Mobile_AP_Rectangle 1
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Maraknya peredaran obat keras berbahaya (okerbaya) kini telah menyentuh berbagai kalangan dan berbagai wilayah. Mulai dari wilayah perkotaan hingga perdesaan. Juga menyasar kalangan dewasa bahkan remaja.
Adanya kasus peredaran okerbaya di kalangan siswa salah satu sekolah menengah di Jember, baru-baru ini, membuat Pemerintah Kabupaten Jember berupaya menyusun strategi untuk mencegah peredaran okerbaya agar tak terulang kembali. Sebagai organisasi perangkat daerah (OPD) yang memiliki kewenangan untuk melindungi anak dan perempuan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) turun langsung ke sekolah-sekolah demi mengatasi hal tersebut.
Salah satu upaya yang tengah dirancang saat ini adalah penyusunan konsep sosialisasi bahaya okerbaya di beberapa sekolah yang tersebar di pusat hingga pinggiran kota. Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Perencanaan DP3AKB Kabupaten Jember Joko Sutriswanto. “Pertama kita akan sosialisasi di seluruh SMP yang ada di wilayah kecamatan kota,” katanya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Sejauh ini, pihaknya tengah menyesuaikan program yang akan diberikan kepada siswa yang bersangkutan. Artinya, strategi pemberian materi benar-benar disiapkan secara matang agar mudah dipahami dan diterapkan oleh siswa. Jika dipersentasekan, konsep tersebut telah mencapai 90 persen.
Oleh karena itu, pihaknya telah melayangkan surat kepada beberapa sekolah di wilayah kota guna menentukan jadwal pelaksanaan sosialisasi. “Sudah ada beberapa jadwal, yang paling dekat ada di SMPN 13 Jember. Di sana kita ada dua jadwal, yakni tanggal 14 dan 21 Februari,” tuturnya.
Meski bisa dikatakan telah siap dijalankan, pihaknya tetap membuka kesempatan untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak. Tak terkecuali yayasan yang menjadi tempat penampungan anak yang terjerat hukum, yakni Yayasan Bengkel Jiwa yang terletak di Kecamatan Pakusari. “Kami masih koordinasi untuk sosialisasi. Kalau di Bengkel Jiwa mau mengadakan juga, akan saya hubungi. Kita coba kolaborasi,” pungkasnya.
Jurnalis : Delfi Nihayah
Fotografer : Grafis reza
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti
- Advertisement -
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Maraknya peredaran obat keras berbahaya (okerbaya) kini telah menyentuh berbagai kalangan dan berbagai wilayah. Mulai dari wilayah perkotaan hingga perdesaan. Juga menyasar kalangan dewasa bahkan remaja.
Adanya kasus peredaran okerbaya di kalangan siswa salah satu sekolah menengah di Jember, baru-baru ini, membuat Pemerintah Kabupaten Jember berupaya menyusun strategi untuk mencegah peredaran okerbaya agar tak terulang kembali. Sebagai organisasi perangkat daerah (OPD) yang memiliki kewenangan untuk melindungi anak dan perempuan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) turun langsung ke sekolah-sekolah demi mengatasi hal tersebut.
Salah satu upaya yang tengah dirancang saat ini adalah penyusunan konsep sosialisasi bahaya okerbaya di beberapa sekolah yang tersebar di pusat hingga pinggiran kota. Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Perencanaan DP3AKB Kabupaten Jember Joko Sutriswanto. “Pertama kita akan sosialisasi di seluruh SMP yang ada di wilayah kecamatan kota,” katanya.
Sejauh ini, pihaknya tengah menyesuaikan program yang akan diberikan kepada siswa yang bersangkutan. Artinya, strategi pemberian materi benar-benar disiapkan secara matang agar mudah dipahami dan diterapkan oleh siswa. Jika dipersentasekan, konsep tersebut telah mencapai 90 persen.
Oleh karena itu, pihaknya telah melayangkan surat kepada beberapa sekolah di wilayah kota guna menentukan jadwal pelaksanaan sosialisasi. “Sudah ada beberapa jadwal, yang paling dekat ada di SMPN 13 Jember. Di sana kita ada dua jadwal, yakni tanggal 14 dan 21 Februari,” tuturnya.
Meski bisa dikatakan telah siap dijalankan, pihaknya tetap membuka kesempatan untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak. Tak terkecuali yayasan yang menjadi tempat penampungan anak yang terjerat hukum, yakni Yayasan Bengkel Jiwa yang terletak di Kecamatan Pakusari. “Kami masih koordinasi untuk sosialisasi. Kalau di Bengkel Jiwa mau mengadakan juga, akan saya hubungi. Kita coba kolaborasi,” pungkasnya.
Jurnalis : Delfi Nihayah
Fotografer : Grafis reza
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Maraknya peredaran obat keras berbahaya (okerbaya) kini telah menyentuh berbagai kalangan dan berbagai wilayah. Mulai dari wilayah perkotaan hingga perdesaan. Juga menyasar kalangan dewasa bahkan remaja.
Adanya kasus peredaran okerbaya di kalangan siswa salah satu sekolah menengah di Jember, baru-baru ini, membuat Pemerintah Kabupaten Jember berupaya menyusun strategi untuk mencegah peredaran okerbaya agar tak terulang kembali. Sebagai organisasi perangkat daerah (OPD) yang memiliki kewenangan untuk melindungi anak dan perempuan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) turun langsung ke sekolah-sekolah demi mengatasi hal tersebut.
Salah satu upaya yang tengah dirancang saat ini adalah penyusunan konsep sosialisasi bahaya okerbaya di beberapa sekolah yang tersebar di pusat hingga pinggiran kota. Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Perencanaan DP3AKB Kabupaten Jember Joko Sutriswanto. “Pertama kita akan sosialisasi di seluruh SMP yang ada di wilayah kecamatan kota,” katanya.
Sejauh ini, pihaknya tengah menyesuaikan program yang akan diberikan kepada siswa yang bersangkutan. Artinya, strategi pemberian materi benar-benar disiapkan secara matang agar mudah dipahami dan diterapkan oleh siswa. Jika dipersentasekan, konsep tersebut telah mencapai 90 persen.
Oleh karena itu, pihaknya telah melayangkan surat kepada beberapa sekolah di wilayah kota guna menentukan jadwal pelaksanaan sosialisasi. “Sudah ada beberapa jadwal, yang paling dekat ada di SMPN 13 Jember. Di sana kita ada dua jadwal, yakni tanggal 14 dan 21 Februari,” tuturnya.
Meski bisa dikatakan telah siap dijalankan, pihaknya tetap membuka kesempatan untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak. Tak terkecuali yayasan yang menjadi tempat penampungan anak yang terjerat hukum, yakni Yayasan Bengkel Jiwa yang terletak di Kecamatan Pakusari. “Kami masih koordinasi untuk sosialisasi. Kalau di Bengkel Jiwa mau mengadakan juga, akan saya hubungi. Kita coba kolaborasi,” pungkasnya.
Jurnalis : Delfi Nihayah
Fotografer : Grafis reza
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti