JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kasus Covid-19 di Kabupaten Jember mulai mengalami tren kenaikan. Oleh karena itu, pemerintah Kabupaten Jember melalui Satgas Covid-19 mulai merapatkan barisan dengan melakukan langkah preventif.
Hal ini ditegaskan oleh Bupati Jember Hendy Siswanto seusai memimpin rapat koordinasi pencegahan persebaran Covid-19 bersama Satgas Covid-19 Jember, forkopimda, camat, dan OPD terkait di aula Pendapa Wahyawibawagraha, Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang, kemarin (21/6). “Kami benar-benar serius kali ini,” tegas Hendy.
Menurut dia, upaya pencegahan secara terus-menerus itu baik dilakukan meski kasus Covid-19 di Jember masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan daerah lain. Kecil atau besar, Hendy menerangkan bahwa penanganannya sama.
Untuk segera memutus mata rantai persebaran Covid-19, pihaknya bakal lebih mengaktifkan posko PPKM mikro. Dia menambahkan bahwa para satgas RT/RW harus konsisten dalam melihat warganya masing-masing. Sebab, dia tidak bisa secara langsung meninjau lokasi. Artinya, satgas tingkat RT/RW wajib melakukan pemantauan.
Apalagi, lanjut dia, dengan maraknya para pendatang. Nantinya, Hendy mengungkapkan bahwa para pendatang tersebut harus di-swab antigen yang bakal disiapkan dengan menggunakan dana desa sebesar 8 persen.
Namun, yang menjadi masalah saat ini adalah kelalaian masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes). Padahal, sudah ada aturan pemerintah terkait 5M. Masih ditambah 3T, yakni tracing, testing, dan treatment.
Menurut Hendy, peraturan itu bagus. Namun, tinggal lihat masyarakat mau melakukannya atau tidak. “Gara-gara daerahnya sudah hijau, seenaknya tidak pakai masker,” keluhnya.
Oleh karena itu, posko PPKM mikro harus benar-benar diaktifkan. “Kami sebagai petugas bakal terus mengimbau, tapi kembali ke individu masing-masing,” paparnya. Dia berharap, masyarakat mau melakukan prokes karena keikhlasan dan kesadaran masing-masing, bukan karena petugas.
Tak hanya itu. Berdasarkan data yang dikeluarkan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Jember, dia menerangkan bahwa pihaknya sudah melakukan vaksinasi hingga mencapai 49,20 persen (113.207 jiwa) pada tahap pertama yang melingkupi tenaga kesehatan, petugas pelayanan publik, dan lansia. Namun, capaian vaksinasi tahap kedua masih sebesar 25,70 persen (59.137 jiwa).
Rendahnya capaian ini disebabkan masih banyak yang enggan divaksin. Padahal, sudah ada vaksinasi drive-thru, gerai vaksinasi, dan vaksinasi di puskesmas yang bisa langsung datang tanpa mendaftar lebih dulu.
Hendy menegaskan bahwa banyak warga yang masih takut disuntik. Padahal, vaksin itu bisa menjaga diri dari paparan virus. Contohnya, di Kecamatan Silo. Hendy menjelaskan bahwa ada salah seorang pedagang yang lompat pagar karena takut vaksin. “Padahal suntiknya kecil,” candanya.
Menurut dia, vaksin memang tidak seratus persen mengamankan. Namun, kalau tidak vaksin, malah lebih bahaya lagi.
Jurnalis : Isnein Purnomo
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti