Mobile_AP_Rectangle 1
JEMBER LOR, Radar Jember – Persoalan mengenai stunting di Jember saat ini menjadi fokus utama Pemkab Jember. Berbagai hal terkait penanganan secara masif terus dilakukan hingga saat ini. Bahkan, menargetkan tahun 2024 Jember zero stunting.
BACA JUGA : Tak Ada Pembahasan di Dewan Tentang Serapan Gabah
Bupati Hendy Siswanto menyampaikan bahwa stunting sangat erat kaitannya dengan pembangunan Jember. Menurutnya, berbagai pembangunan yang ada akan percuma ketika tingkat stunting masih tinggi. “Semua akan percuma jika stunting masih tinggi,” jelasnya dalam sambutannya di acara penandatanganan kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Jember (FK Unej), di Pendapa Wahyawibawagraha, Rabu (22/2).
Mobile_AP_Rectangle 2
Stunting akan berkaitan besar pada tingkat sumber daya manusia (SDM). Ketika SDM-nya rendah, maka nantinya mereka tidak akan mampu bersaing. Sebelumnya, Pemkab Jember dalam menangani stunting dibantu oleh 2.500 orang kader dan anggota Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang siap dalam mencegah serta menurunkan angka stunting, angka kematian ibu (AKI), dan angka kematian bayi (AKB). Hal itu terbukti dengan penurunan angka stunting di Jember yang berada pada 6,14 persen di 2022, lebih baik dari tahun lalu 2021 yang sebesar 23,5 persen.
- Advertisement -
JEMBER LOR, Radar Jember – Persoalan mengenai stunting di Jember saat ini menjadi fokus utama Pemkab Jember. Berbagai hal terkait penanganan secara masif terus dilakukan hingga saat ini. Bahkan, menargetkan tahun 2024 Jember zero stunting.
BACA JUGA : Tak Ada Pembahasan di Dewan Tentang Serapan Gabah
Bupati Hendy Siswanto menyampaikan bahwa stunting sangat erat kaitannya dengan pembangunan Jember. Menurutnya, berbagai pembangunan yang ada akan percuma ketika tingkat stunting masih tinggi. “Semua akan percuma jika stunting masih tinggi,” jelasnya dalam sambutannya di acara penandatanganan kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Jember (FK Unej), di Pendapa Wahyawibawagraha, Rabu (22/2).
Stunting akan berkaitan besar pada tingkat sumber daya manusia (SDM). Ketika SDM-nya rendah, maka nantinya mereka tidak akan mampu bersaing. Sebelumnya, Pemkab Jember dalam menangani stunting dibantu oleh 2.500 orang kader dan anggota Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang siap dalam mencegah serta menurunkan angka stunting, angka kematian ibu (AKI), dan angka kematian bayi (AKB). Hal itu terbukti dengan penurunan angka stunting di Jember yang berada pada 6,14 persen di 2022, lebih baik dari tahun lalu 2021 yang sebesar 23,5 persen.
JEMBER LOR, Radar Jember – Persoalan mengenai stunting di Jember saat ini menjadi fokus utama Pemkab Jember. Berbagai hal terkait penanganan secara masif terus dilakukan hingga saat ini. Bahkan, menargetkan tahun 2024 Jember zero stunting.
BACA JUGA : Tak Ada Pembahasan di Dewan Tentang Serapan Gabah
Bupati Hendy Siswanto menyampaikan bahwa stunting sangat erat kaitannya dengan pembangunan Jember. Menurutnya, berbagai pembangunan yang ada akan percuma ketika tingkat stunting masih tinggi. “Semua akan percuma jika stunting masih tinggi,” jelasnya dalam sambutannya di acara penandatanganan kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Jember (FK Unej), di Pendapa Wahyawibawagraha, Rabu (22/2).
Stunting akan berkaitan besar pada tingkat sumber daya manusia (SDM). Ketika SDM-nya rendah, maka nantinya mereka tidak akan mampu bersaing. Sebelumnya, Pemkab Jember dalam menangani stunting dibantu oleh 2.500 orang kader dan anggota Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang siap dalam mencegah serta menurunkan angka stunting, angka kematian ibu (AKI), dan angka kematian bayi (AKB). Hal itu terbukti dengan penurunan angka stunting di Jember yang berada pada 6,14 persen di 2022, lebih baik dari tahun lalu 2021 yang sebesar 23,5 persen.