Mobile_AP_Rectangle 1
SUMBERSARI, Radar Jember – Jember memiliki potensi pertanian yang sangat luar biasa. Bupati Jember Hendy Siswanto menyebut, Jember memiliki tanah emas yang sangat produktif, sehingga mampu mempertahankan ketahanan pangannya di tengah permasalahan pupuk yang belum terselesaikan.
BACA JUGA : Buat Pentol, Gugah Skill Entrepreneur, Inovasi Sistem Belajar di Sukowono
Bupati menyampaikan bahwa Jember merupakan kabupaten yang terbaik tentang ketahanan pangannya. Meskipun saat ini masih ada permasalahan yang belum selesai, yaitu pupuk. “Kami tidak ada pupuk. Untuk pupuk subsidinya menunggu dari kementerian. Semua petani Jember mengeluhkan pupuk,” jelasnya saat membuka acara peresmian Balai Karantina Pertanian, Selasa (14/3).
Mobile_AP_Rectangle 2
Karena di Jember ini tempat orang-orang hebat dan pintar, tambah Hendy, ketahanan pangan di Jember masih sangat kuat. Mengenai permasalahan pupuk, Bupati Hendy menyebut akan segera membuatkan pabrik pupuk. Selain membuat pabrik pupuk, juga akan mengumpulkan pembuat pupuk organik home industry sebanyak 80 orang. “Dan hasil dari pupuk home industry tersebut saat ini sudah banyak diekspor ke luar negeri. Tapi, masyarakat Jember tidak memakainya,” terang bupati.
Mengapa orang Jember tidak mau memakai? Menurut Hendy, karena kebiasaan petani Jember, harus ada percontohannya dulu, baru mereka akan memakai. Untuk itu, setelah pabrik pupuk berdiri dan berproduksi, akan dibagikan secara gratis kepada petani. “Kami akan pilih beberapa desa untuk dijadikan pilot project di Jember,” tuturnya.
- Advertisement -
SUMBERSARI, Radar Jember – Jember memiliki potensi pertanian yang sangat luar biasa. Bupati Jember Hendy Siswanto menyebut, Jember memiliki tanah emas yang sangat produktif, sehingga mampu mempertahankan ketahanan pangannya di tengah permasalahan pupuk yang belum terselesaikan.
BACA JUGA : Buat Pentol, Gugah Skill Entrepreneur, Inovasi Sistem Belajar di Sukowono
Bupati menyampaikan bahwa Jember merupakan kabupaten yang terbaik tentang ketahanan pangannya. Meskipun saat ini masih ada permasalahan yang belum selesai, yaitu pupuk. “Kami tidak ada pupuk. Untuk pupuk subsidinya menunggu dari kementerian. Semua petani Jember mengeluhkan pupuk,” jelasnya saat membuka acara peresmian Balai Karantina Pertanian, Selasa (14/3).
Karena di Jember ini tempat orang-orang hebat dan pintar, tambah Hendy, ketahanan pangan di Jember masih sangat kuat. Mengenai permasalahan pupuk, Bupati Hendy menyebut akan segera membuatkan pabrik pupuk. Selain membuat pabrik pupuk, juga akan mengumpulkan pembuat pupuk organik home industry sebanyak 80 orang. “Dan hasil dari pupuk home industry tersebut saat ini sudah banyak diekspor ke luar negeri. Tapi, masyarakat Jember tidak memakainya,” terang bupati.
Mengapa orang Jember tidak mau memakai? Menurut Hendy, karena kebiasaan petani Jember, harus ada percontohannya dulu, baru mereka akan memakai. Untuk itu, setelah pabrik pupuk berdiri dan berproduksi, akan dibagikan secara gratis kepada petani. “Kami akan pilih beberapa desa untuk dijadikan pilot project di Jember,” tuturnya.
SUMBERSARI, Radar Jember – Jember memiliki potensi pertanian yang sangat luar biasa. Bupati Jember Hendy Siswanto menyebut, Jember memiliki tanah emas yang sangat produktif, sehingga mampu mempertahankan ketahanan pangannya di tengah permasalahan pupuk yang belum terselesaikan.
BACA JUGA : Buat Pentol, Gugah Skill Entrepreneur, Inovasi Sistem Belajar di Sukowono
Bupati menyampaikan bahwa Jember merupakan kabupaten yang terbaik tentang ketahanan pangannya. Meskipun saat ini masih ada permasalahan yang belum selesai, yaitu pupuk. “Kami tidak ada pupuk. Untuk pupuk subsidinya menunggu dari kementerian. Semua petani Jember mengeluhkan pupuk,” jelasnya saat membuka acara peresmian Balai Karantina Pertanian, Selasa (14/3).
Karena di Jember ini tempat orang-orang hebat dan pintar, tambah Hendy, ketahanan pangan di Jember masih sangat kuat. Mengenai permasalahan pupuk, Bupati Hendy menyebut akan segera membuatkan pabrik pupuk. Selain membuat pabrik pupuk, juga akan mengumpulkan pembuat pupuk organik home industry sebanyak 80 orang. “Dan hasil dari pupuk home industry tersebut saat ini sudah banyak diekspor ke luar negeri. Tapi, masyarakat Jember tidak memakainya,” terang bupati.
Mengapa orang Jember tidak mau memakai? Menurut Hendy, karena kebiasaan petani Jember, harus ada percontohannya dulu, baru mereka akan memakai. Untuk itu, setelah pabrik pupuk berdiri dan berproduksi, akan dibagikan secara gratis kepada petani. “Kami akan pilih beberapa desa untuk dijadikan pilot project di Jember,” tuturnya.