SOLO, RADARJEMBER.ID- Meski terlahir sebagai tuna rungu namun Muhammad Ilham Choiri namun tidak berkecil hati namun tetap berkarya, bahkan remaja tersebut memiliki ketrampilan melukis diatas payung.Dengan menggunakan kuas, tangan Choiri terlihat lincah menghias payung berwarna biru polos.
Diana Ilmiyawati, guru seni budaya di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Kota Surakarta sekaligus pendamping mengatakan, tidak sedikit anak mengalami gangguan pendengaran namun memiliki potensi menggambar atau melukis. Hasil lukisan anak-anak tuna rungu tersebut bahkan dinilai lebih unik dan cantik, seperti karya Choiri sangat digemari oleh penggemar seni.
“Mereka saat mengerjakannya lebih telaten dan cermat, sehingga hasilnya lebih bagus dibandingkan hasil siswa normal. Bahkan karya bapak guru jika dibandingkan karya mereka masih kalah jauh, seperti hasil karya Choiri mampu mengubah penampilan payung menjadi lebih indah,” ujar Diana.
Semangat Choiri dan siswa tunarungu lainnya saat menggeluti bidang seni lukis patut dicontoh,. saat belajar melukis, Choiri dan siswa tunarungu lainnya terbiasa menyelesaikan lukisannya hanya dalam waktu singkat bukan berhari. Tantangan terberat saat mengajari dia, saat berusaha berkomunikasi dengan bahasa isyarat.
“Mengajari dia teknik melukis, menggores, ukuran dan memadukan warna, semua itu memakai bahasa isyarat. Namun, kesungguhan dan semangatnya jelas, tampak saat anak-anak tunarungu belajar melukis. Sehingga kepandaian melukis itu kelas bisa menjadi modal mereka untuk mandiri, meski mereka itu tuna rungu namun tidak ingin dikasihani,” ungkap Diana.
Kemampuan yang Ilham dan teamn-teamnya dapatkan merupakan buah dari hasil kerja keras mereka. Di sisi lain, meski anak-anak ini memiliki kekurangan fisik, namun mereka juga mempunyai kelebihan karena telah memaksimalkan potensi yang ada pada diri mereka dan tentulah hal ini sangat membanggakan.
“Kalau soal harga tentu lukisan ini jauh lebih mahal memang. Karena melukis diatas payung itu tidak gampang. Dilukis secara langsung dan menggunakan cat yang tidak mudah mengelupas warnanya juga sangat tajam. Satu payung bisa sampai Rp 500 ribu, namun harga tidak terlalu dipermasalahkan oleh pengagum seni,” pungkas Diana.(*)
Penulis: Winardyasto
Foto: Septian Refvinda/Radar Solo
Sumber Berita: Radar Solo