Mobile_AP_Rectangle 1
Bahkan hingga saat ini kita juga masih dihantui oleh rasa takut akan sebuah pecahnya perang Dunia III yang disebabkan konflik Rusia-Ukraina. Dan konflik tersebut menjadi serangkaian bukti dari narasi Presiden Joko Widodo akan segera terealisasi. Kondisi antara kedua negara tersebut diperparah dengan keikutsertaan tangan-tangan kotor NATO, beserta sekutu Amerika Serikat untuk melawan negara sekutu Rusia. Bahkan dalam kanal Youtube kompas.com juga diterangkan bahwa konflik tersebut dapat mengancam pasokan makanan. Hal tersebut wajar terjadi karena Rusia dan Ukraina adalah lumbung pangan dunia. Oleh karena itu, ancaman kelaparan dan kehancuran sistem pangan global menjadi bom waktu yang bisa kapan saja meletus. Tentunya problem tersebut tidak bisa kita anggap enteng. Bahkan kita harus bersiap-siap untuk menyambut resesi ekonomi global yang diprediksi akan jatuh pada tahun ini, dengan mempersiapkan stok bahan makanan seperti beras, cabai, bawang putih, bawang merah, dll. Perlunya langkah cepat untuk menanggulangi ancaman resesi ekonomi tersebut. Serta memastikan stok bahan pangan nasional tetap stabil merupakan langkah awal untuk menanggulangi resesi yang nantinya juga menyebabkan krisis.
Krisis pangan yang tidak lepas dari persoalan bagaimana suatu negara bisa menyelesaikan masalah yang menyinggung tentang kondisi pasokan bahan pagan di dalam negara tersebut (Leonidhea, 2022). Dengan terjaganya pasokan bahan pangan, maka hal tersebut bisa menjadi faktor untuk penyelamat utama supaya kita semua terhindar dari kelaparan. Pasokan pangan dalam masa-masa krisis menjadi sebuah penunjang apakah kita bisa menghadapi sekaligus menjalani kehidupan yang layak dalam masa Resesi ekonomi tersebut? Bahkan ketahanan pangan ini juga bisa menyelamatkan negara Indonesia dalam menghadapi resesi ekonomi ini. Pentingnya ketahanan pangan dalam masa krisis tersebut memang menjadi sebuah hal yang harus diperhatikan.
Jadi, bisa kita tangkap bahwa ketika kita mampu mengoptimalkan ketahanan pangan nasional dalam penunjang keberhasilan untuk melewati masa-masa krisis maka, resesi sekalipun tidak akan mempan untuk menghambat jalannya roda ekonomi di Indonesia maupun Dunia. Dan jika kita lihat anggaran dari tahun 2020 sampai 2023 ketahanan pangan Indonesia meningkat. Jika anggaran tersebut dimaksimalkan dan digunakan sebagaimana mestinya, isu yang digembar-gemborkan kemungkinan bisa diatasi dengan anggaran 95 triliun (Kusnandar, 2022). Dengan anggaran sebesar itu, jika digunakan dengan benar (untuk ketahanan pangan Nasional) maka, bisa menjadi langkah menanggulangi kelaparan dalam masa krisis.
Mobile_AP_Rectangle 2
Bahkan alasan Presiden Joko Widodo mengalokasikan dana untuk mendukung tersedianya ketahanan pangan nasional dalam pelaksanaan APBN 2023 sebesar 95 Triliun tersebut salah satunya peningkatan untuk ketersediaan dan kualitas pangan. (Cantika Adinda Putri, 2022). Dengan begitu pengadaan ketahanan pangan Nasional dalam masa krisis akan terealisasi dan insyaallah tidak ada masyarakat Indonesia yang mati kelaparan.
*) Penulis adalah mahasiswa Institut Teknologi dan Sains Mandala Jember
- Advertisement -
Bahkan hingga saat ini kita juga masih dihantui oleh rasa takut akan sebuah pecahnya perang Dunia III yang disebabkan konflik Rusia-Ukraina. Dan konflik tersebut menjadi serangkaian bukti dari narasi Presiden Joko Widodo akan segera terealisasi. Kondisi antara kedua negara tersebut diperparah dengan keikutsertaan tangan-tangan kotor NATO, beserta sekutu Amerika Serikat untuk melawan negara sekutu Rusia. Bahkan dalam kanal Youtube kompas.com juga diterangkan bahwa konflik tersebut dapat mengancam pasokan makanan. Hal tersebut wajar terjadi karena Rusia dan Ukraina adalah lumbung pangan dunia. Oleh karena itu, ancaman kelaparan dan kehancuran sistem pangan global menjadi bom waktu yang bisa kapan saja meletus. Tentunya problem tersebut tidak bisa kita anggap enteng. Bahkan kita harus bersiap-siap untuk menyambut resesi ekonomi global yang diprediksi akan jatuh pada tahun ini, dengan mempersiapkan stok bahan makanan seperti beras, cabai, bawang putih, bawang merah, dll. Perlunya langkah cepat untuk menanggulangi ancaman resesi ekonomi tersebut. Serta memastikan stok bahan pangan nasional tetap stabil merupakan langkah awal untuk menanggulangi resesi yang nantinya juga menyebabkan krisis.
Krisis pangan yang tidak lepas dari persoalan bagaimana suatu negara bisa menyelesaikan masalah yang menyinggung tentang kondisi pasokan bahan pagan di dalam negara tersebut (Leonidhea, 2022). Dengan terjaganya pasokan bahan pangan, maka hal tersebut bisa menjadi faktor untuk penyelamat utama supaya kita semua terhindar dari kelaparan. Pasokan pangan dalam masa-masa krisis menjadi sebuah penunjang apakah kita bisa menghadapi sekaligus menjalani kehidupan yang layak dalam masa Resesi ekonomi tersebut? Bahkan ketahanan pangan ini juga bisa menyelamatkan negara Indonesia dalam menghadapi resesi ekonomi ini. Pentingnya ketahanan pangan dalam masa krisis tersebut memang menjadi sebuah hal yang harus diperhatikan.
Jadi, bisa kita tangkap bahwa ketika kita mampu mengoptimalkan ketahanan pangan nasional dalam penunjang keberhasilan untuk melewati masa-masa krisis maka, resesi sekalipun tidak akan mempan untuk menghambat jalannya roda ekonomi di Indonesia maupun Dunia. Dan jika kita lihat anggaran dari tahun 2020 sampai 2023 ketahanan pangan Indonesia meningkat. Jika anggaran tersebut dimaksimalkan dan digunakan sebagaimana mestinya, isu yang digembar-gemborkan kemungkinan bisa diatasi dengan anggaran 95 triliun (Kusnandar, 2022). Dengan anggaran sebesar itu, jika digunakan dengan benar (untuk ketahanan pangan Nasional) maka, bisa menjadi langkah menanggulangi kelaparan dalam masa krisis.
Bahkan alasan Presiden Joko Widodo mengalokasikan dana untuk mendukung tersedianya ketahanan pangan nasional dalam pelaksanaan APBN 2023 sebesar 95 Triliun tersebut salah satunya peningkatan untuk ketersediaan dan kualitas pangan. (Cantika Adinda Putri, 2022). Dengan begitu pengadaan ketahanan pangan Nasional dalam masa krisis akan terealisasi dan insyaallah tidak ada masyarakat Indonesia yang mati kelaparan.
*) Penulis adalah mahasiswa Institut Teknologi dan Sains Mandala Jember
Bahkan hingga saat ini kita juga masih dihantui oleh rasa takut akan sebuah pecahnya perang Dunia III yang disebabkan konflik Rusia-Ukraina. Dan konflik tersebut menjadi serangkaian bukti dari narasi Presiden Joko Widodo akan segera terealisasi. Kondisi antara kedua negara tersebut diperparah dengan keikutsertaan tangan-tangan kotor NATO, beserta sekutu Amerika Serikat untuk melawan negara sekutu Rusia. Bahkan dalam kanal Youtube kompas.com juga diterangkan bahwa konflik tersebut dapat mengancam pasokan makanan. Hal tersebut wajar terjadi karena Rusia dan Ukraina adalah lumbung pangan dunia. Oleh karena itu, ancaman kelaparan dan kehancuran sistem pangan global menjadi bom waktu yang bisa kapan saja meletus. Tentunya problem tersebut tidak bisa kita anggap enteng. Bahkan kita harus bersiap-siap untuk menyambut resesi ekonomi global yang diprediksi akan jatuh pada tahun ini, dengan mempersiapkan stok bahan makanan seperti beras, cabai, bawang putih, bawang merah, dll. Perlunya langkah cepat untuk menanggulangi ancaman resesi ekonomi tersebut. Serta memastikan stok bahan pangan nasional tetap stabil merupakan langkah awal untuk menanggulangi resesi yang nantinya juga menyebabkan krisis.
Krisis pangan yang tidak lepas dari persoalan bagaimana suatu negara bisa menyelesaikan masalah yang menyinggung tentang kondisi pasokan bahan pagan di dalam negara tersebut (Leonidhea, 2022). Dengan terjaganya pasokan bahan pangan, maka hal tersebut bisa menjadi faktor untuk penyelamat utama supaya kita semua terhindar dari kelaparan. Pasokan pangan dalam masa-masa krisis menjadi sebuah penunjang apakah kita bisa menghadapi sekaligus menjalani kehidupan yang layak dalam masa Resesi ekonomi tersebut? Bahkan ketahanan pangan ini juga bisa menyelamatkan negara Indonesia dalam menghadapi resesi ekonomi ini. Pentingnya ketahanan pangan dalam masa krisis tersebut memang menjadi sebuah hal yang harus diperhatikan.
Jadi, bisa kita tangkap bahwa ketika kita mampu mengoptimalkan ketahanan pangan nasional dalam penunjang keberhasilan untuk melewati masa-masa krisis maka, resesi sekalipun tidak akan mempan untuk menghambat jalannya roda ekonomi di Indonesia maupun Dunia. Dan jika kita lihat anggaran dari tahun 2020 sampai 2023 ketahanan pangan Indonesia meningkat. Jika anggaran tersebut dimaksimalkan dan digunakan sebagaimana mestinya, isu yang digembar-gemborkan kemungkinan bisa diatasi dengan anggaran 95 triliun (Kusnandar, 2022). Dengan anggaran sebesar itu, jika digunakan dengan benar (untuk ketahanan pangan Nasional) maka, bisa menjadi langkah menanggulangi kelaparan dalam masa krisis.
Bahkan alasan Presiden Joko Widodo mengalokasikan dana untuk mendukung tersedianya ketahanan pangan nasional dalam pelaksanaan APBN 2023 sebesar 95 Triliun tersebut salah satunya peningkatan untuk ketersediaan dan kualitas pangan. (Cantika Adinda Putri, 2022). Dengan begitu pengadaan ketahanan pangan Nasional dalam masa krisis akan terealisasi dan insyaallah tidak ada masyarakat Indonesia yang mati kelaparan.
*) Penulis adalah mahasiswa Institut Teknologi dan Sains Mandala Jember