30.5 C
Jember
Friday, 9 June 2023

Memancing Ijabah Tuhan

Mobile_AP_Rectangle 1

Ketiga, Memancing memiliki waktu-waktu terbaik untuk mendapatkan tangkapan. Tidak sembarang waktu bisa memancing, sebab itu akan menentukan hasil tangkapan. Para pemancing andal bisanya mengetahui waktu yang saat ikan sedang lapar-laparnya. Beda dengan pemula yang asal-asalan dalam menentukan waktu memancing, hal itu akan berpengaruh terhadap hasil tangkapan. Waktu terbaik memancing yaitu pagi, sore, dan malam hari. Menelik dari waktu doa kita kepada Tuhan terdapat waktu-waktu yang istijabah yaitu pagi hari dan sore hari yang dianjurkan oleh Rasulullah. Untuk zikir pagi, waktu yang dianjurkan adalah sejak tibanya waktu Subuh hingga terbitnya matahari. Sementara itu, waktu zikir petang yang dianjurkan adalah sejak tibanya waktu Ashar hingga terbenam matahari. Dan ada yang mengatakan waktu terkabul nya doa itu saat waktu malam hari dengan ditambah salat sunnah Tahajud. Dengan demikian dapat dikatakan aktivitas berdoa memiliki ruang waktu tersendiri.

Keempat. Perkara umpan yang digunakan dalam memancing harus diperhatikan juga perihal umpan yang digunakan untuk mendapatkan ikan. Semakin besar umpan yang digunakan dan didukung dengan tempat yang memadai, kemudahan mendapatkan hasil maksimal akan tercapai. Umpan yang diberikan juga harus menyesuaikan dengan keinginan sang ikan, bukan menuruti yang kita inginkan. Hal tersebut dapat direalisasikan dalam perkara permintaan doa kita kepada sang Khaliq. Umpan yang diberikan kita harus disesuaikan dengan keinginan Tuhan. Kita sebagai makhluk sangat tak berdaya yang mengharapkan segala sesuatu kepada Sang Perkasa. Kita harus memberikan umpan terbaik yang kita miliki berupa hati yang jernih yang tidak ternoda dengan perkara yang kotor, sebab Tuhan mengetahui isi hati masing-masing dari kita. Selain itu pikiran  kita harus berada dalam hal positif dan menghindarkan berpikir negatif. Tidak sebatas kejernihan hati, pikiran yang positif, amal baik yang kita lakukan dalam keseharian adalah modal  umpan terbaik agar doa kita terdengar oleh-Nya. Hati, pikiran, dan perbuatan kita harus saling bersinergi satu dengan lainnya, agar doa kita dilirik oleh yang Maha Melihat.

Setelah melalui semua prosedur yang begitu panjangnya. Sabar dan tetap istiqamah menjadi jalan kunci dalam segala hal, baik dalam kegiatan memancing ataupun berdoa. Solusi dalam menjalani penantian berdoa proses terbaik yaitu dengan bersabar. Segala sesuatu yang kita doa kan tidak hilang begitu saja, pasti akan terkabulkan semua doa kita.  Pegangan yang harus digenggam dengan kuat yaitu firma Allah; Ud’uni astajib lakum yang artinya Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu dalam QS Gafir 40:60. Dari ayat itu Tuhan memberikan perintah kepada manusia untuk selalu berdoa dan Tuhan lah yang akan mengabulkan doa itu. Semua doa pasti terkabul, mungkin waktu terkabulnya doa,  tidak sesuai dengan harapan kita. Dia Nabi Ibrahim yang bergelar Khalilullah yang berdoa agar dari anak keturunan Ismail ada yang diangkat jadi nabi, baru dikabulkan Allah SWT ribuan tahun setelahnya. Lantas manusia yang kaya akan dosa, menginginkan agar doa kita terkabul secepat kilatan petir, itu perihal yang nihil. Mungkin penantian terkabulnya doa kita berbulan-bulan, puluhan tahun, ratusan tahun bahkan ribuan tahun, baru doa itu dikabulkan. Sabar tak berujung, jika berujung bukan sabar namanya. Manusia hanya bisa berdoa dan berusaha, perkara terkabul tidaknya itu semua hak prerogatif Tuhan.

Mobile_AP_Rectangle 2

*) Penulis adalah mahasiswa Pascasarjana Universitas Jember.

- Advertisement -

Ketiga, Memancing memiliki waktu-waktu terbaik untuk mendapatkan tangkapan. Tidak sembarang waktu bisa memancing, sebab itu akan menentukan hasil tangkapan. Para pemancing andal bisanya mengetahui waktu yang saat ikan sedang lapar-laparnya. Beda dengan pemula yang asal-asalan dalam menentukan waktu memancing, hal itu akan berpengaruh terhadap hasil tangkapan. Waktu terbaik memancing yaitu pagi, sore, dan malam hari. Menelik dari waktu doa kita kepada Tuhan terdapat waktu-waktu yang istijabah yaitu pagi hari dan sore hari yang dianjurkan oleh Rasulullah. Untuk zikir pagi, waktu yang dianjurkan adalah sejak tibanya waktu Subuh hingga terbitnya matahari. Sementara itu, waktu zikir petang yang dianjurkan adalah sejak tibanya waktu Ashar hingga terbenam matahari. Dan ada yang mengatakan waktu terkabul nya doa itu saat waktu malam hari dengan ditambah salat sunnah Tahajud. Dengan demikian dapat dikatakan aktivitas berdoa memiliki ruang waktu tersendiri.

Keempat. Perkara umpan yang digunakan dalam memancing harus diperhatikan juga perihal umpan yang digunakan untuk mendapatkan ikan. Semakin besar umpan yang digunakan dan didukung dengan tempat yang memadai, kemudahan mendapatkan hasil maksimal akan tercapai. Umpan yang diberikan juga harus menyesuaikan dengan keinginan sang ikan, bukan menuruti yang kita inginkan. Hal tersebut dapat direalisasikan dalam perkara permintaan doa kita kepada sang Khaliq. Umpan yang diberikan kita harus disesuaikan dengan keinginan Tuhan. Kita sebagai makhluk sangat tak berdaya yang mengharapkan segala sesuatu kepada Sang Perkasa. Kita harus memberikan umpan terbaik yang kita miliki berupa hati yang jernih yang tidak ternoda dengan perkara yang kotor, sebab Tuhan mengetahui isi hati masing-masing dari kita. Selain itu pikiran  kita harus berada dalam hal positif dan menghindarkan berpikir negatif. Tidak sebatas kejernihan hati, pikiran yang positif, amal baik yang kita lakukan dalam keseharian adalah modal  umpan terbaik agar doa kita terdengar oleh-Nya. Hati, pikiran, dan perbuatan kita harus saling bersinergi satu dengan lainnya, agar doa kita dilirik oleh yang Maha Melihat.

Setelah melalui semua prosedur yang begitu panjangnya. Sabar dan tetap istiqamah menjadi jalan kunci dalam segala hal, baik dalam kegiatan memancing ataupun berdoa. Solusi dalam menjalani penantian berdoa proses terbaik yaitu dengan bersabar. Segala sesuatu yang kita doa kan tidak hilang begitu saja, pasti akan terkabulkan semua doa kita.  Pegangan yang harus digenggam dengan kuat yaitu firma Allah; Ud’uni astajib lakum yang artinya Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu dalam QS Gafir 40:60. Dari ayat itu Tuhan memberikan perintah kepada manusia untuk selalu berdoa dan Tuhan lah yang akan mengabulkan doa itu. Semua doa pasti terkabul, mungkin waktu terkabulnya doa,  tidak sesuai dengan harapan kita. Dia Nabi Ibrahim yang bergelar Khalilullah yang berdoa agar dari anak keturunan Ismail ada yang diangkat jadi nabi, baru dikabulkan Allah SWT ribuan tahun setelahnya. Lantas manusia yang kaya akan dosa, menginginkan agar doa kita terkabul secepat kilatan petir, itu perihal yang nihil. Mungkin penantian terkabulnya doa kita berbulan-bulan, puluhan tahun, ratusan tahun bahkan ribuan tahun, baru doa itu dikabulkan. Sabar tak berujung, jika berujung bukan sabar namanya. Manusia hanya bisa berdoa dan berusaha, perkara terkabul tidaknya itu semua hak prerogatif Tuhan.

*) Penulis adalah mahasiswa Pascasarjana Universitas Jember.

Ketiga, Memancing memiliki waktu-waktu terbaik untuk mendapatkan tangkapan. Tidak sembarang waktu bisa memancing, sebab itu akan menentukan hasil tangkapan. Para pemancing andal bisanya mengetahui waktu yang saat ikan sedang lapar-laparnya. Beda dengan pemula yang asal-asalan dalam menentukan waktu memancing, hal itu akan berpengaruh terhadap hasil tangkapan. Waktu terbaik memancing yaitu pagi, sore, dan malam hari. Menelik dari waktu doa kita kepada Tuhan terdapat waktu-waktu yang istijabah yaitu pagi hari dan sore hari yang dianjurkan oleh Rasulullah. Untuk zikir pagi, waktu yang dianjurkan adalah sejak tibanya waktu Subuh hingga terbitnya matahari. Sementara itu, waktu zikir petang yang dianjurkan adalah sejak tibanya waktu Ashar hingga terbenam matahari. Dan ada yang mengatakan waktu terkabul nya doa itu saat waktu malam hari dengan ditambah salat sunnah Tahajud. Dengan demikian dapat dikatakan aktivitas berdoa memiliki ruang waktu tersendiri.

Keempat. Perkara umpan yang digunakan dalam memancing harus diperhatikan juga perihal umpan yang digunakan untuk mendapatkan ikan. Semakin besar umpan yang digunakan dan didukung dengan tempat yang memadai, kemudahan mendapatkan hasil maksimal akan tercapai. Umpan yang diberikan juga harus menyesuaikan dengan keinginan sang ikan, bukan menuruti yang kita inginkan. Hal tersebut dapat direalisasikan dalam perkara permintaan doa kita kepada sang Khaliq. Umpan yang diberikan kita harus disesuaikan dengan keinginan Tuhan. Kita sebagai makhluk sangat tak berdaya yang mengharapkan segala sesuatu kepada Sang Perkasa. Kita harus memberikan umpan terbaik yang kita miliki berupa hati yang jernih yang tidak ternoda dengan perkara yang kotor, sebab Tuhan mengetahui isi hati masing-masing dari kita. Selain itu pikiran  kita harus berada dalam hal positif dan menghindarkan berpikir negatif. Tidak sebatas kejernihan hati, pikiran yang positif, amal baik yang kita lakukan dalam keseharian adalah modal  umpan terbaik agar doa kita terdengar oleh-Nya. Hati, pikiran, dan perbuatan kita harus saling bersinergi satu dengan lainnya, agar doa kita dilirik oleh yang Maha Melihat.

Setelah melalui semua prosedur yang begitu panjangnya. Sabar dan tetap istiqamah menjadi jalan kunci dalam segala hal, baik dalam kegiatan memancing ataupun berdoa. Solusi dalam menjalani penantian berdoa proses terbaik yaitu dengan bersabar. Segala sesuatu yang kita doa kan tidak hilang begitu saja, pasti akan terkabulkan semua doa kita.  Pegangan yang harus digenggam dengan kuat yaitu firma Allah; Ud’uni astajib lakum yang artinya Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu dalam QS Gafir 40:60. Dari ayat itu Tuhan memberikan perintah kepada manusia untuk selalu berdoa dan Tuhan lah yang akan mengabulkan doa itu. Semua doa pasti terkabul, mungkin waktu terkabulnya doa,  tidak sesuai dengan harapan kita. Dia Nabi Ibrahim yang bergelar Khalilullah yang berdoa agar dari anak keturunan Ismail ada yang diangkat jadi nabi, baru dikabulkan Allah SWT ribuan tahun setelahnya. Lantas manusia yang kaya akan dosa, menginginkan agar doa kita terkabul secepat kilatan petir, itu perihal yang nihil. Mungkin penantian terkabulnya doa kita berbulan-bulan, puluhan tahun, ratusan tahun bahkan ribuan tahun, baru doa itu dikabulkan. Sabar tak berujung, jika berujung bukan sabar namanya. Manusia hanya bisa berdoa dan berusaha, perkara terkabul tidaknya itu semua hak prerogatif Tuhan.

*) Penulis adalah mahasiswa Pascasarjana Universitas Jember.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca