Kotabaru, RADARJEMBER.ID – Minat warga Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, terhadap transportasi laut antardesa mulai berkurang, hal itu dikatakan Anak Buah Kapal (ABK) Berkas Safaat 3, Masliansyah di Kotabaru, Ahad.
Sepanjang 2022 Sebanyak 203 Ton pisang Sulbar Dipasarkan ke Kaltim
“Penumpang sangat berkurang dua tahun terakhir ditambah akibat pandemi, tapi sekarang juga masih kurang walau pandemi sudah melandai,” katanya.
Masliansyah menuturkan penumpang dari Ibu Kota Kotabaru menuju Tanjung Semalantakan, Desa Rampa hingga ke Bakau mulai sepi akibat tergerus transportasi darat.
Menurut dia, dua tahun terakhir mengalami penurunan penumpang akibat masyarakat yang melakukan perjalanan menggunakan angkutan kapal berkurang.
“Sebelum pandemi biasa kami membawa penumpang sampai 200 orang, ini tadi kami membawa cuman 26 orang,” ujarnya.
Dia menduga penurunan jumlah penumpang diakibatkan sebagian masyarakat enggan menggunakan transportasi air dan lebih memilih menempuh jalur darat.
“Ini berimbas pada biaya operasional yang kami keluarkan tidak sebanding dengan pendapatan,” tutur Masliansyah.
Menurut Masliansyah, perjalanan dari Ibu Kota Kotabaru menuju Bakau Kecamatan Pamukan Utara dapat ditempuh kurang lebih selama 24 jam dengan kapal kayu bermesin ganda dengan tarif Rp55.000 untuk sekali jalan.
“Langganan kami sekarang hanya para pedagang dan sebagian masyarakat yang ingin berbelanja ke Kabupaten Kotabaru,” pungkas Masliansyah
Sementara itu, Kepala Desa Bakau, Rifki Hamdani, menuturkan sebagian masyarakat enggan pergi ke Ibu Kota Kotabaru karena jarak tempuh terlalu jauh.
“Sekarang masyarakat lebih memilih berbelanja kebutuhan pokok ke Grogot ( Kaltim), karena jaraknya lebih dekat,” ungkap Rifki Hamdani.
Dia menuturkan perjalanan ke Kabupaten Grogot ditempuh dengan jalur darat kurang lebih tiga jam atau jarak tempuh 93 kilometer maka akan lebih ekonomis. (*)
Foto : FOTO ANTARA/Herry Murdy Hermawan/Koz/Spt/11
Sumber : Antara