JEMBER, RADARJEMBER.ID – Ramadan kali ini dengan Ramadan tahun lalu tidak jauh berbeda. Yaitu sama-sama harus mematuhi protokol kesehatan. Waktu bersosialisasi terbatas. Tetapi jangan sampai jadikan hal ini sebuah alasan untuk meminimalisasi diri menjemput pahala di bulan Ramadan yang penuh berkah dan makna.
Berpuasa di bulan Ramadan tidak hanya untuk menahan lapar dan haus saja. Melainkan menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang akan membawa diri ini ke jalan tidak baik. Seperti gibah tetangga sebelah misalnya. Tak hanya itu, jika kita menikmati bulan yang penuh makna ini, maka kita akan mengetahui betapa banyaknya makna yang kita dapat dari bulan mulia ini.
Bulan Ramadan bisa disebut dengan bulan yang bisa mengubah manusia. Karena dari puasa seseorang dapat melatih bagaimana cara untuk mengendalikan diri, bersabar, menumbuhkan rasa empati kepada sesama, dan juga diiringi dengan perubahan yang konsisten untuk menjadi muslim yang lebih baik dari sebelumnya.
Rugi sekali jika di bulan Ramadan kita lalai dan malah enggan untuk melakukan kebaikan dengan dalih “Ah nanti aja, sekarang lagi sibuk”. Sibuk? Yakin bakal bertemu dengan bulan Ramadan lagi?
Maybe, daripada kita mengeluarkan dalih “sibuk tanpa alasan yang jelas” alangkah baiknya diri kita ini dipaksa agar melakukan hal-hal produktif selama bulan puasa. Misalkan, jika sebelumnya kita sering begadang sampai larut malam karena keasyikan main gadget, ubahlah kebiasaan itu untuk berzikir. Agar diri ini tetap mengingat Allah dan tak merasa kesepian. Karena banyak orang di luar sana merasa kesepian di dunia nyata dan akhirnya main medsos sampai lupa waktu. Eitss itu baik ga? Jelas kurang baik, jika masih asik dengan medsos lalu kapan akan menjemput pahala di bulan suci ini ?
Bahkan tak jarang di bulan suci yang sangat mulia ini banyak yang lalai dan acuh tak acuh dengan indahnya bulan Ramadan. Hal ini terbukti dan dapat kita temui di sekitar masyarakat masih banyak warung yang buka di siang hari. Masih banyak orang-orang yang dalam istilah mokel atau membatalkan puasa mereka. Diam-diam menyeruak ke warung makan dan membatalkan puasa. Tanpa disadari, pahala yang seharusnya didapat oleh dirinya malah berubah menjadi dosa dan orang tersebut harus menggantinya.
Bukan hanya itu, pahala yang seharusnya didapat oleh orang tersebut malah akan diambil orang lain yang sudah berusaha berpuasa, menahan amarah, dan lain sebagainya. Pahala itu tidak akan datang kepada orang yang masuk ke dalam warung tadi dengan gampangnya dan tanpa merasa bersalah dan langsung membatalkan puasanya.
Tidak hanya dengan berpuasa saja kita akan mendapat pahala di bulan mulia ini, banyak sekali jalan yang dapat mengantar kita menuju ladang pahala. Seperti salat Tarawih yang hanya ada di bulan Ramadan. Disebut sunah artinya jika dilakukan mendapat pahala dan jika tidak dilakukan tak mendapat siksa. Tetapi salat sunah yang satu ini dianjurkan, karena Allah SWT akan melipat gandakan amal ibadah seseorang di bulan Ramadan. Perlu dibenangmerahi bahwa pahala yang didapat pun sangat besar, sebagaimana dalam hadis berikut
“Barang siapa yang melaksanakan qiyam Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharapkan balasan pahala, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.”
( HR Bukhari Muslim).
Dari hadis di atas dapat diketahui bahwa beribadah di bulan Ramadan sangat dianjurkan. Mengingat pahala yang didapatkan akan sangat besar. Tetapi sayang beribu sayang, sekarang masih banyak orang-orang yang enggan pergi melaksanakan salat sunah yang penuh gundukan pahala ini. Dengan mudahnya, mereka memberikan pahala yang seharusnya didapatkan dirinya malah direlakan untuk orang lain. Memang dunia ini indah, sehingga banyak oknum yang hanya berfoya-foya dan terpesona dengan keindahan dunia, sampai lupa kalau di bulan ini ada pahala yang mereka tinggalkan dan diberikan kepada orang-orang yang rajin beribadah dan menjemput pahala di bulan yang suci nan harum ini.
Pernah mendengar “Pahala Puasa Diambil Orang lain?” tulisan di atas itu adalah gambarannya. Kenapa disebut begitu? Karena pahala yang seharusnya dapat kita capai dan kita nikmati nanti di akhirat, malah hilang dan diambil oleh orang lain yang tentunya mereka lebih produktif dan istiqamah di bulan ini.
Tak hanya itu, bulan Ramadan tak jarang disebut bulannya Alquran. Tak heran pasti di bulan Ramadan sangat ramai sekali orang bertadarus di masjid dan musala untuk bisa mengkhatamkan Alquran. Tetapi, sangat disayangkan jika hanya menikmati dan menjadi pendengar bukan pembacanya. Sadarkah? Jika dirimu yang di sana pastilah kamu akan mendapatkan pahala karena kamu sudah membacakan ayat suci Alquran. Bahkan menariknya lagi, jika kita membacakan Alquran di bulan yang mulia ini maka pahalanya akan dilipatgandakan. Asalkan, niat kita lurus dan juga tulus untuk beribadah kepada Allah SWT.
Seharusnya kita menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, memperbaiki diri, dan menyucikan diri. Tidak ada kata terlambat, dirimu masih bisa mencegah “Pahala Puasamu Diambil Orang lain”. Mulai sekarang perbaiki diri, jangan perdulikan orang lain, karena jalan setiap orang pastilah berbeda. Jemputlah pahala sebanyak-banyaknya di bulan penuh makna ini, jangan lalai dan terbuai akan indahnya dunia, karena keindahan ini hanyalah sementara. Selama masih ada waktu, jadikan waktu itu produktif dan bermanfaat.
*) Penulis adalah mahasiswa IAIN Jember dan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan 2020.