Hampir semua kalangan butuh liburan untuk merefresh kembali pikiran dan tubuh setelah sibuk bekerja, belajar atau melakukan aktivitas lainnya. Hal ini membuat tempat-tempat pariwisata menjadi salah satu sektor yang tak pernah ada habisnya. Apalagi jika weekend dan hari libur sekolah tiba, berbagai tempat wisata akan penuh dengan para pengunjung atau wisatawan baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Banyak pilihan wisata yang akan didatangi. Seperti contohnya adalah salah satu kabupaten di Jawa Timur yang terletak di sebelah selatan, yaitu Kota Jember. Kota Jember menjadi kota dengan segudang wisata yang sangat mempesona dan eksotis.
Apa yang menarik dengan kota Jember, keindahan alamnya, keragaman budaya dan bahasa, pertaniannya, perkebunannya dan banyak yang lainnya. Rasa-rasanya berwisata ke kota Jember tidak akan cukup hanya mengunjungi salah satu destinasi wisatanya.
Saya memang bukan orang asli kota Jember, saya berdomisili di Jember kurang lebih dua tahun berjalan karena tuntutan profesi. Sepuluh jam perjalanan dari kota Bojonegoro ke kota Jember seakan terbayar dengan suguhan pemandangan eksotis di sepanjang perjalanan. Sebelum saya menginjakkan kaki di bumi pandhalungan ini saya memang merasa agak takut dengan image orang madura yang konon katanya agak sedikit kasar. Akan tetapi setelah saya berbaur dengan masyarakat di Jember, image itu seakan-akan hanyalah isu belaka.Hal yang tak kalah menarik dari Jember adalah budaya. Jember memiliki akulturasi budaya dari Jawa, Madura, dan Tionghoa. Etnis Jawa dan Madura itu menghasilkan budaya pendalungan. Budaya ini sangat kental dialek yang sangat khas dan tak dimiliki oleh daerah-daerah lain.
Ada beberapa wisata yang ada di kota Jember. Bukit Rembangan misalnya, para wisatawan bisa merasakan udara sejuk dengan pemandangan seperti hutan pinus, perkebunan kopi, dan kebun buah naga. Wisatawan bisa bermain sepeda menuruni perbukitan dan juga mencoba permainan luar ruang (outbound) seperti flying fox. Untuk kuliner, ada cafe kolong yang buka malam hari. Ada ketan bubuk dan dinikmati dengan wedang cor. Wedang cor itu campuran susu, tape ketan, dikasih madu dan dikasi air jahe. Cocok pas dingin dan hangat. Di Kota jember ini banyak kafe tradisional dan mancanegara dekat kampus. Untuk makanan khas Jember yang tak boleh ketinggalan adalah rujak cingur.
Nah lalu bagaimana jika berlibur di kala pandemi seperti ini, Idealnya, saat masih pandemi kala liburan, lebih aman jika tetap di rumah saja ketimbang berada di ruang publik yang rawan keramaian karena berpotensi terjadi penularan virus covid-19. Apalagi, melakukan perjalanan ke luar kota. Adanya virus varian baru juga harus di waspadai di kala musim pandemi seperti ini, Dikutip dari NBC Miami gejala positif Covid-19 dari infeksi virus korona varian Delta dari India pada dasarnya mirip dengan gejala yang ditimbulkan oleh infeksi virus asalnya. Hanya saja, pada infeksi varian Delta, gejala-gejala positif Covid-19 tersebut akan terjadi dengan lebih parah dan dinilai lebih sulit ditangani melalui penanganan medis. Sementara itu, Menurut The Guardian data studi gejala dari aplikasi Zoe Covid yang dipimpin oleh profesor epidemiologi genetika di King’s College London, Tim Spector, menyebut gejala positif Covid-19 yang timbul akibat infeksi virus varian Delta terasa seperti flu yang parah. Padahal, gejala Covid-19 yang diakibatkan virus korona pada umumnya di antaranya demam, batuk, dan anosmia atau kehilangan kemampuan membau dan indra perasa. Itulah gejala positif Covid-19 akibat varian virus korona Delta dari india. Kenali perbedaan gejala tersebut agar pasien mendapat penanganan yang tepat. Lalu bagaimana agar aman ketika berlibur di tengah pandemi ada beberapa hal yang harus di lakukan di antaranya adalah sebaiknya untuk kaum yang rentan tetap di rumah saja Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam Dr. Rose Vita Sari, M. Biomed, Sp. PD dari RS Mitra Keluarga Gading Serpong, Beliau mengatakan “Sebaiknya semua kalangan usia berlibur di rumah saja. Terlebih mereka yang rawan tertular virus covid-19, yaitu anak-anak, ibu hamil, lansia, dan orang-orang dengan riwayat penyakit (komorbid), seperti diabetes melitus, autoimun seperti lupus/SLE, penyakit ginjal, penyakit jantung, hipertensi, tuberculosis, asma, tumor/kanker/keganasan,”
Bagaimana jika tetap berlibur?
Pertama,Sebelum memutuskan untuk pergi berlibur, pastikan anda dan anggota keluarga dalam keadaan sehat. Jika sakit atau tidak dalam kondisi prima, daya tahan tubuh cenderung menurun. Hal ini bisa memudahkan berbagai penyebab penyakit, termasuk virus Korona, masuk ke tubuh selama masa liburan.
Kedua,jika harus melakukan perjalanan luar kota, sebaiknya agar mempertimbangkan beberapa hal. Antara lain, pilihlah tujuan tempat wisata yang tidak termasuk dalam zona merah dan sebaiknya menggunakan mobil atau kendaraan pribadi. Jika menggunakan kendaraan umum, pastikan pemesanan tiket dilakukan secara online guna menghindari antrian panjang.
Jangan lupa patuhi protokol kesehatan selama perjalanan, yaitu menggunakan masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan serta selalu membawa hand sanitizer. Jika harus singgah ke suatu lokasi, pastikan tetap menggunakan masker dan akan lebih baik jika ditambah dengan face shield demi keamanan kesehatan Anda dan keluarga.
Ketiga jika menginap pilihlah penginapan yang memperhatikan keamanan dan kebersihan lingkungan. Persiapan penting lainnya jika akan berlibur adalah soal biaya liburan. Biaya liburan idealnya dipersiapkan jauh hari sebelumnya dengan menyisihkan sebagian dari penghasilan setiap bulan agar tidak mengganggu cash flow. Tidak ada patokan khusus yang harus disisihkan setiap bulannya untuk berlibur, tergantung seberapa besar perkiraan yang akan keluar untuk berlibur dan seberapa lama target untuk menyiapkannya.
Semoga dengan ulasan sederhana ini, dapat menambah wawasan kita dalam membuat perencaan ketika akan berangkat liburan.Momen liburan semestinya bisa dimanfaatkan masyarakat untuk berkumpul dan bertemu dengan sana keluarganya. Bagi yang ingin merancang liburan sebaiknya dipikirkan lagi, sebab kasus covid-19 melonjak tajam saat momen libur panjang. Namun, jika harus benar-benar bepergian, kita harus melaluinya dengan cara yang berbeda, karena masih ada di tengah pandemi Covid-19. Disiplin terhadap protokol kesehatan sangat penting dilakukan sebagai upaya mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus Covid-19 saat berlibur.
*) Penulis adalah Guru MAN 2 Jember.