MENYAMPAIKAN: Bupati Jember Hendy Siswanto saat berdiskusi seusai melakukan salat Subuh berjamaah di Masjid Baitur Rahim, Kelurahan Sempusari, Kecamatan Kaliwates, Jember, kemarin (7/3).
Mobile_AP_Rectangle 1
SEMPUSARI, Radar Jember – Permasalahan sampah di Jember masih menjadi persoalan yang belum sepenuhnya terselesaikan. Oleh karena itu, Bupati Jember Hendy Siswanto mengimbau seluruh warga Jember agar mampu mengelola sampah menjadi hal yang berguna, seperti membuat budi daya maggot.
FOTO BERSAMA: Bupati Jember Hendy Siswanto seusai melakukan salat Subuh berjamaah di Masjid Baitur Rahim, Kelurahan Sempusari, Kecamatan Kaliwates Jember, kemarin (7/3).
Hal itu disampaikan Bupati Hendy setelah melaksanakan salat Subuh berjamaah di Masjid Baitur Rahim, Kelurahan Sempusari, Kecamatan Kaliwates, kemarin (7/3). Bupati menyampaikan beberapa pesan kepada masyarakat terkait pengelolaan sampah di Jember yang baik dan benar.
Menurut Bupati Hendy, pengelolaan sampah bisa dimulai dari masing-masing rumah tangga. Khusus sampah organik bisa dijadikan pakan maggot. Nantinya maggot tersebut dapat dijual dan tentunya bisa menghasilkan uang.
Mobile_AP_Rectangle 2
Maggot merupakan larva dari jenis serangga black soldier fly (BDF). Maggot dapat hidup dengan mengonsumsi sampah organik. Oleh karena itu, budi daya maggot merupakan solusi untuk mengurangi sampah organik yang efektif.
Sementara, di Jember sudah tersebar di beberapa kecamatan para pembudi daya maggot. Selain perawatannya yang mudah, biaya budi dayanya juga tergolong sangat minim. Bila budi daya maggot diaplikasikan di rumah, maka sampah rumah tangga bisa langsung dimanfaatkan. “Nanti budi daya maggot ini akan menguntungkan dan menghasilkan uang,” tuturnya.
Bupati mengajak seluruh warga Jember untuk lebih kreatif lagi dalam mengelola sampah. Sampah organik bisa dijadikan makanan utama maggot. Sementara, sampah anorganik bisa dijadikan barang-barang daur ulang yang memiliki nilai jual tinggi. “Ayo kita bijak mengelola sampah rumah tangga kita. Sampah itu bisa didaur ulang jadi sesuatu yang menghasilkan,” jelas bupati.
Pada akhir salat tersebut, Bupati Hendy sangat kagum dengan anak-anak sekitar masjid yang juga mengikuti salat Subuh berjamaah di masjid. Bupati menyampaikan bahwa kebiasaan salat Subuh berjamaah harus ditanamkan sejak dini pada anak-anak. Agar nantinya kebiasaan tersebut bisa terus dilaksanakan hingga tua. “Tentu salat Subuh berjamaah akan membangun pribadi anak yang baik serta taat beribadah. Khususnya salat Subuh berjamaah akan membukakan pintu rezeki yang luas. Mari salat Subuh berjamaah di masjid,” ajaknya. (cad/c2/dwi)
- Advertisement -
SEMPUSARI, Radar Jember – Permasalahan sampah di Jember masih menjadi persoalan yang belum sepenuhnya terselesaikan. Oleh karena itu, Bupati Jember Hendy Siswanto mengimbau seluruh warga Jember agar mampu mengelola sampah menjadi hal yang berguna, seperti membuat budi daya maggot.
FOTO BERSAMA: Bupati Jember Hendy Siswanto seusai melakukan salat Subuh berjamaah di Masjid Baitur Rahim, Kelurahan Sempusari, Kecamatan Kaliwates Jember, kemarin (7/3).
Hal itu disampaikan Bupati Hendy setelah melaksanakan salat Subuh berjamaah di Masjid Baitur Rahim, Kelurahan Sempusari, Kecamatan Kaliwates, kemarin (7/3). Bupati menyampaikan beberapa pesan kepada masyarakat terkait pengelolaan sampah di Jember yang baik dan benar.
Menurut Bupati Hendy, pengelolaan sampah bisa dimulai dari masing-masing rumah tangga. Khusus sampah organik bisa dijadikan pakan maggot. Nantinya maggot tersebut dapat dijual dan tentunya bisa menghasilkan uang.
Maggot merupakan larva dari jenis serangga black soldier fly (BDF). Maggot dapat hidup dengan mengonsumsi sampah organik. Oleh karena itu, budi daya maggot merupakan solusi untuk mengurangi sampah organik yang efektif.
Sementara, di Jember sudah tersebar di beberapa kecamatan para pembudi daya maggot. Selain perawatannya yang mudah, biaya budi dayanya juga tergolong sangat minim. Bila budi daya maggot diaplikasikan di rumah, maka sampah rumah tangga bisa langsung dimanfaatkan. “Nanti budi daya maggot ini akan menguntungkan dan menghasilkan uang,” tuturnya.
Bupati mengajak seluruh warga Jember untuk lebih kreatif lagi dalam mengelola sampah. Sampah organik bisa dijadikan makanan utama maggot. Sementara, sampah anorganik bisa dijadikan barang-barang daur ulang yang memiliki nilai jual tinggi. “Ayo kita bijak mengelola sampah rumah tangga kita. Sampah itu bisa didaur ulang jadi sesuatu yang menghasilkan,” jelas bupati.
Pada akhir salat tersebut, Bupati Hendy sangat kagum dengan anak-anak sekitar masjid yang juga mengikuti salat Subuh berjamaah di masjid. Bupati menyampaikan bahwa kebiasaan salat Subuh berjamaah harus ditanamkan sejak dini pada anak-anak. Agar nantinya kebiasaan tersebut bisa terus dilaksanakan hingga tua. “Tentu salat Subuh berjamaah akan membangun pribadi anak yang baik serta taat beribadah. Khususnya salat Subuh berjamaah akan membukakan pintu rezeki yang luas. Mari salat Subuh berjamaah di masjid,” ajaknya. (cad/c2/dwi)
SEMPUSARI, Radar Jember – Permasalahan sampah di Jember masih menjadi persoalan yang belum sepenuhnya terselesaikan. Oleh karena itu, Bupati Jember Hendy Siswanto mengimbau seluruh warga Jember agar mampu mengelola sampah menjadi hal yang berguna, seperti membuat budi daya maggot.
FOTO BERSAMA: Bupati Jember Hendy Siswanto seusai melakukan salat Subuh berjamaah di Masjid Baitur Rahim, Kelurahan Sempusari, Kecamatan Kaliwates Jember, kemarin (7/3).
Hal itu disampaikan Bupati Hendy setelah melaksanakan salat Subuh berjamaah di Masjid Baitur Rahim, Kelurahan Sempusari, Kecamatan Kaliwates, kemarin (7/3). Bupati menyampaikan beberapa pesan kepada masyarakat terkait pengelolaan sampah di Jember yang baik dan benar.
Menurut Bupati Hendy, pengelolaan sampah bisa dimulai dari masing-masing rumah tangga. Khusus sampah organik bisa dijadikan pakan maggot. Nantinya maggot tersebut dapat dijual dan tentunya bisa menghasilkan uang.
Maggot merupakan larva dari jenis serangga black soldier fly (BDF). Maggot dapat hidup dengan mengonsumsi sampah organik. Oleh karena itu, budi daya maggot merupakan solusi untuk mengurangi sampah organik yang efektif.
Sementara, di Jember sudah tersebar di beberapa kecamatan para pembudi daya maggot. Selain perawatannya yang mudah, biaya budi dayanya juga tergolong sangat minim. Bila budi daya maggot diaplikasikan di rumah, maka sampah rumah tangga bisa langsung dimanfaatkan. “Nanti budi daya maggot ini akan menguntungkan dan menghasilkan uang,” tuturnya.
Bupati mengajak seluruh warga Jember untuk lebih kreatif lagi dalam mengelola sampah. Sampah organik bisa dijadikan makanan utama maggot. Sementara, sampah anorganik bisa dijadikan barang-barang daur ulang yang memiliki nilai jual tinggi. “Ayo kita bijak mengelola sampah rumah tangga kita. Sampah itu bisa didaur ulang jadi sesuatu yang menghasilkan,” jelas bupati.
Pada akhir salat tersebut, Bupati Hendy sangat kagum dengan anak-anak sekitar masjid yang juga mengikuti salat Subuh berjamaah di masjid. Bupati menyampaikan bahwa kebiasaan salat Subuh berjamaah harus ditanamkan sejak dini pada anak-anak. Agar nantinya kebiasaan tersebut bisa terus dilaksanakan hingga tua. “Tentu salat Subuh berjamaah akan membangun pribadi anak yang baik serta taat beribadah. Khususnya salat Subuh berjamaah akan membukakan pintu rezeki yang luas. Mari salat Subuh berjamaah di masjid,” ajaknya. (cad/c2/dwi)