30.2 C
Jember
Sunday, 4 June 2023

Menjamurnya Program Tahfiz

Mobile_AP_Rectangle 1

Bagaikan sang primadona, program tahfiz kini menjadi komoditas yang ramai dibicarakan banyak orang. Akibatnya, Efek domino program tahfiz mengguncang lini kehidupan untuk turut meresponsnya. Dunia kampus, program televisi, program sekolah bahkan janji politik pun turut menggaungkan program tahfiz naik daun.

Tahfiz (Alquran) adalah serangkaian proses menghafal Alquran, sedangkan Hafiz atau hafizah adalah gelar yang diberikan kepada seseorang yang telah teruji kemampuan hafalan Alquran-nya. Sebagian besar ulama’ menyepakati bahwa hukum menghafal Alquran bagi kaum muslimin adalah Fardhu Kifayah. Artinya, apabila sudah ada sebagian kaum muslimin yang menghafal Alquran maka sebagian lainnya tidak lagi berkewajiban menghafalnya.

Mengapa seorang hafiz atau hafizah dianggap berprestasi?

Mobile_AP_Rectangle 2

Setidaknya ada tiga alasan mengapa seorang hafiz atau hafizah dianggap berprestasi. Pertama, berdasarkan kuantitas, Sama halnya dengan pemilik prestasi di bidang lainnya, baik akademik maupun non akademik, para pemilik prestasi tersebut jumlahnya tidak banyak. Serangkaian proses latihan dan kompetisi yang mereka lalui mengeliminir banyak kontestan sehingga terpilih beberapa orang yang layak meraih prestasi atau juara.

Kedua, berdasarkan tingkat kompetisi. musabaqah hifdzil Quran atau kompetisi menghafal Alquran sudah lama ada di bumi Indonesia diberbagai tingkat baik RT, Desa, Kecamatan sampai tingkat nasional dan internasional.

Ketiga, Kualitas. Seseorang yang mampu menghafal Alquran sampai mendapat gelar Hafiz atau hafizah menjadi cerminan kualitas pribadinya. Kualitas inilah yang kemudian menjanjikan bahwa kemampuannya dapat melakukan banyak hal di luar prestasi menghafal. Tidak heran jika banyak universitas dengan berbagai jurusan, sekolah negeri maupun swasta dan berbagai institusi pemerintah berani memberikan peluang bagi para penghafal Alquran untuk bergabung melalui jalur prestasi.

Sejauh mana Efek program tahfiz?

Pertama bagi pribadi penghafal Alquran.

Tahfiz Alquran sebenarnya sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Begitu juga jumlahnya yang selalu sedikit dari zaman ke zaman menjadikannya privilege atau prestasi bagi mereka yang berhasil. Privilege tersebut bagi seorang penghafal Alquran sepenuhnya digunakan untuk beribadah dalam urusan akhirat.

Namun, seiring dengan perubahan zaman dan kebijakan diberbagai lembaga maupun institusi, privilege yang dimiliki seorang penghafal Alquran ternyata dapat menjadi pintu masuk ke berbagai lembaga atau institusi. Dengan kata lain prestasi menghafal Alquran selain bernilai dalam urusan akhirat juga sangat bernilai dalam urusan duniawi.

Nilai lebih ini oleh Almarhum BJ Habibie diyakini memiliki daya efek yang luar biasa bagi pembangunan di Indonesia karena terpenuhinya kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dalam penguasaan IPTEK yang didasari nilai keimanan dan ketakwaan.

- Advertisement -

Bagaikan sang primadona, program tahfiz kini menjadi komoditas yang ramai dibicarakan banyak orang. Akibatnya, Efek domino program tahfiz mengguncang lini kehidupan untuk turut meresponsnya. Dunia kampus, program televisi, program sekolah bahkan janji politik pun turut menggaungkan program tahfiz naik daun.

Tahfiz (Alquran) adalah serangkaian proses menghafal Alquran, sedangkan Hafiz atau hafizah adalah gelar yang diberikan kepada seseorang yang telah teruji kemampuan hafalan Alquran-nya. Sebagian besar ulama’ menyepakati bahwa hukum menghafal Alquran bagi kaum muslimin adalah Fardhu Kifayah. Artinya, apabila sudah ada sebagian kaum muslimin yang menghafal Alquran maka sebagian lainnya tidak lagi berkewajiban menghafalnya.

Mengapa seorang hafiz atau hafizah dianggap berprestasi?

Setidaknya ada tiga alasan mengapa seorang hafiz atau hafizah dianggap berprestasi. Pertama, berdasarkan kuantitas, Sama halnya dengan pemilik prestasi di bidang lainnya, baik akademik maupun non akademik, para pemilik prestasi tersebut jumlahnya tidak banyak. Serangkaian proses latihan dan kompetisi yang mereka lalui mengeliminir banyak kontestan sehingga terpilih beberapa orang yang layak meraih prestasi atau juara.

Kedua, berdasarkan tingkat kompetisi. musabaqah hifdzil Quran atau kompetisi menghafal Alquran sudah lama ada di bumi Indonesia diberbagai tingkat baik RT, Desa, Kecamatan sampai tingkat nasional dan internasional.

Ketiga, Kualitas. Seseorang yang mampu menghafal Alquran sampai mendapat gelar Hafiz atau hafizah menjadi cerminan kualitas pribadinya. Kualitas inilah yang kemudian menjanjikan bahwa kemampuannya dapat melakukan banyak hal di luar prestasi menghafal. Tidak heran jika banyak universitas dengan berbagai jurusan, sekolah negeri maupun swasta dan berbagai institusi pemerintah berani memberikan peluang bagi para penghafal Alquran untuk bergabung melalui jalur prestasi.

Sejauh mana Efek program tahfiz?

Pertama bagi pribadi penghafal Alquran.

Tahfiz Alquran sebenarnya sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Begitu juga jumlahnya yang selalu sedikit dari zaman ke zaman menjadikannya privilege atau prestasi bagi mereka yang berhasil. Privilege tersebut bagi seorang penghafal Alquran sepenuhnya digunakan untuk beribadah dalam urusan akhirat.

Namun, seiring dengan perubahan zaman dan kebijakan diberbagai lembaga maupun institusi, privilege yang dimiliki seorang penghafal Alquran ternyata dapat menjadi pintu masuk ke berbagai lembaga atau institusi. Dengan kata lain prestasi menghafal Alquran selain bernilai dalam urusan akhirat juga sangat bernilai dalam urusan duniawi.

Nilai lebih ini oleh Almarhum BJ Habibie diyakini memiliki daya efek yang luar biasa bagi pembangunan di Indonesia karena terpenuhinya kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dalam penguasaan IPTEK yang didasari nilai keimanan dan ketakwaan.

Bagaikan sang primadona, program tahfiz kini menjadi komoditas yang ramai dibicarakan banyak orang. Akibatnya, Efek domino program tahfiz mengguncang lini kehidupan untuk turut meresponsnya. Dunia kampus, program televisi, program sekolah bahkan janji politik pun turut menggaungkan program tahfiz naik daun.

Tahfiz (Alquran) adalah serangkaian proses menghafal Alquran, sedangkan Hafiz atau hafizah adalah gelar yang diberikan kepada seseorang yang telah teruji kemampuan hafalan Alquran-nya. Sebagian besar ulama’ menyepakati bahwa hukum menghafal Alquran bagi kaum muslimin adalah Fardhu Kifayah. Artinya, apabila sudah ada sebagian kaum muslimin yang menghafal Alquran maka sebagian lainnya tidak lagi berkewajiban menghafalnya.

Mengapa seorang hafiz atau hafizah dianggap berprestasi?

Setidaknya ada tiga alasan mengapa seorang hafiz atau hafizah dianggap berprestasi. Pertama, berdasarkan kuantitas, Sama halnya dengan pemilik prestasi di bidang lainnya, baik akademik maupun non akademik, para pemilik prestasi tersebut jumlahnya tidak banyak. Serangkaian proses latihan dan kompetisi yang mereka lalui mengeliminir banyak kontestan sehingga terpilih beberapa orang yang layak meraih prestasi atau juara.

Kedua, berdasarkan tingkat kompetisi. musabaqah hifdzil Quran atau kompetisi menghafal Alquran sudah lama ada di bumi Indonesia diberbagai tingkat baik RT, Desa, Kecamatan sampai tingkat nasional dan internasional.

Ketiga, Kualitas. Seseorang yang mampu menghafal Alquran sampai mendapat gelar Hafiz atau hafizah menjadi cerminan kualitas pribadinya. Kualitas inilah yang kemudian menjanjikan bahwa kemampuannya dapat melakukan banyak hal di luar prestasi menghafal. Tidak heran jika banyak universitas dengan berbagai jurusan, sekolah negeri maupun swasta dan berbagai institusi pemerintah berani memberikan peluang bagi para penghafal Alquran untuk bergabung melalui jalur prestasi.

Sejauh mana Efek program tahfiz?

Pertama bagi pribadi penghafal Alquran.

Tahfiz Alquran sebenarnya sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Begitu juga jumlahnya yang selalu sedikit dari zaman ke zaman menjadikannya privilege atau prestasi bagi mereka yang berhasil. Privilege tersebut bagi seorang penghafal Alquran sepenuhnya digunakan untuk beribadah dalam urusan akhirat.

Namun, seiring dengan perubahan zaman dan kebijakan diberbagai lembaga maupun institusi, privilege yang dimiliki seorang penghafal Alquran ternyata dapat menjadi pintu masuk ke berbagai lembaga atau institusi. Dengan kata lain prestasi menghafal Alquran selain bernilai dalam urusan akhirat juga sangat bernilai dalam urusan duniawi.

Nilai lebih ini oleh Almarhum BJ Habibie diyakini memiliki daya efek yang luar biasa bagi pembangunan di Indonesia karena terpenuhinya kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dalam penguasaan IPTEK yang didasari nilai keimanan dan ketakwaan.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca