30.2 C
Jember
Sunday, 4 June 2023

Strategi Promosi Kesehatan Menuju Indonesia Bebas TBC Tahun 2030

Mobile_AP_Rectangle 1

Setiap tanggal 24 Maret diperingati Hari TBC Sedunia, di mana hari tersebut menjadi momen yang tepat untuk mengajak keterlibatan multi-sektor. Peringatan Hari TB Sedunia adalah kesempatan untuk meningkatkan kampanye dengan penyebarluasan informasi terkait TBC serta mendorong semua pihak untuk terlibat aktif dalam pencegahan dan pengendalian TBC. Adapun tema global untuk tahun 2023 dalam memperingati Hari TBC sedua adalah “Yes! We can End TB“. Tema yang dipilih oleh Indonesia adalah tema yang berkaitan dengan kerja sama lintas sektor untuk mencegah dan mencapai eliminasi TBC, yaitu “Ayo Bersama Akhiri TBC, Indonesia Bisa!”.

Penyakit tuberculosis (TBC) merupakan salah satu permasalahan kesehatan masyarakat yang belum usai baik secara nasional maupun internasional. Bagaimana tidak, TBC menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di seluruh dunia karena setiap hari telah ditemukan hampir 4000 orang meninggal dunia dan hampir 30.000 setiap harinya orang jatuh sakit karena penyakit ini (WHO, 2021). Penyakit ini banyak menyerang paru-paru dan dapat menular secara langsung yang diakibatkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penularan penyakit TBC melalui droplet yakni saat penderita TBC mengalami batuk, bersin, meludah, dan berbicara di sekitar orang yang sehat maka penularan terjadi melalui bakteri yang berada di udara. Satu penderita TBC dalam satu tahunnya dapat menularkan bakteri TBC ke 10 hingga 15 orang (Kramer et al, 2014). Bakteri TBC dapat bertahan 1 hingga 2 jam di udara bebas, hal ini tergantung ada dan tidaknya sinar ultraviolet, kelembapan dan kondisi ventilasi, bakteri TB akan bertahan berhari-hari hingga berbulan-bulan jika kondisi hunian gelap dan lembab (Crofton  and Horne, 2002).

Berdasarkan laporan global tuberkulosis oleh World Health Organization (WHO) tahun 2022 Terdapat delapan negara yang menyumbang dua per tiga dari kasus tuberkulosis secara global yakni  India (28 persen), Indonesia (9,2 persen), Tiongkok (7,4 persen), Filipina (7 persen), Pakistan (5,8 persen), Nigeria (4,4 persen), Bangladesh (3,6 persen), dan Democratic Republic of the Congo (2,9 persen). Adapun golongan yang menyumbang angka TB terbanyak yakni laki-laki dewasa (56,5 persen) wanita dewasa (32,5 persen) dan anak-anak (11 persen) (World Health Organization,2022:13). Berdasarkan World Health Organization (2021) tuberkulosis menjadi penyebab kematian ke-13 dan pembunuh pada penyakit menular ke dua di dunia, terdapat 1,5 juta orang yang di perkirakan meninggal akibat penyakit tuberkulosis. Kasus tuberkulosis di Indonesia mengalami peningkatan di tahun 2020 ke tahun 2021. Tuberkulosis tahun 2020 yakni sebesar 351.936 dan pada tahun 2021 meningkat menjadi 397.377 kasus (Kemenkes RI, 2021:172).

- Advertisement -

Setiap tanggal 24 Maret diperingati Hari TBC Sedunia, di mana hari tersebut menjadi momen yang tepat untuk mengajak keterlibatan multi-sektor. Peringatan Hari TB Sedunia adalah kesempatan untuk meningkatkan kampanye dengan penyebarluasan informasi terkait TBC serta mendorong semua pihak untuk terlibat aktif dalam pencegahan dan pengendalian TBC. Adapun tema global untuk tahun 2023 dalam memperingati Hari TBC sedua adalah “Yes! We can End TB“. Tema yang dipilih oleh Indonesia adalah tema yang berkaitan dengan kerja sama lintas sektor untuk mencegah dan mencapai eliminasi TBC, yaitu “Ayo Bersama Akhiri TBC, Indonesia Bisa!”.

Penyakit tuberculosis (TBC) merupakan salah satu permasalahan kesehatan masyarakat yang belum usai baik secara nasional maupun internasional. Bagaimana tidak, TBC menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di seluruh dunia karena setiap hari telah ditemukan hampir 4000 orang meninggal dunia dan hampir 30.000 setiap harinya orang jatuh sakit karena penyakit ini (WHO, 2021). Penyakit ini banyak menyerang paru-paru dan dapat menular secara langsung yang diakibatkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penularan penyakit TBC melalui droplet yakni saat penderita TBC mengalami batuk, bersin, meludah, dan berbicara di sekitar orang yang sehat maka penularan terjadi melalui bakteri yang berada di udara. Satu penderita TBC dalam satu tahunnya dapat menularkan bakteri TBC ke 10 hingga 15 orang (Kramer et al, 2014). Bakteri TBC dapat bertahan 1 hingga 2 jam di udara bebas, hal ini tergantung ada dan tidaknya sinar ultraviolet, kelembapan dan kondisi ventilasi, bakteri TB akan bertahan berhari-hari hingga berbulan-bulan jika kondisi hunian gelap dan lembab (Crofton  and Horne, 2002).

Berdasarkan laporan global tuberkulosis oleh World Health Organization (WHO) tahun 2022 Terdapat delapan negara yang menyumbang dua per tiga dari kasus tuberkulosis secara global yakni  India (28 persen), Indonesia (9,2 persen), Tiongkok (7,4 persen), Filipina (7 persen), Pakistan (5,8 persen), Nigeria (4,4 persen), Bangladesh (3,6 persen), dan Democratic Republic of the Congo (2,9 persen). Adapun golongan yang menyumbang angka TB terbanyak yakni laki-laki dewasa (56,5 persen) wanita dewasa (32,5 persen) dan anak-anak (11 persen) (World Health Organization,2022:13). Berdasarkan World Health Organization (2021) tuberkulosis menjadi penyebab kematian ke-13 dan pembunuh pada penyakit menular ke dua di dunia, terdapat 1,5 juta orang yang di perkirakan meninggal akibat penyakit tuberkulosis. Kasus tuberkulosis di Indonesia mengalami peningkatan di tahun 2020 ke tahun 2021. Tuberkulosis tahun 2020 yakni sebesar 351.936 dan pada tahun 2021 meningkat menjadi 397.377 kasus (Kemenkes RI, 2021:172).

Setiap tanggal 24 Maret diperingati Hari TBC Sedunia, di mana hari tersebut menjadi momen yang tepat untuk mengajak keterlibatan multi-sektor. Peringatan Hari TB Sedunia adalah kesempatan untuk meningkatkan kampanye dengan penyebarluasan informasi terkait TBC serta mendorong semua pihak untuk terlibat aktif dalam pencegahan dan pengendalian TBC. Adapun tema global untuk tahun 2023 dalam memperingati Hari TBC sedua adalah “Yes! We can End TB“. Tema yang dipilih oleh Indonesia adalah tema yang berkaitan dengan kerja sama lintas sektor untuk mencegah dan mencapai eliminasi TBC, yaitu “Ayo Bersama Akhiri TBC, Indonesia Bisa!”.

Penyakit tuberculosis (TBC) merupakan salah satu permasalahan kesehatan masyarakat yang belum usai baik secara nasional maupun internasional. Bagaimana tidak, TBC menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di seluruh dunia karena setiap hari telah ditemukan hampir 4000 orang meninggal dunia dan hampir 30.000 setiap harinya orang jatuh sakit karena penyakit ini (WHO, 2021). Penyakit ini banyak menyerang paru-paru dan dapat menular secara langsung yang diakibatkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penularan penyakit TBC melalui droplet yakni saat penderita TBC mengalami batuk, bersin, meludah, dan berbicara di sekitar orang yang sehat maka penularan terjadi melalui bakteri yang berada di udara. Satu penderita TBC dalam satu tahunnya dapat menularkan bakteri TBC ke 10 hingga 15 orang (Kramer et al, 2014). Bakteri TBC dapat bertahan 1 hingga 2 jam di udara bebas, hal ini tergantung ada dan tidaknya sinar ultraviolet, kelembapan dan kondisi ventilasi, bakteri TB akan bertahan berhari-hari hingga berbulan-bulan jika kondisi hunian gelap dan lembab (Crofton  and Horne, 2002).

Berdasarkan laporan global tuberkulosis oleh World Health Organization (WHO) tahun 2022 Terdapat delapan negara yang menyumbang dua per tiga dari kasus tuberkulosis secara global yakni  India (28 persen), Indonesia (9,2 persen), Tiongkok (7,4 persen), Filipina (7 persen), Pakistan (5,8 persen), Nigeria (4,4 persen), Bangladesh (3,6 persen), dan Democratic Republic of the Congo (2,9 persen). Adapun golongan yang menyumbang angka TB terbanyak yakni laki-laki dewasa (56,5 persen) wanita dewasa (32,5 persen) dan anak-anak (11 persen) (World Health Organization,2022:13). Berdasarkan World Health Organization (2021) tuberkulosis menjadi penyebab kematian ke-13 dan pembunuh pada penyakit menular ke dua di dunia, terdapat 1,5 juta orang yang di perkirakan meninggal akibat penyakit tuberkulosis. Kasus tuberkulosis di Indonesia mengalami peningkatan di tahun 2020 ke tahun 2021. Tuberkulosis tahun 2020 yakni sebesar 351.936 dan pada tahun 2021 meningkat menjadi 397.377 kasus (Kemenkes RI, 2021:172).

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca