SUMBERSARI, Radar Jember – Akhir Maret sudah memasuki puasa Ramadan. Berbagai harga bahan makanan pokok penting (bapokting) biasanya mengalami lonjakan. Pemkab Jember melakukan antisipasi kenaikan tersebut dengan memecahkan strategi. Sebab, ini bersangkutan dengan laju inflasi daerah.
BACA JUGA : Jadi Juara Grup C, Tim Putri Spasa Jember Taklukkan SMPK Marfat
Berbicara soal inflasi, pada Februari kemarin laju inflasi Jember terbilang rendah. Bupati Jember Hendy Siswanto menyebut, inflasi Jember pada bulan ke dua tahun 2023, berada di 0,18 persen. “Terbaik dan terendah nomer dua se Indonesia,” ucapnya usai memimpin rakor inflasi bersama Forkopimda di Satlantas Polres Jember, kemarin pagi (8/3).
Kendati demikian, dia tetap mewanti-wanti adanya kenaikan tak terduga. Semaksimal mungkin, inflasi harus dijaga dan stabil. Sebentar lagi pergerakan masyarakat akan semakin cepat untuk memehuni kebutuhan Ramadan dan Lebaran. Hal ini juga yang membuat perekonomian bergerak cepat.“Tidak boleh lengah, ritme ini (inflasi, Red) harus dijaga betul,” seru Bupati Hendy.
Dalam rakor inflasi tersebut, dia mengajak jajaran Forkopimda untuk bersama-sama bersiap menghadapi meningkatkan kebutuhan masyarakat. Apalagi, kata dia, situasi Ramadan dan Lebaran nanti, sudah mulai kembali normal, maka harus diimbangi dengan ekonomi yang stabil. Informasi-informasi konkret digali dan didiskusikan bersama Wakil Ketua DPRD, Kapolres Jember, Ketua Pengadilan Jember, Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Jember, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jember, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember, dan Kepala Bulog Jember.
Bupati Hendy menegaskan, inflasi perlu dikendalikan di posisi yang stabil. “Tetap harus ada inflasi, tapi tidak boleh terlalu tinggi,” tuturnya. Menurutnya, untuk saat ini permintaan dan penawaran di tengah masyarakat masih bagus dan stabil. Hal itu menandakan bahwa daya beli masyarakat tergolong stabil dan diimbangi dengan stok barang dan jasa juga tersedia.