JEMBER.RADARJEMBER.ID- Salah satu upaya untuk merealisasikan adanya smartvillage adalah transformasi pelayanan dengan sistem digital. Upaya ini punmulai dilakukan diDesa Sidomulyo, melalui aplikasi digital bernama Sipadu. Digadang-gadang, Sidomulyo jadi satu-satunya desa yang telah memiliki layanan berbasis digital. Aplikasi besutan Nurul Ikhsan ini menyediakan lima fitur utama untuk mempermudah pelayanan masyarakat, memangkas sistem birokrasi, dan menjadikannya lebih efisien.
Sistem Informasi Sidomulyo (Sipadu) ini memiliki 5 fitur utama. Diantaranya, fitur pengaduan. Fitur ini menerima aduan masyarakat terkait dengan berbagai permasalahan yang ada. Mulai dari permasalahan dan kejadian apa saja, antarmasyarakat, permasalahan pribadi, ataupun permasalahan dengan adanya pelayanan pemerintahan yang tidak sesuai.
Melalui fitur ini, pemerintah desa berupaya menjamah berbagai permasalahan masyarakatnya dan berupaya untuk menyelesaikannya. Tujuan akhirnya adalah terciptanya kehidupan masyarakat yang bahagia. “Permasalahan keluarga, permasalahan antara warga. Semua permasalahan dapat diadukan melalui fitur ini,” Kata Nurul Ikhsan.
Kedua, fitur kejadian. Fitur ini berisi laporan kejadian bencana alam. Fitur ini memudahkan masyarakat untuk melaporkan berbagaikebencanaan yang terjadi. Tidak hanya kebencanaan seperti banjir dan tanah longsor saja, namun beberapa insiden kejadian seperti kebakaran, pencurian, dan perkelahian juga bisa dilaporkan melalui fitur tersebut. Fitur ini disematkan lantaran saat ini pengaduan kejadian pada masyarakat dirasa relatif sulit.
Selain itu, fitur ini adalah bentuk inovasi pelaporan masyarakat dengan cara tradisional, yakni melalui kentongan. Sehingga dengan adanya fitur kejadian, gotong royong masyarakat dan sikap tanggap dalam menyelesaikan insiden kejadian akan makin maksimal. “Kesulitan dari masyarakat adalah untuk melapor. Disitu juga ada fitur Google Maps, akan terekam dalam data base. Posisi pelapor akan terdeteksi,” tambahnya.
Ketiga, fitur informasi. Fitur ini berisi tentang berbagai informasi kegiatan yang sedangataupun akan berlangsung. Misalnya kegiatan vaksinasi warga. Sehingga masyarakat dapat memantau jadwal kegiatan secara uptodatedi aplikasi. Ke empat, fitur website. Tak jauh berbeda dengan website pada umumnya, melalui aplikasi ini segala informasi tentang pariwisata di Sidomulyo dapat ditemukan. Termasuk berita-berita seputar Sidomulyo yang ditulis oleh jurnalis warga di desa setempat. Selain itu, fitur ini memuat berbagai informasi potensi desa.
Terakhir adalah fitur sistem manajemen surat (SIM). Fitur ini menyediakan pengurusan akses surat yang dapat dilakukan oleh warga. Melalui fitur ini, warga tidak perlu lagi datang ke kantor desa atau kelurahan untuk membuat surat. Warga tinggal menjemput surat secara fisik, jika dibutuhkan. “Terakhir adalah pelaporan kegiatan pegawai desa atau staf desa. Posisi perangkat desa ada dimana, sedang ngapain, bisa dilaporkan melalui Sipadu. Jadi, tidak dimanipulasi sedang kerja apa,” ungkapnya.
Upaya untuk menjadikan Sidomulyo sebagai smartvillage cukup diapresiasi oleh banyak kalangan. Desa lainnya pun diimbau untuk bergerak mengikuti upaya digitalisasi serupa.
Terpisah, pakar IT Politeknik Negeri Jember, Ely Mulyadi, menjelaskan bahwa tolok ukur efektivitas sebuah aplikasi atau sistem yang menunjang adanya smartvillage adalah dengan mengukur data baseyang bisa dikombinasikan dengan Kemendes. “Sehingga dari situ, kita tahu desa kita yang miskin berapa, yang sejahtera berapa. Ada potensi yang perlu di kembangkan atau tidak,” jelas dosen Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Negeri Jember itu. Pada dasarnya smartcity ataupun smartvillageadalah bagaimana pengelolaan pemerintahan yang transparan. (*)
Reporter: Delfi Nihayah-Dian Cahyani
Fotografer: Delfi Nihayah
Editor: Nur Hariri