22.1 C
Jember
Friday, 9 June 2023

Perpustakaan dan Arah Masa Depan

Mobile_AP_Rectangle 1

Membaca radarjember.id tanggal 26 Januari 2023 trenyuh hati ini. Pasalnya, berita yang diangkat adalah tentang Perpustakaan Daerah (Perpusda) Bondowoso yang masih mendapatkan skor minus dari para pengunjung.

Dari berita tersebut ada dua hal yang harus digarisbawahi dan dijadikan acuan perbaikan. Pertama tempat dan ruang yang kurang bersih, dan kedua tentang buku-buku yang masih belum lengkap. Untuk mengukuhkan visi Bondowoso Melesat, yaitu maju dengan pesat dan meningkat dengan cepat, maka dua hal ini selayaknya menjadi salah satu prioritas pemerintah kabupaten Bondowoso, utamanya oleh Perpusda Bondowoso.

Momentum Hari Buku Nasional 2023

Mobile_AP_Rectangle 2

Hari Buku Nasional atau Harbuknas yang selalu diperingati 17 Mei 2023, dicanangkan dan mulai diperingati sejak 17 Mei 2002, oleh Menteri Pendidikan yaitu Abdul Malik Fadjar. Malik Fadjar memilih mencetuskan hari itu karena menepatkan dengan berdirinya Perpustakaan Nasional (Perpusnas), yaitu 17 Mei 1980.      Dua hal yang menjadi alasan Malik Fadjar menetapkan Hari Buku Nasional, karena saat itu minat baca dan literasi masyarakat Indonesia cukup rendah. Berdasarkan data dari UNESCO di tahun 2002, tingkat literasi masyarakat Indonesia (dewasa-15 tahun) masih dibawah Malaysia (88,7 persen), Vietnam (90,3 persen), Thailand (92,6 persen), yaitu 87,9 persen.

Selain itu, tingkat pencetakan dan penjualan buku di Indonesia yang rendah juga membuat Malik Fadjar miris. Dibandingkan Jepang yang mencetak 40 ribu buku, dan Tiongkok mencetak 140 ribu buku setiap tahunnya. Sedangkan Indonesia jauh di bawahnya, setiap tahun hanya mencetak 18 ribu buku saja. Meski telah 21 tahun diperingati, dampak maksimal belum terasa. Pasalnya, data yang minat baca rakyat Indonesia masih di bawah negara lainnya. Dikutip dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), terkait data dari UNESCO yang mengatakan bahwa minat baca rakyat Indonesia hanya 0,001 persen. Maksudnya, dari 1000 orang Indonesia, hanya ada 1 orang yang suka dan rajin membaca. Oleh karena itu, UNESCO memasukkan Indonesia sebagai peringkat kedua dalam nominasi negara paling rendah minat bacanya.

Belum lagi data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), menurut survei Program for International Student Assessment (PISA) pada 2019 Indonesia adalah 10 negara paling rendah tingkat literasinya. Lebih dari itu, mirisnya adalah Indonesia berada di peringkat 62 dari 70 negara.    Maka, Harbuknas adalah momentum refleksi atas kerja-kerja pemerintah –utamanya Perpusda Bondowoso. Hal ini mengacu pada sejarah hari buku nasional dan alasan dicanangkannya hari tersebut. Karena sudah menjadi tugas negara untuk memaksimalkan kemampuannya, dalam rangka mencerdaskan masyarakatnya, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

- Advertisement -

Membaca radarjember.id tanggal 26 Januari 2023 trenyuh hati ini. Pasalnya, berita yang diangkat adalah tentang Perpustakaan Daerah (Perpusda) Bondowoso yang masih mendapatkan skor minus dari para pengunjung.

Dari berita tersebut ada dua hal yang harus digarisbawahi dan dijadikan acuan perbaikan. Pertama tempat dan ruang yang kurang bersih, dan kedua tentang buku-buku yang masih belum lengkap. Untuk mengukuhkan visi Bondowoso Melesat, yaitu maju dengan pesat dan meningkat dengan cepat, maka dua hal ini selayaknya menjadi salah satu prioritas pemerintah kabupaten Bondowoso, utamanya oleh Perpusda Bondowoso.

Momentum Hari Buku Nasional 2023

Hari Buku Nasional atau Harbuknas yang selalu diperingati 17 Mei 2023, dicanangkan dan mulai diperingati sejak 17 Mei 2002, oleh Menteri Pendidikan yaitu Abdul Malik Fadjar. Malik Fadjar memilih mencetuskan hari itu karena menepatkan dengan berdirinya Perpustakaan Nasional (Perpusnas), yaitu 17 Mei 1980.      Dua hal yang menjadi alasan Malik Fadjar menetapkan Hari Buku Nasional, karena saat itu minat baca dan literasi masyarakat Indonesia cukup rendah. Berdasarkan data dari UNESCO di tahun 2002, tingkat literasi masyarakat Indonesia (dewasa-15 tahun) masih dibawah Malaysia (88,7 persen), Vietnam (90,3 persen), Thailand (92,6 persen), yaitu 87,9 persen.

Selain itu, tingkat pencetakan dan penjualan buku di Indonesia yang rendah juga membuat Malik Fadjar miris. Dibandingkan Jepang yang mencetak 40 ribu buku, dan Tiongkok mencetak 140 ribu buku setiap tahunnya. Sedangkan Indonesia jauh di bawahnya, setiap tahun hanya mencetak 18 ribu buku saja. Meski telah 21 tahun diperingati, dampak maksimal belum terasa. Pasalnya, data yang minat baca rakyat Indonesia masih di bawah negara lainnya. Dikutip dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), terkait data dari UNESCO yang mengatakan bahwa minat baca rakyat Indonesia hanya 0,001 persen. Maksudnya, dari 1000 orang Indonesia, hanya ada 1 orang yang suka dan rajin membaca. Oleh karena itu, UNESCO memasukkan Indonesia sebagai peringkat kedua dalam nominasi negara paling rendah minat bacanya.

Belum lagi data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), menurut survei Program for International Student Assessment (PISA) pada 2019 Indonesia adalah 10 negara paling rendah tingkat literasinya. Lebih dari itu, mirisnya adalah Indonesia berada di peringkat 62 dari 70 negara.    Maka, Harbuknas adalah momentum refleksi atas kerja-kerja pemerintah –utamanya Perpusda Bondowoso. Hal ini mengacu pada sejarah hari buku nasional dan alasan dicanangkannya hari tersebut. Karena sudah menjadi tugas negara untuk memaksimalkan kemampuannya, dalam rangka mencerdaskan masyarakatnya, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

Membaca radarjember.id tanggal 26 Januari 2023 trenyuh hati ini. Pasalnya, berita yang diangkat adalah tentang Perpustakaan Daerah (Perpusda) Bondowoso yang masih mendapatkan skor minus dari para pengunjung.

Dari berita tersebut ada dua hal yang harus digarisbawahi dan dijadikan acuan perbaikan. Pertama tempat dan ruang yang kurang bersih, dan kedua tentang buku-buku yang masih belum lengkap. Untuk mengukuhkan visi Bondowoso Melesat, yaitu maju dengan pesat dan meningkat dengan cepat, maka dua hal ini selayaknya menjadi salah satu prioritas pemerintah kabupaten Bondowoso, utamanya oleh Perpusda Bondowoso.

Momentum Hari Buku Nasional 2023

Hari Buku Nasional atau Harbuknas yang selalu diperingati 17 Mei 2023, dicanangkan dan mulai diperingati sejak 17 Mei 2002, oleh Menteri Pendidikan yaitu Abdul Malik Fadjar. Malik Fadjar memilih mencetuskan hari itu karena menepatkan dengan berdirinya Perpustakaan Nasional (Perpusnas), yaitu 17 Mei 1980.      Dua hal yang menjadi alasan Malik Fadjar menetapkan Hari Buku Nasional, karena saat itu minat baca dan literasi masyarakat Indonesia cukup rendah. Berdasarkan data dari UNESCO di tahun 2002, tingkat literasi masyarakat Indonesia (dewasa-15 tahun) masih dibawah Malaysia (88,7 persen), Vietnam (90,3 persen), Thailand (92,6 persen), yaitu 87,9 persen.

Selain itu, tingkat pencetakan dan penjualan buku di Indonesia yang rendah juga membuat Malik Fadjar miris. Dibandingkan Jepang yang mencetak 40 ribu buku, dan Tiongkok mencetak 140 ribu buku setiap tahunnya. Sedangkan Indonesia jauh di bawahnya, setiap tahun hanya mencetak 18 ribu buku saja. Meski telah 21 tahun diperingati, dampak maksimal belum terasa. Pasalnya, data yang minat baca rakyat Indonesia masih di bawah negara lainnya. Dikutip dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), terkait data dari UNESCO yang mengatakan bahwa minat baca rakyat Indonesia hanya 0,001 persen. Maksudnya, dari 1000 orang Indonesia, hanya ada 1 orang yang suka dan rajin membaca. Oleh karena itu, UNESCO memasukkan Indonesia sebagai peringkat kedua dalam nominasi negara paling rendah minat bacanya.

Belum lagi data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), menurut survei Program for International Student Assessment (PISA) pada 2019 Indonesia adalah 10 negara paling rendah tingkat literasinya. Lebih dari itu, mirisnya adalah Indonesia berada di peringkat 62 dari 70 negara.    Maka, Harbuknas adalah momentum refleksi atas kerja-kerja pemerintah –utamanya Perpusda Bondowoso. Hal ini mengacu pada sejarah hari buku nasional dan alasan dicanangkannya hari tersebut. Karena sudah menjadi tugas negara untuk memaksimalkan kemampuannya, dalam rangka mencerdaskan masyarakatnya, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca