Mobile_AP_Rectangle 1
JAKARTA, RADARJEMBER.ID- Makanan satu ini memang dikenal luas dan hampir semua orang Indonesia pernah mencicipi, gado-gado memang sangat difavoritkan oleh orang dari semua kalangan. Di dalam makanan legendaris tersebut, selain sayuran kerap kali dihidangkan dengan tambahan telur rebus.Lebih unik lagi, jika dihidangkan tanpa telur maka namanya berubah bukan gado-gado lagi namun demikian makanan tersebut selalu bikin orang ketagihan.
Seperti di Jawa Tengah dan Yogyakarta disebut lotek, sedangkan di bumi Pasundan Jawa Barat orang bilang karedok.Jika sayuran diganti kecambah atau tauge, orang Jakarta menamakan makanan tersebut ketoprak.Sementara di Jawa Timur, bila ditambah daging sapi di bagian mulut disebut rujak cingur.Bahkan untuk satu porsi rujak cingur harga lebih mahal, ketimbang tanpa disertai cingur.
Alie Humaedi, profesi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membidangi kebudayaan menerangkan, sesuai taksonomi atau ilmu pengelompokan, gado-gado, lotek, ketoprak, karedok dan lain-lain termasuk satu kelompok atau satu rumpun. Kendati terdapat beragam penamaan di setiap daerah, namun penggunaan bumbu kacang atau sambal kacang tidak pernah ditinggalkan dan dituangkan diatas sayuran.
Mobile_AP_Rectangle 2
“Bila kita cermati keberadaan gado-gado ini cukup unik sekali, bila di tambah bahan maka bukan gado-gado lagi sebutannya.Dari komposisi gado-gado jelas makanan tersebut telah memenuhi standar kesehatan, jadi tidak sekedar mengenyangkan perut namun usai menikmati makanan tersebut tubuh menjadi sehat.Selain itu harga gado-gado sendiri relatif terjangkau dan mudah didapatkan, mulai dari warung kali lima hingga restoran.”kata Ali.
Pakar Kebudayaan itu menambahkan, meruntut dari sejarahnya kapan gado-gado dan sejenisnya itu mulai ada, semua orang, menjawab tidak tahu dan bisa jadi merupakan tradisi lisan dan terus berkembang di masyarakat.Namun demikian meski gado-gado tersebut termasuk makanan jadul namun bisa bertahan menghindari kepunahan.Selain bisa dibeli di warung atau restoran sekalipun, makanan tersebut bisa dibikin sendiri di rumah.(*)
Penulis:Winardyasto
Foto:Salman Toyibi/Jawa Pos
Sumber Berita: JawaPos.com
- Advertisement -
JAKARTA, RADARJEMBER.ID- Makanan satu ini memang dikenal luas dan hampir semua orang Indonesia pernah mencicipi, gado-gado memang sangat difavoritkan oleh orang dari semua kalangan. Di dalam makanan legendaris tersebut, selain sayuran kerap kali dihidangkan dengan tambahan telur rebus.Lebih unik lagi, jika dihidangkan tanpa telur maka namanya berubah bukan gado-gado lagi namun demikian makanan tersebut selalu bikin orang ketagihan.
Seperti di Jawa Tengah dan Yogyakarta disebut lotek, sedangkan di bumi Pasundan Jawa Barat orang bilang karedok.Jika sayuran diganti kecambah atau tauge, orang Jakarta menamakan makanan tersebut ketoprak.Sementara di Jawa Timur, bila ditambah daging sapi di bagian mulut disebut rujak cingur.Bahkan untuk satu porsi rujak cingur harga lebih mahal, ketimbang tanpa disertai cingur.
Alie Humaedi, profesi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membidangi kebudayaan menerangkan, sesuai taksonomi atau ilmu pengelompokan, gado-gado, lotek, ketoprak, karedok dan lain-lain termasuk satu kelompok atau satu rumpun. Kendati terdapat beragam penamaan di setiap daerah, namun penggunaan bumbu kacang atau sambal kacang tidak pernah ditinggalkan dan dituangkan diatas sayuran.
“Bila kita cermati keberadaan gado-gado ini cukup unik sekali, bila di tambah bahan maka bukan gado-gado lagi sebutannya.Dari komposisi gado-gado jelas makanan tersebut telah memenuhi standar kesehatan, jadi tidak sekedar mengenyangkan perut namun usai menikmati makanan tersebut tubuh menjadi sehat.Selain itu harga gado-gado sendiri relatif terjangkau dan mudah didapatkan, mulai dari warung kali lima hingga restoran.”kata Ali.
Pakar Kebudayaan itu menambahkan, meruntut dari sejarahnya kapan gado-gado dan sejenisnya itu mulai ada, semua orang, menjawab tidak tahu dan bisa jadi merupakan tradisi lisan dan terus berkembang di masyarakat.Namun demikian meski gado-gado tersebut termasuk makanan jadul namun bisa bertahan menghindari kepunahan.Selain bisa dibeli di warung atau restoran sekalipun, makanan tersebut bisa dibikin sendiri di rumah.(*)
Penulis:Winardyasto
Foto:Salman Toyibi/Jawa Pos
Sumber Berita: JawaPos.com
JAKARTA, RADARJEMBER.ID- Makanan satu ini memang dikenal luas dan hampir semua orang Indonesia pernah mencicipi, gado-gado memang sangat difavoritkan oleh orang dari semua kalangan. Di dalam makanan legendaris tersebut, selain sayuran kerap kali dihidangkan dengan tambahan telur rebus.Lebih unik lagi, jika dihidangkan tanpa telur maka namanya berubah bukan gado-gado lagi namun demikian makanan tersebut selalu bikin orang ketagihan.
Seperti di Jawa Tengah dan Yogyakarta disebut lotek, sedangkan di bumi Pasundan Jawa Barat orang bilang karedok.Jika sayuran diganti kecambah atau tauge, orang Jakarta menamakan makanan tersebut ketoprak.Sementara di Jawa Timur, bila ditambah daging sapi di bagian mulut disebut rujak cingur.Bahkan untuk satu porsi rujak cingur harga lebih mahal, ketimbang tanpa disertai cingur.
Alie Humaedi, profesi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membidangi kebudayaan menerangkan, sesuai taksonomi atau ilmu pengelompokan, gado-gado, lotek, ketoprak, karedok dan lain-lain termasuk satu kelompok atau satu rumpun. Kendati terdapat beragam penamaan di setiap daerah, namun penggunaan bumbu kacang atau sambal kacang tidak pernah ditinggalkan dan dituangkan diatas sayuran.
“Bila kita cermati keberadaan gado-gado ini cukup unik sekali, bila di tambah bahan maka bukan gado-gado lagi sebutannya.Dari komposisi gado-gado jelas makanan tersebut telah memenuhi standar kesehatan, jadi tidak sekedar mengenyangkan perut namun usai menikmati makanan tersebut tubuh menjadi sehat.Selain itu harga gado-gado sendiri relatif terjangkau dan mudah didapatkan, mulai dari warung kali lima hingga restoran.”kata Ali.
Pakar Kebudayaan itu menambahkan, meruntut dari sejarahnya kapan gado-gado dan sejenisnya itu mulai ada, semua orang, menjawab tidak tahu dan bisa jadi merupakan tradisi lisan dan terus berkembang di masyarakat.Namun demikian meski gado-gado tersebut termasuk makanan jadul namun bisa bertahan menghindari kepunahan.Selain bisa dibeli di warung atau restoran sekalipun, makanan tersebut bisa dibikin sendiri di rumah.(*)
Penulis:Winardyasto
Foto:Salman Toyibi/Jawa Pos
Sumber Berita: JawaPos.com