32 C
Jember
Wednesday, 31 May 2023

Mitigasi Banjir dengan Normalisasi Aliran Sungai

Mobile_AP_Rectangle 1

SUMBERSARI, Radar Jember – Sudah seperti langganan setiap tahun, Kabupaten Jember mengalami bencana banjir yang disebabkan meluapnya air dari sungai. Bencana alam tersebut selalu terjadi, terhitung sejak 2006 silam.

Bersama Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas hingga Sampean Jawa Timur, Bupati Jember Hendy Siswanto berusaha untuk mengurai permasalahan tersebut. Mereka berdiskusi guna memetakan berbagai langkah mitigasi bencana banjir yang terjadi mulai dari wilayah pelosok hingga perkotaan itu.

Menurut dia, perlu perombakan total manajemen air dari hulu hingga hilir, supaya kejadian serupa tidak terulang kembali. “Penanganan banjir harus dimulai dari hulu. Hulunya harus dibenahi dulu. Aliran yang cukup tinggi potensi airnya mesti dipecah lagi, dan ini memang akan memakan waktu lama dan biaya yang tidak sedikit,” katanya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Pada forum diskusi tersebut, Hendy pun mendapat saran dari Forum DAS untuk membuat Perda Sampah, yang di dalamnya juga terdapat pengaturan daerah aliran sungai. Sebab, kedua hal tersebut memang sangat berkaitan.

Ketua Forum DAS Brantas Sampean Jatim Sasmito Hadi menyampaikan, selain banjir, mitigasi juga diperlukan untuk bencana longsor. Khususnya di wilayah dataran tinggi, yang cukup banyak ditemui di Jember.

Ada banyak faktor yang menjadi pemicu bencana alam itu. Tidak hanya karena hujan maupun cuaca ekstrem lainnya. “Curah hujan ekstrem di mana-mana, tetapi itu bukan penyebab tunggal terjadinya banjir dan longsor. Ini disebabkan juga dari DAS, terutama hulu itu sudah tidak ideal lagi,” ungkap Sasmito.

Menurut dia, penataan aliran sungai di Jember memang perlu dibenahi. Tentunya ini membutuhkan sinergi dengan berbagai pihak, khususnya Forum DAS. Langkah pertama yang akan dilakukan dalam memulai upaya tersebut yakni dengan menormalisasi aliran sungai satu per satu. Agar bencana banjir dapat teratasi dan tak terjadi kembali ke depannya. (del/c2/lin)

- Advertisement -

SUMBERSARI, Radar Jember – Sudah seperti langganan setiap tahun, Kabupaten Jember mengalami bencana banjir yang disebabkan meluapnya air dari sungai. Bencana alam tersebut selalu terjadi, terhitung sejak 2006 silam.

Bersama Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas hingga Sampean Jawa Timur, Bupati Jember Hendy Siswanto berusaha untuk mengurai permasalahan tersebut. Mereka berdiskusi guna memetakan berbagai langkah mitigasi bencana banjir yang terjadi mulai dari wilayah pelosok hingga perkotaan itu.

Menurut dia, perlu perombakan total manajemen air dari hulu hingga hilir, supaya kejadian serupa tidak terulang kembali. “Penanganan banjir harus dimulai dari hulu. Hulunya harus dibenahi dulu. Aliran yang cukup tinggi potensi airnya mesti dipecah lagi, dan ini memang akan memakan waktu lama dan biaya yang tidak sedikit,” katanya.

Pada forum diskusi tersebut, Hendy pun mendapat saran dari Forum DAS untuk membuat Perda Sampah, yang di dalamnya juga terdapat pengaturan daerah aliran sungai. Sebab, kedua hal tersebut memang sangat berkaitan.

Ketua Forum DAS Brantas Sampean Jatim Sasmito Hadi menyampaikan, selain banjir, mitigasi juga diperlukan untuk bencana longsor. Khususnya di wilayah dataran tinggi, yang cukup banyak ditemui di Jember.

Ada banyak faktor yang menjadi pemicu bencana alam itu. Tidak hanya karena hujan maupun cuaca ekstrem lainnya. “Curah hujan ekstrem di mana-mana, tetapi itu bukan penyebab tunggal terjadinya banjir dan longsor. Ini disebabkan juga dari DAS, terutama hulu itu sudah tidak ideal lagi,” ungkap Sasmito.

Menurut dia, penataan aliran sungai di Jember memang perlu dibenahi. Tentunya ini membutuhkan sinergi dengan berbagai pihak, khususnya Forum DAS. Langkah pertama yang akan dilakukan dalam memulai upaya tersebut yakni dengan menormalisasi aliran sungai satu per satu. Agar bencana banjir dapat teratasi dan tak terjadi kembali ke depannya. (del/c2/lin)

SUMBERSARI, Radar Jember – Sudah seperti langganan setiap tahun, Kabupaten Jember mengalami bencana banjir yang disebabkan meluapnya air dari sungai. Bencana alam tersebut selalu terjadi, terhitung sejak 2006 silam.

Bersama Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas hingga Sampean Jawa Timur, Bupati Jember Hendy Siswanto berusaha untuk mengurai permasalahan tersebut. Mereka berdiskusi guna memetakan berbagai langkah mitigasi bencana banjir yang terjadi mulai dari wilayah pelosok hingga perkotaan itu.

Menurut dia, perlu perombakan total manajemen air dari hulu hingga hilir, supaya kejadian serupa tidak terulang kembali. “Penanganan banjir harus dimulai dari hulu. Hulunya harus dibenahi dulu. Aliran yang cukup tinggi potensi airnya mesti dipecah lagi, dan ini memang akan memakan waktu lama dan biaya yang tidak sedikit,” katanya.

Pada forum diskusi tersebut, Hendy pun mendapat saran dari Forum DAS untuk membuat Perda Sampah, yang di dalamnya juga terdapat pengaturan daerah aliran sungai. Sebab, kedua hal tersebut memang sangat berkaitan.

Ketua Forum DAS Brantas Sampean Jatim Sasmito Hadi menyampaikan, selain banjir, mitigasi juga diperlukan untuk bencana longsor. Khususnya di wilayah dataran tinggi, yang cukup banyak ditemui di Jember.

Ada banyak faktor yang menjadi pemicu bencana alam itu. Tidak hanya karena hujan maupun cuaca ekstrem lainnya. “Curah hujan ekstrem di mana-mana, tetapi itu bukan penyebab tunggal terjadinya banjir dan longsor. Ini disebabkan juga dari DAS, terutama hulu itu sudah tidak ideal lagi,” ungkap Sasmito.

Menurut dia, penataan aliran sungai di Jember memang perlu dibenahi. Tentunya ini membutuhkan sinergi dengan berbagai pihak, khususnya Forum DAS. Langkah pertama yang akan dilakukan dalam memulai upaya tersebut yakni dengan menormalisasi aliran sungai satu per satu. Agar bencana banjir dapat teratasi dan tak terjadi kembali ke depannya. (del/c2/lin)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca