JEMBER LOR, RADARJEMBER.ID – Penanganan percepatan penurunan tengkes atau stunting di Jember terus dipantau dan didampingi oleh pemerintah pusat. Bupati Jember Hendy Siswanto memaparkan kondisi kasus dan penanganan stunting, angka kematian ibu dan bayi (AKI/AKB), hingga kemiskinan ekstrem di Jember kepada Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK) Muhadjir Effendy.
Bupati Hendy menyampaikan kepada Muhadjir bahwa Pemkab Jember tengah berupaya keras menurunkan kasus stunting. Baik pencegahan maupun penanganannya. “Di Jember pada bulan timbang kemarin (Februari, Red), sudah dilakukan pendataan ulang jumlah kasus stunting,” tuturnya seusai melakukan pertemuan daring dengan Menko PMK di Pendapa Wahyawibawagraha, kemarin (1/3).
Rapat daring itu juga dihadiri oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, serta sejumlah kepala daerah dan OPD di Jatim. Dia mengungkapkan, rapat tersebut digelar dalam rangka percepatan penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem di kabupaten/kota di Jatim.
Upaya yang dilakukan Pemkab Jember diwujudkan dalam bentuk program Jember Pusat Edukasi dan Penurunan Stunting, AKI/AKB, dan Kemiskinan Ekstrem (J-Penting Aksi). Seluruh OPD digerakkan untuk bersama-sama memfokuskan kegiatan pada penanganan stunting hingga kemiskinan ekstrem pada tahun ini. Begitu pula dengan APBD yang sebagian besar diminta untuk dipergunakan dalam penanganan. “Termasuk edukasinya,” sambungnya.
Bupati Hendy menyampaikan, pihaknya telah mengusulkan kepada Muhadjir terkait bantuan alat antropometri kit, yakni alat ukur balita dan USG di setiap puskesmas. Hal itu disampaikan atas permintaan Menko PMK untuk melengkapi kedua alat tersebut di tiap daerah. “Kami sampaikan itu (kepada Menko PMK, Red), termasuk kendala kami di Jember yang hanya mempunyai 184 antropometri kit,” terangnya.
Sementara, kekurangan alat masih sangat banyak. Dia menyebut, di Jember masih kurang 2,6 ribu antropometri kit untuk melengkapi penimbangan bayi baru lahir atau BBL dan balita. Termasuk usulan bantuan alat USG yang juga masih kurang 25 alat lagi untuk puskesmas. Pengajuan tersebut, lanjutnya, diharapkan bisa mendapatkan perhatian dengan bantuan dana APBN.
Pembahasan lainnya adalah mengenai ketersediaan jamban atau MCK di rumah-rumah warga. Bupati Hendy mengungkapkan, tahun ini pihaknya telah menganggarkan pengadaan lebih dari dua ribu jamban. Setelah pengadaan pada tahun sebelumnya sejumlah 611 ribu jamban. “Kekurangannya masih banyak, 123 ribu jamban,” sebutnya.
Persoalan-persoalan tersebut adalah fokus bersama pemerintah daerah dengan pemerintah pusat. Bupati Hendy mengaku diminta untuk menyerahkan data riil kasus stunting di Jember dan seluruh daerah menjadi dasar evaluasi dan perumusan kebijakan ke depan. (sil/c2/dwi)