24.4 C
Jember
Thursday, 1 June 2023

Cuaca Ekstem Tandai Musim Peralihan

Mobile_AP_Rectangle 1

Jakarta, RADARJEMBER.ID – Bencana hidrometeorologi basah yang terjadi di Indonesia pada akhir-akhir ini, dikatakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terjadi dengan maupun tanpa hujan.

BACA JUGA : Saat Cari Ikan Warga Desa Loram Temukan Anak Buaya

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam disaster briefing yang diikuti daring di Jakarta, Selasa, mengatakan hal itu menjadi pertanda musim peralihan dengan adanya cuaca ekstrem, sehingga faktor tersebut mempengaruhi frekuensi kejadian bencana mingguan yang sudah mulai tampak surut pada 20-27 Maret 2023.

Mobile_AP_Rectangle 2

“Sebenarnya dari awal Maret lalu frekuensi kejadian bencana mingguan kita sudah agak turun. Jadi kalau misalkan di puncak musim hujan di Januari, Februari itu frekuensi kejadian bencana kita ada di 60-70 kejadian per minggu, dan sekarang kita udah di 47 kejadian,” katanya.

- Advertisement -

Jakarta, RADARJEMBER.ID – Bencana hidrometeorologi basah yang terjadi di Indonesia pada akhir-akhir ini, dikatakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terjadi dengan maupun tanpa hujan.

BACA JUGA : Saat Cari Ikan Warga Desa Loram Temukan Anak Buaya

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam disaster briefing yang diikuti daring di Jakarta, Selasa, mengatakan hal itu menjadi pertanda musim peralihan dengan adanya cuaca ekstrem, sehingga faktor tersebut mempengaruhi frekuensi kejadian bencana mingguan yang sudah mulai tampak surut pada 20-27 Maret 2023.

“Sebenarnya dari awal Maret lalu frekuensi kejadian bencana mingguan kita sudah agak turun. Jadi kalau misalkan di puncak musim hujan di Januari, Februari itu frekuensi kejadian bencana kita ada di 60-70 kejadian per minggu, dan sekarang kita udah di 47 kejadian,” katanya.

Jakarta, RADARJEMBER.ID – Bencana hidrometeorologi basah yang terjadi di Indonesia pada akhir-akhir ini, dikatakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terjadi dengan maupun tanpa hujan.

BACA JUGA : Saat Cari Ikan Warga Desa Loram Temukan Anak Buaya

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam disaster briefing yang diikuti daring di Jakarta, Selasa, mengatakan hal itu menjadi pertanda musim peralihan dengan adanya cuaca ekstrem, sehingga faktor tersebut mempengaruhi frekuensi kejadian bencana mingguan yang sudah mulai tampak surut pada 20-27 Maret 2023.

“Sebenarnya dari awal Maret lalu frekuensi kejadian bencana mingguan kita sudah agak turun. Jadi kalau misalkan di puncak musim hujan di Januari, Februari itu frekuensi kejadian bencana kita ada di 60-70 kejadian per minggu, dan sekarang kita udah di 47 kejadian,” katanya.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca