26.6 C
Jember
Wednesday, 31 May 2023

Teknologi Tak Selalu Bikin Happy

Mobile_AP_Rectangle 1

Kini kita tengah berada di era revolusi teknologi yang mengubah hidup dan perekonomian kita. Masyarakat pada umumnya akan mendapat banyak manfaat dari perubahan yang ada di depan kita. Kabar buruknya adalah transformasi yang sama juga dapat menghasilkan beberapa dampak negatif. Manfaatnya tidak selalu lebih besar daripada biayanya dan ketidakbahagiaan yang dirasakan oleh beberapa orang. Ini mengingat sifat terpolarisasi dari banyak masyarakat saat ini.

Faktanya, kita mungkin akan lebih banyak mendengar keluhan tentang transformasi ini daripada pujian selama dekade mendatang. Beberapa hal yang saat ini sedang ramai dibicarakan sehubungan dengan kontradiksi kemajuan teknologi dengan ketidakbahagiaan yang lebih besar antara lain:

  1. Mobil listrik dan ratusan ribu calon pengangguran.

Hadirnya kendaraan listrik merupakan salah satu solusi untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan bebas emisi. Meski membawa dampak positif, namun ada sejumlah masalah yang diprediksi akan terjadi ke depannya saat peralihan dari mesin konvensional ke tenaga listrik. Dalam beberapa tahun mendatang, sejumlah produsen otomotif perlahan mulai menghentikan produksi kendaraan yang mengusung mesin pembakaran internal. Sebagai gantinya, mobil listrik akan ditawarkan kepada masyarakat. Tentu, hadirnya mobil yang mengusung baterai ini dapat mengurangi emisi karbon yang telah mencemari udara. Meski membawa efek positif, tetapi peralihan dari mesin pembakaran internal ke tenaga listrik memicu sejumlah dampak negatif.

Mobile_AP_Rectangle 2

Dikutip dari Carscoops, terdapat beberapa masalah yang dihadapi industri mobil ketika melakukan peralihan dari mobil BBM menuju listrik. Tak hanya soal komponen, namun juga beberapa faktor lainnya. Seperti hilangnya sejumlah pekerjaan di industri otomotif. Seperti kita ketahui, mobil listrik hadir dengan komponen sederhana dan tidak serumit mobil berbahan bakar bensin. Bagi pemilik kendaraan, ini adalah hal positif karena tidak perlu pusing memikirkan peranti yang rusak. Namun, bagaimana para pekerja di bidang otomotif seperti mekanik, toko penjual suku cadang mesin mobil dan aftermarket. Dampaknya cukup terasa. Dihapusnya mobil dengan mesin pembakaran internal juga berdampak hilangnya pekerjaan mereka.

  1. Pembelajaran daring dan karakter peserta didik.

Awalnya pembelajaran daring atau online merupakan sistem pembelajaran alternatif yang dianjurkan oleh pemerintah guna menekan semakin mewabahnya virus Covid-19 yang terjadi saat ini. Praktis dan fleksibel menjadi dua hal positif dari online learning yang semakin ke sini semakin dirasakan oleh siswa belakangan ini. Dengan online learning, interaksi antara guru dan siswa akan lebih praktis karena tidak harus menempuh perjalanan untuk bertemu. Selain itu, tidak ada ruang kelas sebagai tempat belajar formal.

Pembelajaran daring tentunya menjadi lebih murah dari pembelajaran tatap muka bagi mahasiswa yang memiliki tempat tinggal yang jauh dari kampus. Sebab, dengan pembelajaran daring, mereka hanya harus memikirkan kuota internet. Tidak memikirkan kos-kosan, uang makan, dan kebutuhan lainnya. Akan tetapi, pembelajaran ini tidak serta merta membawa dampak positif saja dalam implementasinya.

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Forum Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan (Fortadikbud) mencatat beberapa temuan selama satu tahun pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat pandemi Covid-19. Salah satunya adalah perubahan sikap, perilaku, dan karakter siswa. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Alesandro Yosafat Massie dan Kristina Roseven Nababan. Di mana pada hasil penelitiannya disampaikan bahwa karakter peserta didik selama pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19 sangat cenderung menurun. Hal ini dapat dilihat dari rumusan yang disampaikan Kemendiknas. Beberapa kecenderungan yang menurun tersebut meliputi nilai-nilai karakter antara lain religius, jujur, disiplin, toleransi, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Masih banyak peserta didik yang belum menyadari pentingnya menerapkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Plant based diet dan perubahan iklim

Belakangan terlihat tren pola makan plant based. Selain membawa dampak kesehatan bagi tubuh manusia juga dinyatakan mampu membawa perubahan positif bagi lingkungan. Salah satunya mampu menekan perubahan iklim di bumi.

Plant based diet adalah pola makan yang tidak mengonsumsi semua produk hewani, termasuk daging, susu sapi, dan telur. Ketika seseorang menjalaninya dengan benar, maka diet ini bisa mencegah kolesterol tinggi di dalam tubuh, mengurangi risiko penyakit kronis, menurunkan risiko diabetes tipe 2, dan membantu penurunan berat badan. Namun, kurangnya pengetahuan mengenai diet vegan bisa berdampak negatif pada kesehatan tubuh. Di antaranya anemia defisiensi B12, gangguan kesehatan otak, kekurangan kalori, kerontokan rambut, dan gangguan kesehatan mental. Toh, ternyata temuan terbaru menyatakan bahwa umat manusia tidak perlu mengadopsi pola makan plant based untuk menyelamatkan planet bumi. Kesimpulan tersebut dipublikasikan sekelompok peneliti asal Amerika Serikat dan Inggris di jurnal ilmiah, Science.

Menurut temuan ilmuwan, target reduksi emisi gas rumah kaca bisa dicapai tanpa mengorbankan protein hewani, selama kita mengubah model produksi, konsumsi, dan mengurangi pemborosan bahan pangan.

Cara terbaik untuk mengalahkan kabar buruk adalah dengan menghasilkan kabar baik sebanyak mungkin. Dengan begitu, teknologi, inovasi, dan disrupsi menjadi teman kita. Perubahan atau evolusi akan terus terjadi. Kita tidak akan dapat menghindari itu. Karena memang tidak ada yang abadi, yang abadi adalah perubahan itu sendiri.

Maka dari itu, mari kita pastikan memiliki semangat untuk menyambut perubahan dan pertumbuhan teknologi yang akan kita hadapi. Mari kita pastikan kebahagiaan mengalahkan ketidakbahagiaan. Sehingga dapat kita rasakan teknologi yang akan membuat kita happy.

*) Penulis adalah dosen Universitas PGRI Argopuro, Jember.

 

 

- Advertisement -

Kini kita tengah berada di era revolusi teknologi yang mengubah hidup dan perekonomian kita. Masyarakat pada umumnya akan mendapat banyak manfaat dari perubahan yang ada di depan kita. Kabar buruknya adalah transformasi yang sama juga dapat menghasilkan beberapa dampak negatif. Manfaatnya tidak selalu lebih besar daripada biayanya dan ketidakbahagiaan yang dirasakan oleh beberapa orang. Ini mengingat sifat terpolarisasi dari banyak masyarakat saat ini.

Faktanya, kita mungkin akan lebih banyak mendengar keluhan tentang transformasi ini daripada pujian selama dekade mendatang. Beberapa hal yang saat ini sedang ramai dibicarakan sehubungan dengan kontradiksi kemajuan teknologi dengan ketidakbahagiaan yang lebih besar antara lain:

  1. Mobil listrik dan ratusan ribu calon pengangguran.

Hadirnya kendaraan listrik merupakan salah satu solusi untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan bebas emisi. Meski membawa dampak positif, namun ada sejumlah masalah yang diprediksi akan terjadi ke depannya saat peralihan dari mesin konvensional ke tenaga listrik. Dalam beberapa tahun mendatang, sejumlah produsen otomotif perlahan mulai menghentikan produksi kendaraan yang mengusung mesin pembakaran internal. Sebagai gantinya, mobil listrik akan ditawarkan kepada masyarakat. Tentu, hadirnya mobil yang mengusung baterai ini dapat mengurangi emisi karbon yang telah mencemari udara. Meski membawa efek positif, tetapi peralihan dari mesin pembakaran internal ke tenaga listrik memicu sejumlah dampak negatif.

Dikutip dari Carscoops, terdapat beberapa masalah yang dihadapi industri mobil ketika melakukan peralihan dari mobil BBM menuju listrik. Tak hanya soal komponen, namun juga beberapa faktor lainnya. Seperti hilangnya sejumlah pekerjaan di industri otomotif. Seperti kita ketahui, mobil listrik hadir dengan komponen sederhana dan tidak serumit mobil berbahan bakar bensin. Bagi pemilik kendaraan, ini adalah hal positif karena tidak perlu pusing memikirkan peranti yang rusak. Namun, bagaimana para pekerja di bidang otomotif seperti mekanik, toko penjual suku cadang mesin mobil dan aftermarket. Dampaknya cukup terasa. Dihapusnya mobil dengan mesin pembakaran internal juga berdampak hilangnya pekerjaan mereka.

  1. Pembelajaran daring dan karakter peserta didik.

Awalnya pembelajaran daring atau online merupakan sistem pembelajaran alternatif yang dianjurkan oleh pemerintah guna menekan semakin mewabahnya virus Covid-19 yang terjadi saat ini. Praktis dan fleksibel menjadi dua hal positif dari online learning yang semakin ke sini semakin dirasakan oleh siswa belakangan ini. Dengan online learning, interaksi antara guru dan siswa akan lebih praktis karena tidak harus menempuh perjalanan untuk bertemu. Selain itu, tidak ada ruang kelas sebagai tempat belajar formal.

Pembelajaran daring tentunya menjadi lebih murah dari pembelajaran tatap muka bagi mahasiswa yang memiliki tempat tinggal yang jauh dari kampus. Sebab, dengan pembelajaran daring, mereka hanya harus memikirkan kuota internet. Tidak memikirkan kos-kosan, uang makan, dan kebutuhan lainnya. Akan tetapi, pembelajaran ini tidak serta merta membawa dampak positif saja dalam implementasinya.

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Forum Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan (Fortadikbud) mencatat beberapa temuan selama satu tahun pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat pandemi Covid-19. Salah satunya adalah perubahan sikap, perilaku, dan karakter siswa. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Alesandro Yosafat Massie dan Kristina Roseven Nababan. Di mana pada hasil penelitiannya disampaikan bahwa karakter peserta didik selama pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19 sangat cenderung menurun. Hal ini dapat dilihat dari rumusan yang disampaikan Kemendiknas. Beberapa kecenderungan yang menurun tersebut meliputi nilai-nilai karakter antara lain religius, jujur, disiplin, toleransi, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Masih banyak peserta didik yang belum menyadari pentingnya menerapkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Plant based diet dan perubahan iklim

Belakangan terlihat tren pola makan plant based. Selain membawa dampak kesehatan bagi tubuh manusia juga dinyatakan mampu membawa perubahan positif bagi lingkungan. Salah satunya mampu menekan perubahan iklim di bumi.

Plant based diet adalah pola makan yang tidak mengonsumsi semua produk hewani, termasuk daging, susu sapi, dan telur. Ketika seseorang menjalaninya dengan benar, maka diet ini bisa mencegah kolesterol tinggi di dalam tubuh, mengurangi risiko penyakit kronis, menurunkan risiko diabetes tipe 2, dan membantu penurunan berat badan. Namun, kurangnya pengetahuan mengenai diet vegan bisa berdampak negatif pada kesehatan tubuh. Di antaranya anemia defisiensi B12, gangguan kesehatan otak, kekurangan kalori, kerontokan rambut, dan gangguan kesehatan mental. Toh, ternyata temuan terbaru menyatakan bahwa umat manusia tidak perlu mengadopsi pola makan plant based untuk menyelamatkan planet bumi. Kesimpulan tersebut dipublikasikan sekelompok peneliti asal Amerika Serikat dan Inggris di jurnal ilmiah, Science.

Menurut temuan ilmuwan, target reduksi emisi gas rumah kaca bisa dicapai tanpa mengorbankan protein hewani, selama kita mengubah model produksi, konsumsi, dan mengurangi pemborosan bahan pangan.

Cara terbaik untuk mengalahkan kabar buruk adalah dengan menghasilkan kabar baik sebanyak mungkin. Dengan begitu, teknologi, inovasi, dan disrupsi menjadi teman kita. Perubahan atau evolusi akan terus terjadi. Kita tidak akan dapat menghindari itu. Karena memang tidak ada yang abadi, yang abadi adalah perubahan itu sendiri.

Maka dari itu, mari kita pastikan memiliki semangat untuk menyambut perubahan dan pertumbuhan teknologi yang akan kita hadapi. Mari kita pastikan kebahagiaan mengalahkan ketidakbahagiaan. Sehingga dapat kita rasakan teknologi yang akan membuat kita happy.

*) Penulis adalah dosen Universitas PGRI Argopuro, Jember.

 

 

Kini kita tengah berada di era revolusi teknologi yang mengubah hidup dan perekonomian kita. Masyarakat pada umumnya akan mendapat banyak manfaat dari perubahan yang ada di depan kita. Kabar buruknya adalah transformasi yang sama juga dapat menghasilkan beberapa dampak negatif. Manfaatnya tidak selalu lebih besar daripada biayanya dan ketidakbahagiaan yang dirasakan oleh beberapa orang. Ini mengingat sifat terpolarisasi dari banyak masyarakat saat ini.

Faktanya, kita mungkin akan lebih banyak mendengar keluhan tentang transformasi ini daripada pujian selama dekade mendatang. Beberapa hal yang saat ini sedang ramai dibicarakan sehubungan dengan kontradiksi kemajuan teknologi dengan ketidakbahagiaan yang lebih besar antara lain:

  1. Mobil listrik dan ratusan ribu calon pengangguran.

Hadirnya kendaraan listrik merupakan salah satu solusi untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan bebas emisi. Meski membawa dampak positif, namun ada sejumlah masalah yang diprediksi akan terjadi ke depannya saat peralihan dari mesin konvensional ke tenaga listrik. Dalam beberapa tahun mendatang, sejumlah produsen otomotif perlahan mulai menghentikan produksi kendaraan yang mengusung mesin pembakaran internal. Sebagai gantinya, mobil listrik akan ditawarkan kepada masyarakat. Tentu, hadirnya mobil yang mengusung baterai ini dapat mengurangi emisi karbon yang telah mencemari udara. Meski membawa efek positif, tetapi peralihan dari mesin pembakaran internal ke tenaga listrik memicu sejumlah dampak negatif.

Dikutip dari Carscoops, terdapat beberapa masalah yang dihadapi industri mobil ketika melakukan peralihan dari mobil BBM menuju listrik. Tak hanya soal komponen, namun juga beberapa faktor lainnya. Seperti hilangnya sejumlah pekerjaan di industri otomotif. Seperti kita ketahui, mobil listrik hadir dengan komponen sederhana dan tidak serumit mobil berbahan bakar bensin. Bagi pemilik kendaraan, ini adalah hal positif karena tidak perlu pusing memikirkan peranti yang rusak. Namun, bagaimana para pekerja di bidang otomotif seperti mekanik, toko penjual suku cadang mesin mobil dan aftermarket. Dampaknya cukup terasa. Dihapusnya mobil dengan mesin pembakaran internal juga berdampak hilangnya pekerjaan mereka.

  1. Pembelajaran daring dan karakter peserta didik.

Awalnya pembelajaran daring atau online merupakan sistem pembelajaran alternatif yang dianjurkan oleh pemerintah guna menekan semakin mewabahnya virus Covid-19 yang terjadi saat ini. Praktis dan fleksibel menjadi dua hal positif dari online learning yang semakin ke sini semakin dirasakan oleh siswa belakangan ini. Dengan online learning, interaksi antara guru dan siswa akan lebih praktis karena tidak harus menempuh perjalanan untuk bertemu. Selain itu, tidak ada ruang kelas sebagai tempat belajar formal.

Pembelajaran daring tentunya menjadi lebih murah dari pembelajaran tatap muka bagi mahasiswa yang memiliki tempat tinggal yang jauh dari kampus. Sebab, dengan pembelajaran daring, mereka hanya harus memikirkan kuota internet. Tidak memikirkan kos-kosan, uang makan, dan kebutuhan lainnya. Akan tetapi, pembelajaran ini tidak serta merta membawa dampak positif saja dalam implementasinya.

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Forum Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan (Fortadikbud) mencatat beberapa temuan selama satu tahun pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat pandemi Covid-19. Salah satunya adalah perubahan sikap, perilaku, dan karakter siswa. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Alesandro Yosafat Massie dan Kristina Roseven Nababan. Di mana pada hasil penelitiannya disampaikan bahwa karakter peserta didik selama pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19 sangat cenderung menurun. Hal ini dapat dilihat dari rumusan yang disampaikan Kemendiknas. Beberapa kecenderungan yang menurun tersebut meliputi nilai-nilai karakter antara lain religius, jujur, disiplin, toleransi, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Masih banyak peserta didik yang belum menyadari pentingnya menerapkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Plant based diet dan perubahan iklim

Belakangan terlihat tren pola makan plant based. Selain membawa dampak kesehatan bagi tubuh manusia juga dinyatakan mampu membawa perubahan positif bagi lingkungan. Salah satunya mampu menekan perubahan iklim di bumi.

Plant based diet adalah pola makan yang tidak mengonsumsi semua produk hewani, termasuk daging, susu sapi, dan telur. Ketika seseorang menjalaninya dengan benar, maka diet ini bisa mencegah kolesterol tinggi di dalam tubuh, mengurangi risiko penyakit kronis, menurunkan risiko diabetes tipe 2, dan membantu penurunan berat badan. Namun, kurangnya pengetahuan mengenai diet vegan bisa berdampak negatif pada kesehatan tubuh. Di antaranya anemia defisiensi B12, gangguan kesehatan otak, kekurangan kalori, kerontokan rambut, dan gangguan kesehatan mental. Toh, ternyata temuan terbaru menyatakan bahwa umat manusia tidak perlu mengadopsi pola makan plant based untuk menyelamatkan planet bumi. Kesimpulan tersebut dipublikasikan sekelompok peneliti asal Amerika Serikat dan Inggris di jurnal ilmiah, Science.

Menurut temuan ilmuwan, target reduksi emisi gas rumah kaca bisa dicapai tanpa mengorbankan protein hewani, selama kita mengubah model produksi, konsumsi, dan mengurangi pemborosan bahan pangan.

Cara terbaik untuk mengalahkan kabar buruk adalah dengan menghasilkan kabar baik sebanyak mungkin. Dengan begitu, teknologi, inovasi, dan disrupsi menjadi teman kita. Perubahan atau evolusi akan terus terjadi. Kita tidak akan dapat menghindari itu. Karena memang tidak ada yang abadi, yang abadi adalah perubahan itu sendiri.

Maka dari itu, mari kita pastikan memiliki semangat untuk menyambut perubahan dan pertumbuhan teknologi yang akan kita hadapi. Mari kita pastikan kebahagiaan mengalahkan ketidakbahagiaan. Sehingga dapat kita rasakan teknologi yang akan membuat kita happy.

*) Penulis adalah dosen Universitas PGRI Argopuro, Jember.

 

 

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca