29.5 C
Jember
Tuesday, 28 March 2023

Demi Kelangsungan Hidup Anak-Anak

Menampu Jadi Desa Pemberdayaan Janda

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Jodoh ada di tangan Tuhan. Pun sebaliknya, banyaknya perempuan di Jember yang menjadi janda tak bisa diprediksi. Ada banyak faktor yang melatarbelakanginya. Mulai dari urusan ekonomi, ketidakcocokan, hingga cerai mati. Keberadaan janda di Kota Suwar-Suwir ini menjadi salah satu fokus perhatian Kementerian Agama Jember dan Pemkab Jember. Bagaimanapun, setelah berstatus janda, perempuan-perempuan itu otomatis menjadi kepala keluarga dalam kehidupan nyata.

Di Kota Pesantren ini, memang banyak janda bisa menikah lagi. Meski demikian, tidak sedikit yang membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan jodohnya lagi. Banyak pula janda yang bertahan alias tidak menikah kembali dengan berbagai alasan. Nah, mereka yang sendiri itulah yang menjadi tulang punggung keluarga dan harus terus berjuang bagi kelangsungan hidupnya dan anak-anaknya.

Dengan menjadi kepala keluarga, mereka dituntut untuk terus mencari nafkah. Bahkan, bukan sekadar urusan perut, mereka juga dituntut untuk memikirkan masa depan putra-putrinya. Dengan kata lain, pendidikan anak tak kalah penting dibanding bertahan untuk terus hidup.

Mobile_AP_Rectangle 2

Demi mewujudkan agar para janda di Jember bisa terus hidup sejahtera, Kemenag dan Pemkab Jember berupaya melalukan pembinaan dan pemberdayaan melalui program Kampung Bina Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) Berdaya. Salah satu yang telah dieksekusi adalah di Desa Menampu, Kecamatan Gumukmas.

Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Jember Muhammad menyebut, Desa Menampu menjadi pilihan KUA Gumukmas karena di sana terdapat perempuan berstatus janda terbanyak dibanding desa-desa lain. “Jumlah perempuan yang menjadi janda di Kecamatan Gumukmas mencapai tiga ribu lebih,” kata Muhammad.

Para janda itu pun tak pelak menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Melalui program Bina Pekka Berdaya, Kemenag dan Pemkab Jember akan memberikan sejumlah program pembinaan. Mulai dari penyuluhan hingga peningkatan skill dan keterampilan agar mereka tetap tangguh.

Selain urusan perekonomian, anak-anak para janda diharapkan tidak putus sekolah di tengah jalan atau berpendidikan rendah. “Lebih penting lagi, jangan sampai pendidikan anak-anaknya hanya di sekolah dasar,” jelas Muhammad. Dia juga berharap agar anak-anak mereka bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi sampai lulus perguruan tinggi.

Demi memperhatikan kelangsungan hidup para janda, lanjut Muhammad, pihaknya akan terus melakukan pemantauan serta kerja sama dengan sejumlah stakeholder seperti camat, polsek, dan koramil agar pendirian Kampung Bina Pekka Berdaya benar-benar memberikan manfaat. Dalam memberikan pemberdayaan, sinergi, kolaborasi, dan akselerasi menjadi bagian penting agar para janda dan anak-anaknya bisa sejahtera.

Pada kesempatan itu, Muhammad menyebut, perceraian memang dilatarbelakangi banyak faktor. “Untuk itu, salah satu program yang harus dikuatkan adalah pencegahan terhadap pernikahan usia dini. Rata-rata kasus cerai akibat pernikahan usia dini yakni tidak siap mental dan karena urusan ekonomi,” paparnya.

Bupati Jember Hendy Siswanto juga memberikan perhatian khusus. Melalui suratnya, Hendy menyampaikan agar Pekka ikut bergabung dalam program tersebut. Program ini pun diminta agar terus disosialisasikan kepada seluruh warga di Jember. “Sehingga perempuan kepala keluarga yang awalnya belum tahu terhadap program ini, bisa menjadi tertarik dan mendaftarkan diri menjadi anggota Bina Pekka Berdaya,” demikian surat sambutan Bupati Hendy yang dibacakan Kasubag Kesra Kabupaten Jember Ahmad Mushoddaq.

Program Bina Pekka Berdaya, menurut Hendy, mengorganisasi dan memfasilitasi kepala keluarga agar mampu meningkatkan kesejahteraan. Dengan demikian, akses Pekka terhadap informasi program-program pemberdayaan mudah didapat. Selain itu, Pekka diharapkan dapat proaktif dalam kegiatan pembangunan yang ada di lingkungan sekitar.

Hendy pun menyampaikan agar KUA mengajak Pekka lebih banyak lagi. “Ibu-ibu merupakan perempuan tangguh dan andal. Oleh karena itu, diharapkan ibu-ibu aktif mengikuti program yang ada, sehingga bisa meningkatkan kemampuan dan ketrampilan diri menuju keluarga yang sejahtera,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Nur Hariri
Fotografer : Maulana
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Jodoh ada di tangan Tuhan. Pun sebaliknya, banyaknya perempuan di Jember yang menjadi janda tak bisa diprediksi. Ada banyak faktor yang melatarbelakanginya. Mulai dari urusan ekonomi, ketidakcocokan, hingga cerai mati. Keberadaan janda di Kota Suwar-Suwir ini menjadi salah satu fokus perhatian Kementerian Agama Jember dan Pemkab Jember. Bagaimanapun, setelah berstatus janda, perempuan-perempuan itu otomatis menjadi kepala keluarga dalam kehidupan nyata.

Di Kota Pesantren ini, memang banyak janda bisa menikah lagi. Meski demikian, tidak sedikit yang membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan jodohnya lagi. Banyak pula janda yang bertahan alias tidak menikah kembali dengan berbagai alasan. Nah, mereka yang sendiri itulah yang menjadi tulang punggung keluarga dan harus terus berjuang bagi kelangsungan hidupnya dan anak-anaknya.

Dengan menjadi kepala keluarga, mereka dituntut untuk terus mencari nafkah. Bahkan, bukan sekadar urusan perut, mereka juga dituntut untuk memikirkan masa depan putra-putrinya. Dengan kata lain, pendidikan anak tak kalah penting dibanding bertahan untuk terus hidup.

Demi mewujudkan agar para janda di Jember bisa terus hidup sejahtera, Kemenag dan Pemkab Jember berupaya melalukan pembinaan dan pemberdayaan melalui program Kampung Bina Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) Berdaya. Salah satu yang telah dieksekusi adalah di Desa Menampu, Kecamatan Gumukmas.

Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Jember Muhammad menyebut, Desa Menampu menjadi pilihan KUA Gumukmas karena di sana terdapat perempuan berstatus janda terbanyak dibanding desa-desa lain. “Jumlah perempuan yang menjadi janda di Kecamatan Gumukmas mencapai tiga ribu lebih,” kata Muhammad.

Para janda itu pun tak pelak menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Melalui program Bina Pekka Berdaya, Kemenag dan Pemkab Jember akan memberikan sejumlah program pembinaan. Mulai dari penyuluhan hingga peningkatan skill dan keterampilan agar mereka tetap tangguh.

Selain urusan perekonomian, anak-anak para janda diharapkan tidak putus sekolah di tengah jalan atau berpendidikan rendah. “Lebih penting lagi, jangan sampai pendidikan anak-anaknya hanya di sekolah dasar,” jelas Muhammad. Dia juga berharap agar anak-anak mereka bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi sampai lulus perguruan tinggi.

Demi memperhatikan kelangsungan hidup para janda, lanjut Muhammad, pihaknya akan terus melakukan pemantauan serta kerja sama dengan sejumlah stakeholder seperti camat, polsek, dan koramil agar pendirian Kampung Bina Pekka Berdaya benar-benar memberikan manfaat. Dalam memberikan pemberdayaan, sinergi, kolaborasi, dan akselerasi menjadi bagian penting agar para janda dan anak-anaknya bisa sejahtera.

Pada kesempatan itu, Muhammad menyebut, perceraian memang dilatarbelakangi banyak faktor. “Untuk itu, salah satu program yang harus dikuatkan adalah pencegahan terhadap pernikahan usia dini. Rata-rata kasus cerai akibat pernikahan usia dini yakni tidak siap mental dan karena urusan ekonomi,” paparnya.

Bupati Jember Hendy Siswanto juga memberikan perhatian khusus. Melalui suratnya, Hendy menyampaikan agar Pekka ikut bergabung dalam program tersebut. Program ini pun diminta agar terus disosialisasikan kepada seluruh warga di Jember. “Sehingga perempuan kepala keluarga yang awalnya belum tahu terhadap program ini, bisa menjadi tertarik dan mendaftarkan diri menjadi anggota Bina Pekka Berdaya,” demikian surat sambutan Bupati Hendy yang dibacakan Kasubag Kesra Kabupaten Jember Ahmad Mushoddaq.

Program Bina Pekka Berdaya, menurut Hendy, mengorganisasi dan memfasilitasi kepala keluarga agar mampu meningkatkan kesejahteraan. Dengan demikian, akses Pekka terhadap informasi program-program pemberdayaan mudah didapat. Selain itu, Pekka diharapkan dapat proaktif dalam kegiatan pembangunan yang ada di lingkungan sekitar.

Hendy pun menyampaikan agar KUA mengajak Pekka lebih banyak lagi. “Ibu-ibu merupakan perempuan tangguh dan andal. Oleh karena itu, diharapkan ibu-ibu aktif mengikuti program yang ada, sehingga bisa meningkatkan kemampuan dan ketrampilan diri menuju keluarga yang sejahtera,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Nur Hariri
Fotografer : Maulana
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Jodoh ada di tangan Tuhan. Pun sebaliknya, banyaknya perempuan di Jember yang menjadi janda tak bisa diprediksi. Ada banyak faktor yang melatarbelakanginya. Mulai dari urusan ekonomi, ketidakcocokan, hingga cerai mati. Keberadaan janda di Kota Suwar-Suwir ini menjadi salah satu fokus perhatian Kementerian Agama Jember dan Pemkab Jember. Bagaimanapun, setelah berstatus janda, perempuan-perempuan itu otomatis menjadi kepala keluarga dalam kehidupan nyata.

Di Kota Pesantren ini, memang banyak janda bisa menikah lagi. Meski demikian, tidak sedikit yang membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan jodohnya lagi. Banyak pula janda yang bertahan alias tidak menikah kembali dengan berbagai alasan. Nah, mereka yang sendiri itulah yang menjadi tulang punggung keluarga dan harus terus berjuang bagi kelangsungan hidupnya dan anak-anaknya.

Dengan menjadi kepala keluarga, mereka dituntut untuk terus mencari nafkah. Bahkan, bukan sekadar urusan perut, mereka juga dituntut untuk memikirkan masa depan putra-putrinya. Dengan kata lain, pendidikan anak tak kalah penting dibanding bertahan untuk terus hidup.

Demi mewujudkan agar para janda di Jember bisa terus hidup sejahtera, Kemenag dan Pemkab Jember berupaya melalukan pembinaan dan pemberdayaan melalui program Kampung Bina Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) Berdaya. Salah satu yang telah dieksekusi adalah di Desa Menampu, Kecamatan Gumukmas.

Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Jember Muhammad menyebut, Desa Menampu menjadi pilihan KUA Gumukmas karena di sana terdapat perempuan berstatus janda terbanyak dibanding desa-desa lain. “Jumlah perempuan yang menjadi janda di Kecamatan Gumukmas mencapai tiga ribu lebih,” kata Muhammad.

Para janda itu pun tak pelak menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Melalui program Bina Pekka Berdaya, Kemenag dan Pemkab Jember akan memberikan sejumlah program pembinaan. Mulai dari penyuluhan hingga peningkatan skill dan keterampilan agar mereka tetap tangguh.

Selain urusan perekonomian, anak-anak para janda diharapkan tidak putus sekolah di tengah jalan atau berpendidikan rendah. “Lebih penting lagi, jangan sampai pendidikan anak-anaknya hanya di sekolah dasar,” jelas Muhammad. Dia juga berharap agar anak-anak mereka bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi sampai lulus perguruan tinggi.

Demi memperhatikan kelangsungan hidup para janda, lanjut Muhammad, pihaknya akan terus melakukan pemantauan serta kerja sama dengan sejumlah stakeholder seperti camat, polsek, dan koramil agar pendirian Kampung Bina Pekka Berdaya benar-benar memberikan manfaat. Dalam memberikan pemberdayaan, sinergi, kolaborasi, dan akselerasi menjadi bagian penting agar para janda dan anak-anaknya bisa sejahtera.

Pada kesempatan itu, Muhammad menyebut, perceraian memang dilatarbelakangi banyak faktor. “Untuk itu, salah satu program yang harus dikuatkan adalah pencegahan terhadap pernikahan usia dini. Rata-rata kasus cerai akibat pernikahan usia dini yakni tidak siap mental dan karena urusan ekonomi,” paparnya.

Bupati Jember Hendy Siswanto juga memberikan perhatian khusus. Melalui suratnya, Hendy menyampaikan agar Pekka ikut bergabung dalam program tersebut. Program ini pun diminta agar terus disosialisasikan kepada seluruh warga di Jember. “Sehingga perempuan kepala keluarga yang awalnya belum tahu terhadap program ini, bisa menjadi tertarik dan mendaftarkan diri menjadi anggota Bina Pekka Berdaya,” demikian surat sambutan Bupati Hendy yang dibacakan Kasubag Kesra Kabupaten Jember Ahmad Mushoddaq.

Program Bina Pekka Berdaya, menurut Hendy, mengorganisasi dan memfasilitasi kepala keluarga agar mampu meningkatkan kesejahteraan. Dengan demikian, akses Pekka terhadap informasi program-program pemberdayaan mudah didapat. Selain itu, Pekka diharapkan dapat proaktif dalam kegiatan pembangunan yang ada di lingkungan sekitar.

Hendy pun menyampaikan agar KUA mengajak Pekka lebih banyak lagi. “Ibu-ibu merupakan perempuan tangguh dan andal. Oleh karena itu, diharapkan ibu-ibu aktif mengikuti program yang ada, sehingga bisa meningkatkan kemampuan dan ketrampilan diri menuju keluarga yang sejahtera,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Nur Hariri
Fotografer : Maulana
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca