22.7 C
Jember
Sunday, 26 March 2023

Memancing Ijabah Tuhan

Mobile_AP_Rectangle 1

November tahun lalu, Jember kembali menggemparkan dunia perpancingan. Saat itu, Pemkab Jember serta Bupati Jember Hendy Siswanto menyelenggarakan festival Jember Fishing Tourism (JFT) berjalan sukses. Sebab, antusiasme mereka mengikuti ajang tersebut bukan hanya dari kalangan masyarakat Jember, tetapi juga masyarakat dari luar pulau Jawa memeriahkan festival tersebut. Muncul sebuah pertanyaan saat melihat euforia tersebut, “apa sih istimewanya memancing”, “bagaimana hobi yang menjadi sebuah daya tarik”. Mungkin pertanyaan tersebut hanya terjawab saat kita mencoba untuk memancing.

Memancing diartikan sebagai kegiatan menangkap ikan yang tergolong pekerjaan, hobi, olahraga luar ruang (outdoor) atau kegiatan di danau, sungai, laut, dan perairan lainnya. Hobi memancing membutuhkan kesabaran yang ekstra. Sebab, seseorang dihadapkan oleh penantian yang tidak pasti, dengan waktu yang tak tentu, hasil yang diperoleh juga demikian, tetapi hal itulah yang menjadikan hobi tersebut banyak peminatnya. Kesabaran, ketenangan, keuletan, dan konsentrasi tinggi haruslah dimiliki oleh para pegiat hobi memancing.

Kegiatan memancing dapat dianalogikan sebagai doa manusia kepada Rabb-nya. Mari kita bedah bagaimana korelasi memancing ikan dengan doa kita kepada sang Tuhan. Pertama, para pehobi mancing sebelum melakukan aksinya pastinya memiliki persiapan seperti peralatan alat pancing, umpan ikan, tentukan lokasi dan persiapan lainnya. Begitu juga dengan manusia, dalam memanjatkan harapan kepada Rabb-nya, manusia harus memiliki persiapan yang harus terpenuhi sehingga mendapatkan kan pengabulan dari sang Rabb-nya. Persiapan paling urgent yang dilakukan seorang hamba saat berdoa harus suci secara jasmani maupun rohani. Pengabulan doa yang diberikan Tuhan tidak diberikan kepada hamba yang terlumuri oleh dosa-dosa. Begitu ketatnya pengabulan doa yang diberikan Tuhan. Begitupun begitu dengan pegiat hobi memancing sulitnya mendapatkan tangkapan yang diharapkan.

Mobile_AP_Rectangle 2

Kedua, Para pemancing sebelum melaksanakan hobinya, harus menentukan spot di mana ikan berkumpul. Andaikan pemancing salah perhitungan menentukan spot memancing yang kurang potensial, jangan berharap mendapatkan hasil ikan yang diinginkan, meskipun sudah didukung dengan perlengkapan yang sudah memadai. Oleh karena itu keahlian dalam menentukan tempat itu harus dimiliki para pemancing. Begitu pula halnya dengan doa kita kepada Tuhannya. Kita harus pandai dalam menentukan tempat-tempat yang menjadi terkabulnya hajat. Mengutip perkataan Syekh Maulana Muhammad Zakarriya Al-Kandahlawi di dalam kitab Durrul-Mantsur terdapat riwayat bahwa tempat mustajab doa adalah: Multazam, di bawah Mizab, Rukun Yamani, Shafa, Marwah. Selain itu, doa mustajab juga ada di tempat antara keduanya, antara Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim.

- Advertisement -

November tahun lalu, Jember kembali menggemparkan dunia perpancingan. Saat itu, Pemkab Jember serta Bupati Jember Hendy Siswanto menyelenggarakan festival Jember Fishing Tourism (JFT) berjalan sukses. Sebab, antusiasme mereka mengikuti ajang tersebut bukan hanya dari kalangan masyarakat Jember, tetapi juga masyarakat dari luar pulau Jawa memeriahkan festival tersebut. Muncul sebuah pertanyaan saat melihat euforia tersebut, “apa sih istimewanya memancing”, “bagaimana hobi yang menjadi sebuah daya tarik”. Mungkin pertanyaan tersebut hanya terjawab saat kita mencoba untuk memancing.

Memancing diartikan sebagai kegiatan menangkap ikan yang tergolong pekerjaan, hobi, olahraga luar ruang (outdoor) atau kegiatan di danau, sungai, laut, dan perairan lainnya. Hobi memancing membutuhkan kesabaran yang ekstra. Sebab, seseorang dihadapkan oleh penantian yang tidak pasti, dengan waktu yang tak tentu, hasil yang diperoleh juga demikian, tetapi hal itulah yang menjadikan hobi tersebut banyak peminatnya. Kesabaran, ketenangan, keuletan, dan konsentrasi tinggi haruslah dimiliki oleh para pegiat hobi memancing.

Kegiatan memancing dapat dianalogikan sebagai doa manusia kepada Rabb-nya. Mari kita bedah bagaimana korelasi memancing ikan dengan doa kita kepada sang Tuhan. Pertama, para pehobi mancing sebelum melakukan aksinya pastinya memiliki persiapan seperti peralatan alat pancing, umpan ikan, tentukan lokasi dan persiapan lainnya. Begitu juga dengan manusia, dalam memanjatkan harapan kepada Rabb-nya, manusia harus memiliki persiapan yang harus terpenuhi sehingga mendapatkan kan pengabulan dari sang Rabb-nya. Persiapan paling urgent yang dilakukan seorang hamba saat berdoa harus suci secara jasmani maupun rohani. Pengabulan doa yang diberikan Tuhan tidak diberikan kepada hamba yang terlumuri oleh dosa-dosa. Begitu ketatnya pengabulan doa yang diberikan Tuhan. Begitupun begitu dengan pegiat hobi memancing sulitnya mendapatkan tangkapan yang diharapkan.

Kedua, Para pemancing sebelum melaksanakan hobinya, harus menentukan spot di mana ikan berkumpul. Andaikan pemancing salah perhitungan menentukan spot memancing yang kurang potensial, jangan berharap mendapatkan hasil ikan yang diinginkan, meskipun sudah didukung dengan perlengkapan yang sudah memadai. Oleh karena itu keahlian dalam menentukan tempat itu harus dimiliki para pemancing. Begitu pula halnya dengan doa kita kepada Tuhannya. Kita harus pandai dalam menentukan tempat-tempat yang menjadi terkabulnya hajat. Mengutip perkataan Syekh Maulana Muhammad Zakarriya Al-Kandahlawi di dalam kitab Durrul-Mantsur terdapat riwayat bahwa tempat mustajab doa adalah: Multazam, di bawah Mizab, Rukun Yamani, Shafa, Marwah. Selain itu, doa mustajab juga ada di tempat antara keduanya, antara Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim.

November tahun lalu, Jember kembali menggemparkan dunia perpancingan. Saat itu, Pemkab Jember serta Bupati Jember Hendy Siswanto menyelenggarakan festival Jember Fishing Tourism (JFT) berjalan sukses. Sebab, antusiasme mereka mengikuti ajang tersebut bukan hanya dari kalangan masyarakat Jember, tetapi juga masyarakat dari luar pulau Jawa memeriahkan festival tersebut. Muncul sebuah pertanyaan saat melihat euforia tersebut, “apa sih istimewanya memancing”, “bagaimana hobi yang menjadi sebuah daya tarik”. Mungkin pertanyaan tersebut hanya terjawab saat kita mencoba untuk memancing.

Memancing diartikan sebagai kegiatan menangkap ikan yang tergolong pekerjaan, hobi, olahraga luar ruang (outdoor) atau kegiatan di danau, sungai, laut, dan perairan lainnya. Hobi memancing membutuhkan kesabaran yang ekstra. Sebab, seseorang dihadapkan oleh penantian yang tidak pasti, dengan waktu yang tak tentu, hasil yang diperoleh juga demikian, tetapi hal itulah yang menjadikan hobi tersebut banyak peminatnya. Kesabaran, ketenangan, keuletan, dan konsentrasi tinggi haruslah dimiliki oleh para pegiat hobi memancing.

Kegiatan memancing dapat dianalogikan sebagai doa manusia kepada Rabb-nya. Mari kita bedah bagaimana korelasi memancing ikan dengan doa kita kepada sang Tuhan. Pertama, para pehobi mancing sebelum melakukan aksinya pastinya memiliki persiapan seperti peralatan alat pancing, umpan ikan, tentukan lokasi dan persiapan lainnya. Begitu juga dengan manusia, dalam memanjatkan harapan kepada Rabb-nya, manusia harus memiliki persiapan yang harus terpenuhi sehingga mendapatkan kan pengabulan dari sang Rabb-nya. Persiapan paling urgent yang dilakukan seorang hamba saat berdoa harus suci secara jasmani maupun rohani. Pengabulan doa yang diberikan Tuhan tidak diberikan kepada hamba yang terlumuri oleh dosa-dosa. Begitu ketatnya pengabulan doa yang diberikan Tuhan. Begitupun begitu dengan pegiat hobi memancing sulitnya mendapatkan tangkapan yang diharapkan.

Kedua, Para pemancing sebelum melaksanakan hobinya, harus menentukan spot di mana ikan berkumpul. Andaikan pemancing salah perhitungan menentukan spot memancing yang kurang potensial, jangan berharap mendapatkan hasil ikan yang diinginkan, meskipun sudah didukung dengan perlengkapan yang sudah memadai. Oleh karena itu keahlian dalam menentukan tempat itu harus dimiliki para pemancing. Begitu pula halnya dengan doa kita kepada Tuhannya. Kita harus pandai dalam menentukan tempat-tempat yang menjadi terkabulnya hajat. Mengutip perkataan Syekh Maulana Muhammad Zakarriya Al-Kandahlawi di dalam kitab Durrul-Mantsur terdapat riwayat bahwa tempat mustajab doa adalah: Multazam, di bawah Mizab, Rukun Yamani, Shafa, Marwah. Selain itu, doa mustajab juga ada di tempat antara keduanya, antara Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca