KEPATIHAN, Radar Jember – Verifikasi data faktual di lapangan terkait penerima bantuan untuk warga kurang mampu harus dilakukan secara simultan. Artinya, jangan sampai data yang diajukan tidak sesuai dengan keadaan di lapangan.
Menurut Bupati Jember Hendy Siswanto, selama ini banyak penerima bantuan sosial (bansos) yang tidak sesuai target sasaran. Saat pemberian bansos juga ada warga yang berkecukupan, seperti memiliki sepeda motor bagus dan banyak perhiasan.
Oleh karena itu, saat membagikan bansos, Bupati Hendy juga sempat menanyakan langsung kepada penerima bansos yang masih tergolong mampu tersebut. “Saya tanya kenapa bisa dapat. Jawabannya, karena dia dapat panggilan dan mubazir tidak diambil. Itu jawabnya langsung ke saya sendiri,” ungkapnya.
Dari salah satu contoh kejadian tersebut, yang bermasalah adalah datanya. Hal itu terjadi, menurut Hendy, karena tidak ada laporan data dari bawah ke atas. “Dari RT, RW, kades belum ada verifikasi faktual yang terus dilakukan secara simultan. Minimal verifikasi itu dilakukan setiap tiga bulan sekali. Itu harus dilakukan,” tuturnya.
Selain itu, warga yang sudah meninggal juga harus segera dilaporkan. Agar bantuan tidak diberikan kepada warga yang telah tiada. Terkait kesalahan target sasaran penerima bantuan tersebut, menurut Hendy, jumlahnya tidak sedikit, namun tetap perlu perbaikan. “Jumlahnya puluhan ribu. Bukan satu, dua, tiga orang saja. Ini kondisi riil yang terjadi di lapangan,” ungkap bupati.
Menurut bupati, ke depan perlu adanya kolaborasi dari tingkat bawah sampai atas secara serentak. Pemkab Jember tidak bisa melakukan verifikasi sendirian. Perlu bantuan dari RT, RW, kades, lurah, dan camat. (cad/c2/dwi)