22.6 C
Jember
Saturday, 1 April 2023

Total Rp 89 Miliar, Kontraktor Proyek Wastafel Jember 2020 Minta Bayaran

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Rekanan dan kontraktor yang menggarap proyek wastafel di Jember pada 2020 lalu nasibnya seperti luntang-lantung. Beberapa dari mereka mengaku dikejar-kejar bank lantaran aset dan barang berharga yang sudah “disekolahkan” demi menalangi proyek tersebut. Namun, setelah selesai, keringat mereka belum sepenuhnya dibayarkan.

Sisa pembayaran yang masih diutang itu membuat solidaritas kontraktor dan rekanan muncul. Kemarin (2/2), puluhan dari mereka kembali mendatangi Kantor Pemkab Jember dan Gedung DPRD Jember. Mereka wadul mengenai kelanjutan hak mereka yang dinilai belum terbayarkan itu.

“Kami datang untuk memohonkan kepada Bapak Bupati dan tembusan ke DPRD, agar dibayarkan sisa pembayarannya,” kata salah satu kontraktor, Ikhwan Widiyuwono, pemilik CV Citra Buana Jaya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Mereka menyebut, ada sekitar 400 rekanan dengan nilai total sekitar Rp 31 miliar. Sementara, yang belum di-SPj-kan ada sekitar Rp 58 miliar. “Yang sudah SPj saja, setahun lebih belum terselesaikan. Apalagi yang belum SPj ini,” tambah Imam Hanafi, koordinator kontraktor dan rekanan tersebut.

Hanafi mengakui, sebenarnya Pemkab Jember sempat memberikan dua opsi. Pertama, yakni dibayarkan, dengan catatan ada potongan sekitar 10 persen karena banyaknya kondisi barang yang rusak. Opsi kedua adalah mereka mengajukan upaya hukum gugatan ke pengadilan. “Kami masih belum berpikir ke sana (gugatan, Red),” imbuh pemilik CV Mega Badean ini.

Sayangnya, saat rekanan dan kontraktor mendatangi kantor Pemkab Jember, Bupati Jember Hendy Siswanto tidak ada di tempat karena sedang kunjungan kerja ke luar kota. Namun, kedatangan rekanan saat itu diterima bagian kesekretariatan. “Ini surat kami terima, nanti akan kami sampaikan ke bupati. Untuk selanjutnya, silakan ditunggu dan akan dihubungi jika bupati sudah datang,” ujar Purwanto dari bagian kesekretariatan, saat itu.

Namun, Purwanto enggan memberikan tanggapan lebih mengenai kedatangan kontraktor tersebut. “Nggak bisa saya,” elaknya.

Mereka juga sempat mendatangi gedung wakil rakyat, DPRD Jember. Namun, kedatangannya saat itu untuk meminta pimpinan dewan menindaklanjuti aspirasi mereka. Seusai surat disampaikan, mereka kembali pulang dengan tangan hampa.

 

 

Jurnalis : Maulana
Fotografer : Maulana
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Rekanan dan kontraktor yang menggarap proyek wastafel di Jember pada 2020 lalu nasibnya seperti luntang-lantung. Beberapa dari mereka mengaku dikejar-kejar bank lantaran aset dan barang berharga yang sudah “disekolahkan” demi menalangi proyek tersebut. Namun, setelah selesai, keringat mereka belum sepenuhnya dibayarkan.

Sisa pembayaran yang masih diutang itu membuat solidaritas kontraktor dan rekanan muncul. Kemarin (2/2), puluhan dari mereka kembali mendatangi Kantor Pemkab Jember dan Gedung DPRD Jember. Mereka wadul mengenai kelanjutan hak mereka yang dinilai belum terbayarkan itu.

“Kami datang untuk memohonkan kepada Bapak Bupati dan tembusan ke DPRD, agar dibayarkan sisa pembayarannya,” kata salah satu kontraktor, Ikhwan Widiyuwono, pemilik CV Citra Buana Jaya.

Mereka menyebut, ada sekitar 400 rekanan dengan nilai total sekitar Rp 31 miliar. Sementara, yang belum di-SPj-kan ada sekitar Rp 58 miliar. “Yang sudah SPj saja, setahun lebih belum terselesaikan. Apalagi yang belum SPj ini,” tambah Imam Hanafi, koordinator kontraktor dan rekanan tersebut.

Hanafi mengakui, sebenarnya Pemkab Jember sempat memberikan dua opsi. Pertama, yakni dibayarkan, dengan catatan ada potongan sekitar 10 persen karena banyaknya kondisi barang yang rusak. Opsi kedua adalah mereka mengajukan upaya hukum gugatan ke pengadilan. “Kami masih belum berpikir ke sana (gugatan, Red),” imbuh pemilik CV Mega Badean ini.

Sayangnya, saat rekanan dan kontraktor mendatangi kantor Pemkab Jember, Bupati Jember Hendy Siswanto tidak ada di tempat karena sedang kunjungan kerja ke luar kota. Namun, kedatangan rekanan saat itu diterima bagian kesekretariatan. “Ini surat kami terima, nanti akan kami sampaikan ke bupati. Untuk selanjutnya, silakan ditunggu dan akan dihubungi jika bupati sudah datang,” ujar Purwanto dari bagian kesekretariatan, saat itu.

Namun, Purwanto enggan memberikan tanggapan lebih mengenai kedatangan kontraktor tersebut. “Nggak bisa saya,” elaknya.

Mereka juga sempat mendatangi gedung wakil rakyat, DPRD Jember. Namun, kedatangannya saat itu untuk meminta pimpinan dewan menindaklanjuti aspirasi mereka. Seusai surat disampaikan, mereka kembali pulang dengan tangan hampa.

 

 

Jurnalis : Maulana
Fotografer : Maulana
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Rekanan dan kontraktor yang menggarap proyek wastafel di Jember pada 2020 lalu nasibnya seperti luntang-lantung. Beberapa dari mereka mengaku dikejar-kejar bank lantaran aset dan barang berharga yang sudah “disekolahkan” demi menalangi proyek tersebut. Namun, setelah selesai, keringat mereka belum sepenuhnya dibayarkan.

Sisa pembayaran yang masih diutang itu membuat solidaritas kontraktor dan rekanan muncul. Kemarin (2/2), puluhan dari mereka kembali mendatangi Kantor Pemkab Jember dan Gedung DPRD Jember. Mereka wadul mengenai kelanjutan hak mereka yang dinilai belum terbayarkan itu.

“Kami datang untuk memohonkan kepada Bapak Bupati dan tembusan ke DPRD, agar dibayarkan sisa pembayarannya,” kata salah satu kontraktor, Ikhwan Widiyuwono, pemilik CV Citra Buana Jaya.

Mereka menyebut, ada sekitar 400 rekanan dengan nilai total sekitar Rp 31 miliar. Sementara, yang belum di-SPj-kan ada sekitar Rp 58 miliar. “Yang sudah SPj saja, setahun lebih belum terselesaikan. Apalagi yang belum SPj ini,” tambah Imam Hanafi, koordinator kontraktor dan rekanan tersebut.

Hanafi mengakui, sebenarnya Pemkab Jember sempat memberikan dua opsi. Pertama, yakni dibayarkan, dengan catatan ada potongan sekitar 10 persen karena banyaknya kondisi barang yang rusak. Opsi kedua adalah mereka mengajukan upaya hukum gugatan ke pengadilan. “Kami masih belum berpikir ke sana (gugatan, Red),” imbuh pemilik CV Mega Badean ini.

Sayangnya, saat rekanan dan kontraktor mendatangi kantor Pemkab Jember, Bupati Jember Hendy Siswanto tidak ada di tempat karena sedang kunjungan kerja ke luar kota. Namun, kedatangan rekanan saat itu diterima bagian kesekretariatan. “Ini surat kami terima, nanti akan kami sampaikan ke bupati. Untuk selanjutnya, silakan ditunggu dan akan dihubungi jika bupati sudah datang,” ujar Purwanto dari bagian kesekretariatan, saat itu.

Namun, Purwanto enggan memberikan tanggapan lebih mengenai kedatangan kontraktor tersebut. “Nggak bisa saya,” elaknya.

Mereka juga sempat mendatangi gedung wakil rakyat, DPRD Jember. Namun, kedatangannya saat itu untuk meminta pimpinan dewan menindaklanjuti aspirasi mereka. Seusai surat disampaikan, mereka kembali pulang dengan tangan hampa.

 

 

Jurnalis : Maulana
Fotografer : Maulana
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca