sekretaris Dinas PU Bina Marga dan SDA Jember Siswanto mengatakan, para kontraktor harus menyelesaikan pekerjaannya sesuai kontrak yang telah ditandatangani. Karena itu, pihaknya belum bisa melakukan review anggaran. “Harusnya dikerjakan sesuai kontrak dulu sampai selesai,” katanya.

Siswanto menilai, 30 rekanan yang ditunjuk menggarap perbaikan jalan 1.080 kilometer sudah harus memperhitungkan adanya kenaikan harga aspal, sebelum atau saat awal-awal mereka menandatangani kontrak kerja. Semisal ketika kontrak itu sudah tertunaikan sesuai volume dan RAB-nya, ketika ada kekurangan, maka bisa dilakukan review. “Jadi, mengenai naiknya harga aspal dan pengajuan review anggaran itu, kita tidak bisa. Itu sudah risikonya, karena sudah tertuang dalam kontrak kerja sama,” jelasnya.

Naiknya harga aspal hotmix sebesar 20 persen juga sempat membuat sejumlah kontraktor sambat. Sebab, tentu ada pembengkakan pada biaya operasional. Bahkan kenaikan itu juga disambut oleh rekanan yang terlihat lambat dalam pekerjaannya. Beberapa hari belakangan saat Bupati Jember Hendy Siswanto melakukan sidak pemantauan perkembangan jalan, banyak ditemui pekerjaan kontraktor belum sesuai ekspektasi dari target penyelesaian.

Selain itu, terlihat di sejumlah titik lokasi proyek, alat berat milik kontraktor pelaksana dan rekanan ini hanya terparkir di pinggir jalan raya. “Wajar kalau mereka (kontraktor, Red) belum selesai. Mungkin mereka menunggu sikap pemerintah pasca kenaikan harga aspal ini,” kata Agustus Jaka Purnama, anggota DPRD Jember.

Menurut Agusta, dampak kenaikan aspal itu juga disikapi oleh Bupati Jember, khususnya Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air, dengan melakukan urun rembuk bersama DPRD Jember. Kenaikan yang tidak terduga itu juga dinilainya pasti berdampak pada target penyelesaian pekerjaan. “Kenaikan itu juga ada penambahan biaya dan pekerjaannya bisa saja molor. Karena perlu ada pembahasan dengan DPRD,” pintanya.

Legislator Partai Demokrat itu menguraikan, dampak yang tak kunjung disikapi, bisa saja mengancam pada kualitas dan kuantitas kontraktor. Lebih jauh, target 1.080 kilometer bisa terpangkas sekian persen. Pilihannya, kata Agusta, jika Pemkab Jember tetap membiarkan dan meminta kontraktor segera melakukan penyelesaian, maka tentu berdampak pada berkurangnya target 1.080 kilometer.

Sementara, jika pemerintah ingin tetap selesai sesuai target tersebut, maka pemerintah dinilai perlu menyiapkan anggaran tambahan. “Kalau ada penambahan anggaran, otomatis kami (pemerintah dan dewan, Red) harus membahas lagi,” katanya.

Wakil rakyat yang duduk di Komisi C DPRD Jember ini juga menyesalkan selama proyek multiyears pekerjaan jalan dilakukan, pihaknya belum mendapati laporan sejauh mana progres pekerjaan itu. Berapa persen yang selesai dan berapa yang belum. “Nanti setelah Lebaran, kami akan panggil Bina Marga, untuk meminta kejelasan multiyears perbaikan jalan ini. Progres itu seharusnya dilaporkan secara berkala,” kata Agusta.

 

Jurnalis : Maulana
Fotografer : Jumai
Redaktur : Nur Hariri

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Megaproyek perbaikan jalan melalui skema anggaran tahun jamak atau multiyears senilai Rp 664 miliar sejauh ini terus digenjot. Namun, beberapa hari terakhir mencuat kabar kenaikan harga aspal yang membuat proyek jalan sepanjang 1.080 kilometer itu terancam tersendat.

BACA JUGA : Start Pengaspalan Molor, Finisnya Jangan Telat

Naiknya harga aspal hotmix sebesar 20 persen juga sempat membuat sejumlah kontraktor meminta Pemkab Jember mengajukan review. Terkait hal itu, Sekretaris Dinas PU Bina Marga dan SDA Jember Siswanto mengatakan, para kontraktor harus menyelesaikan pekerjaannya sesuai kontrak yang telah ditandatangani. Karena itu, pihaknya belum bisa melakukan review anggaran. “Harusnya dikerjakan sesuai kontrak dulu sampai selesai,” katanya.

Siswanto menilai, 30 rekanan yang ditunjuk menggarap perbaikan jalan 1.080 kilometer sudah harus memperhitungkan adanya kenaikan harga aspal, sebelum atau saat awal-awal mereka menandatangani kontrak kerja. Semisal ketika kontrak itu sudah tertunaikan sesuai volume dan RAB-nya, ketika ada kekurangan, maka bisa dilakukan review. “Jadi, mengenai naiknya harga aspal dan pengajuan review anggaran itu, kita tidak bisa. Itu sudah risikonya, karena sudah tertuang dalam kontrak kerja sama,” jelasnya.

Naiknya harga aspal hotmix sebesar 20 persen juga sempat membuat sejumlah kontraktor sambat. Sebab, tentu ada pembengkakan pada biaya operasional. Bahkan kenaikan itu juga disambut oleh rekanan yang terlihat lambat dalam pekerjaannya. Beberapa hari belakangan saat Bupati Jember Hendy Siswanto melakukan sidak pemantauan perkembangan jalan, banyak ditemui pekerjaan kontraktor belum sesuai ekspektasi dari target penyelesaian.

Selain itu, terlihat di sejumlah titik lokasi proyek, alat berat milik kontraktor pelaksana dan rekanan ini hanya terparkir di pinggir jalan raya. “Wajar kalau mereka (kontraktor, Red) belum selesai. Mungkin mereka menunggu sikap pemerintah pasca kenaikan harga aspal ini,” kata Agustus Jaka Purnama, anggota DPRD Jember.

Menurut Agusta, dampak kenaikan aspal itu juga disikapi oleh Bupati Jember, khususnya Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air, dengan melakukan urun rembuk bersama DPRD Jember. Kenaikan yang tidak terduga itu juga dinilainya pasti berdampak pada target penyelesaian pekerjaan. “Kenaikan itu juga ada penambahan biaya dan pekerjaannya bisa saja molor. Karena perlu ada pembahasan dengan DPRD,” pintanya.

Legislator Partai Demokrat itu menguraikan, dampak yang tak kunjung disikapi, bisa saja mengancam pada kualitas dan kuantitas kontraktor. Lebih jauh, target 1.080 kilometer bisa terpangkas sekian persen. Pilihannya, kata Agusta, jika Pemkab Jember tetap membiarkan dan meminta kontraktor segera melakukan penyelesaian, maka tentu berdampak pada berkurangnya target 1.080 kilometer.

Sementara, jika pemerintah ingin tetap selesai sesuai target tersebut, maka pemerintah dinilai perlu menyiapkan anggaran tambahan. “Kalau ada penambahan anggaran, otomatis kami (pemerintah dan dewan, Red) harus membahas lagi,” katanya.

Wakil rakyat yang duduk di Komisi C DPRD Jember ini juga menyesalkan selama proyek multiyears pekerjaan jalan dilakukan, pihaknya belum mendapati laporan sejauh mana progres pekerjaan itu. Berapa persen yang selesai dan berapa yang belum. “Nanti setelah Lebaran, kami akan panggil Bina Marga, untuk meminta kejelasan multiyears perbaikan jalan ini. Progres itu seharusnya dilaporkan secara berkala,” kata Agusta.

 

Jurnalis : Maulana
Fotografer : Jumai
Redaktur : Nur Hariri

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca