JENGGAWAH, RADARJEMBER.ID – Penanganan sampah di Jember terus menjadi perhatian utama Bupati Jember Hendy Siswanto. Kebiasan membuang sampah sembarang sudah menjadi kultur masyarakat yang sulit untuk ditertibkan. Untuk itu, bupati meminta kolaborasi secara pentahelix dalam menangani kebiasaan buruk tersebut.
Bupati Hendy berkomitmen akan terus melakukan kolaborasi secara pentahelix atau multipihak dalam pengelolaan sampah di Jember. Mulai dari pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat, komunitas, hingga media. “Kolaborasi pentahelix sangat diperlukan,” terangnya.
Bupati menyampaikan bahwa beberapa kali mengetahui masyarakat membuang sampah di sungai. “Jadi masih membuang sampah ke sungai. Mereka sembunyi-sembunyi, tolah-toleh saat mau membuang sampah. Setelah saya tegur mereka kabur,” terangnya.
Menurutnya, dalam menangani sampah harus diikuti dengan perubahan kultur masyarakat Jember. Tidak mudah mengubah kultur masyarakat tersebut, butuh cara-cara khusus agar masyarakat jera dan sadar ketika membuang sampah sembarangan.
Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu memberikan sanksi yang tegas terhadap masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Sanksi yang ada nantinya harus benar-benar diterapkan untuk seluruh masyarakat Jember. “Ini salah satu cara memaksa agar bisa mengubah kultur masyarakat,” terang bupati.
Beberapa cara telah dilakukan oleh Bupati Hendy dalam menangani masalah sampah. Salah satunya dengan menggandeng pihak swasta untuk mengelola sampah. Yaitu bersama 86 bank sampah yang sudah ada di Jember.
Nantinya dalam pengelolaan sampah tersebut, diawali dengan pelaksanaan di tingkat RT dan RW. Sehingga dari lini paling kecil pengelolaan sampah dapat terkoordinir dan tertangani dengan baik.
Dalam pengelolaan sampah, Bupati Hendy dan jajarannya memikirkan banyak aspek. Seperti kebersihan dan tenaga kerja. Sebab, mengolah sampah memang lebih efektif menggunakan teknologi otomatis yang lebih efektif dan efisien. Tetapi ketika hal itu dilakukan, maka jelas akan mengurangi tenaga kerja yang sebelumnya telah bekerja dalam sektor pengelolaan sampah. “Disitu akan ada orang yang kehilangan pekerjaan. Ini problem bagaimana kamu menyelesaikan masalah tanpa masalah,” jelas Bupati Hendy.
Tetapi penggunaan teknologi pengelolaan sampah bisa dilakukan, tetapi khusus di daerah tertentu. Sehingga nantinya bisa juga menjadi wisata edukasi dalam pengelolaan sampah. (cad/dwi)