JEMBER, RADARJEMBER.IDÂ – Guyonan meledak di sela-sela rapat dengar pendapat (RDP) yang dilakukan Komisi C DPRD Jember dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), kemarin (16/3). Ini terjadi saat mereka membahas mengenai kondisi kantor DLH yang berlokasi di Kecamatan Arjasa.
Plt Kepala DLH Jember Eko Heru Sunarso mengaku terkejut begitu masuk ke areal kantor DLH. Menurutnya, kantor serta lingkungan tempat kerjanya yang baru tidaklah asri. Kondisinya kotor dan kumuh. Sama sekali tidak menunjukkan kantor yang menangani urusan kebersihan.
Begitu masuk, Heru merasa heran dengan sejumlah ruangan yang tidak dirawat. Bahkan, tempat dirinya bekerja harus berbagi dengan pegawai yang lain. “Kantor kepala dinas tidak ada karena dipakai kesekretariatan. Itu dilakukan karena banyak ruangan lain yang bocor,” ungkap pria yang baru menjabat Plt Kepala DLH tersebut.
Akibat kondisi yang demikian, tata kelola kantor menjadi tidak baik. Suasananya, menurut Heru, seperti rumah hantu. Hal ini pun serupa seperti disampaikan beberapa pegawai DLH. Mungkinkah DLH sudah jadi Dinas Lingkungan Hantu? “Saat ini sangat cocok untuk uji nyali,” katanya.
Kondisi miris DLH yang demikian itu adalah imbas dari serangkaian persoalan di masa lalu. Di mana perawatan kantor tidak ada dan kondisi itu terjadi sampai sekarang. “Saya harap, Komisi C juga melakukan monitoring atau berkunjung ke DLH agar tahu langsung bagaimana kantor yang mengurus kebersihan justru sangat kumuh,” papar mantan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa tersebut.
Heru mengungkapkan, dirinya sengaja menyampaikan kondisi itu karena perawatan kantor tidak dilakukan selama beberapa tahun terakhir. Tujuannya agar ke depan ada perbaikan-perbaikan dan menjadi bagian prioritas. Selain itu, hal itu disampaikan agar dinas terkait yang melakukan pembangunan juga mengagendakan langkah-langkah untuk mengatasi kantor yang cukup memprihatinkan itu. “Kami tidak mengusulkan pembangunan (tahun ini, Red), biarlah itu dilakukan oleh dinas terkait,” ucapnya.
Selain kondisi DLH yang seperti rumah hantu, Heru juga menyampaikan adanya sebelas kendaraan dari 32 truk yang rusak. “BBM yang utang untuk operasional kendaraan truk DLH saat ini juga ditagih pihak ketiga. Jadi, saat ini masih banyak masalah di DLH,” paparnya.
Ketua Komisi C David Handoko Seto mengatakan, apa yang terjadi di kantor DLH harus menjadi perhatian serius. “DLH ke depan harus mampu memberi terobosan agar masalah kebersihan di Jember teratasi,” ucapnya.
David menyebut, masalah sampah di Jember sudah sangat krusial. Dulu, Jember punya wisata edukasi di lingkungan TPA Pakusari. “Sekarang sudah tidak ada kebanggaan di bidang pengelolaan sampah. Ke depan perlu melakukan pengadaan alat, kendaraan, atau yang lain agar masalah sampah tidak selalu menjadi masalah,” jelasnya.
Anggota Komisi C Agusta Jaka Purwana menyebut, untuk mengatasi masalah sampah, DLH perlu mengajak semua pemangku kepentingan mulai dari kecamatan, kelurahan/desa, hingga ke tingkat RT/RW. “Banyak desa yang bisa mengelola sampah secara mandiri. Untuk itu, kerja sama dengan semua stakeholder sampai RT/RW sangat penting,” ucap Agusta.
Mengenai kantor, Agusta menyebut, perlu alternatif untuk kondisi kantor DLH. “Kalau itu tidak bisa dibangun, kalau perlu pindah saja demi pelayanan yang maksimal serta kerja pegawai yang nyaman,” tukasnya.
Jurnalis : Nur Hariri
Fotografer : Nur Hariri
Redaktur : Mahrus Sholih